Lebarkan Sayap, AP II Tertarik Kelola Bandara di Kawasan ASEAN

ilustrasi
Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin | Dok. Angkasa Pura II

PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II, berupaya untuk melebarkan sayapnya ke kawasan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor kebandarudaraan ini, cukup tertarik dan berminat untuk mengelola bandara di kawasan ASEAN.

“Kita sedang membidik bandara di kawasan ASEAN yang sedang membuka diri untuk pengembangan,” ujar Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin, seperti dikutip Kontan.co.id, Senin (17/12/2018).

Saat ini, AP II tengah mengikuti tender Bandara Clark Filipina. Proses tender masih berlangsung dan AP II masih menunggu pemenang tender tersebut.

Awaluddin menjelaskan, pengumuman tender tersebut dijadwalkan sebelum natal. Tidak hanya Filipina, AP II juga tengah bersiap untuk mengikuti tender bandara di Thailand.

“Kita juga sedang ikut tender yang lain juga, Thailand sedang buka, kita tahap persiapan,” terang Awaluddin.

Awaluddin menegaskan, ekspansi bandara di luar Indonesia bisa menguntungkan, pasalnya AP II dapat memilih bandara untuk investasi. Hal itu melihat dari prospek bandara, rencana bisnis, dan tingkat permintaan bandara tersebut. Kemampuan memilih tersebut berbeda dengan pengelolaan bandara dalam negeri yang merupakan penugasan Pemerintah.

Dalam keterangannya yang dilansir Tempo.co, Senin (17/12/2018), Awaluddin menerangkan, AP II akan terlibat pengelolaan dalam konsorsium yang berisi sejumlah perusahan-perusahaan lain untuk mengelola bandara di Filipina. Dalam konsorsium tersebut, terdapat pula perusahaan swasta asal Filipina dan grup maskapai penerbangan AirAsia.

Dalam konsorsium itu, AP II memiliki kepemilikan 35% dan harus menyetorkan dana sebesar Rp350 miliar. Sementara, investasi dari konsorsium ini di Bandara Clark maksimal adalah 40%. Sebab di aturan negara Filipina, investasi dalam negeri haruslah minimal 60%. Jika menang tender di Filipina, maka ini akan jadi ekspansi pertama dari AP II di pasar internasional.

Menurut Awaluddin, BUMN seperti Angkasa Pura II memang harus menjadi agen pertumbuhan sekaligus bisa berekspansi ke luar negeri. “Jadi kami ingin buktikan kalau BUMN tidak jago kandang saja,” tandasnya.(DD)