Bergeraknya proyek-proyek infrastruktur serta mulai membaiknya sektor properti, membuat aroma bisnis kontruksi di tahun ini semakin seksi. Apalagi upaya pemerintah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur, tentu membawa berkah tersendiri bagi emiten konstruksi.
Hal ini pula yang dialami PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) dengan performance kinerja keuangan yang solid tahun lalu bakal mendongkrak kinerja keuangan tahun ini. Sepanjang tahun 2015, manajemen PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 2,266 triliun. Pencapaian pendapatan perseroan tersebut, meningkat 7,6% dari Rp 2,106 triliun pada tahun 2014. Manajemen perseroan berhasil mendorong pendapatan di tengah persaingan bisnis jasa konstruksi yang cukup ketat tahun lalu. Perlambatan ekonomi nasional tidak berimbas terhadap kinerja 2015 TOTL.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2015 yang diumumkan, Senin (28/3) terungkap, laba kotor TOTL mencapai Rp 342,32 miliar, tumbuh sekitar 11,24% dibandingkan laba kotor TOTL sebesar Rp 307,63 miliar pada 2014.
Dari pendapatan usaha sebesar Rp2,266 triliun, perusahaan jasa konstruksi beraset Rp2,85 triliun pada 2015 itu membukukan laba sebesar Rp191,398 mliar (Rp56,13 per saham), naik sekitar 15,77%, dari Rp165,328 miliar (Rp 48,48 per saham) pada 2014.
Menurut data Bursa Efek Indonesia, Senin (28/3), hingga pukul 11.03 WIB, harga saham TOTL tercatat sebesar Rp 680, naik Rp 5dari harga penutupan Kamis (24/3) sebesar Rp 675 per unit. Sepanjang perdagangan periode 30 Desember 2015 sampai dengan 24 Maret 2016, harga saham TOTL naik 9,76%, yaitu dari Rp 615 menjadi Rp 675 per unit.
Minat beli investor terhadap saham TOTL cukup baik setidaknya hingga perdagangan tahun ini. Pelaku pasar aktif mengakumulasi saham emiten jasa kontruksi tersebut. Adapun jumlah volume saham TOTL yang berhasil diperjualbelikan investor hingga pukul 11.03 WIB mencapai 30.100 lot dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,067 miliar.
Sementara itu, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta (29/3), tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,6 triliun. Angka ini meningkat 13,04 persen dari target pendapatan yang dibidiknya tahun 2015. Perseroan mengharapkan target tersebut bisa dipenuhi dari kombinasi proyek gedung dan proyek infrastruktur.
“Proyek swata masih akan mendominasi portofolio perseoan,” kata Direktur Total Bangun Persada Janti Komadjaja.
Menurutnya pula, selama ini pekerjaan yang dikantonginya memang mayoritas berasal dari pihak swasta. Sampai akhir September 2015, dari pendapatan sebesar Rp 1,62 triliun, pihak swasta mendominasi hingga 95 persen sedangkan dari pemerintah hanya menyumbang 5 persen. Sedangkan laba bersih dibidik pada angka Rp 210 miliar. Nilai ini meningkat dari target laba bersih di tahun 2015 sebesar Rp 190 miliar. Sampai akhir kuartal III laba bersih baru dicapai sekitar Rp 150 miliar.
Sementara untuk belanja modal tahun 2016 dianggarkan sebesar Rp 150 miliar. Anggaran belanja modal ini meningkat dari tahun 2015 sebesar Rp 100 miliar. Dana tersebut rencananya akan dipergunakan untuk merenovasi gedung, membeli peralatan proyek, peralatan IT dan software.
Sebelumnya, tempo.co pernah melansir bahwa order emiten kontruksi yang satu ini hingga akhir tahun 2016 telah penuh. Mengutip pernyataan Presiden Direktur PT Total Bangun Persada Tbk Janti Komadjaja mengatakan hingga akhir ini perusahaannya telah menutup order atau pesanan proyek, karena kuota yang tersedia sudah penuh.
"Kami tidak enak kalau ada yang mau order minta dibuatkan bangunan bertanya slot masih ada apa tidak, karena kuota untuk tahun depan sudah penuh," katanya.