PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,8 triliun di kuartal pertama 2016. Perolehan tersebut mengalami penurunan hingga 25,7% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 5,13 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan, penurunan laba bersih terutama disebabkan meningkatnya tambahan biaya pencadangan kredit perseroan (provisi) hingga 198,61% jadi Rp 4,31 triliun seiring meningkatnya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross perseroan dari 1,81% menjadi 2,89%.
Selain itu, menurutnya, penurunan tersebut juga disebabkan karena efek dari perlambatan ekonomi yang masih terasa hingga awal tahun ini. "Perlambatan ekonomi ini dampaknya terhadap perbankan tidak sekaligus tetapi secara bertahap, sehingga sampai kuartal pertama ini masih terasa eksesnya," ujar Kartika, di Jakarta, Senin (16/5/2016).
Meski demikian, Bank Mandiri masih berhasil mencatatkan laba operasional sebesar Rp 9,7 triliun hingga akhir Maret 2016 atau tumbuh 15,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 8,3 triliun.
Disampaikannya, kenaikan laba operasional tersebut ditopang oleh pertumbuhan operating income yang meningkat Rp 2,4 triliun atau tumbuh 16,3% menjadi Rp 17,2 triliun. Di mana pertumbuhan tersebut bersumber dari kenaikan pendapatan bunga bersih dan premi bersih sebesar 19,1% menjadi Rp 13,0 triliun dan peningkatan fee based income yang juga tumbuh 8,0% menjadi Rp 4,2 triliun.
"Ini membuktikan Bank Mandiri masih tetap dapat mengelola produktivitas aset, liabilitas, dan bisnis transaksionalnya dengan baik, di tengah tantangan perlambatan kondisi ekonomi domestik dan internasional serta inisiatif untuk menurunkan suku bunga menuju single digit secara bertahap," paparnya.
Untuk memastikan perseroannya tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan, Bank Mandiri telah melakukan berbagai langkah antisipasi, seperti dengan membentuk unit special asset management agar dapat menyelesaikan kredit bermasalah dengan lebih fokus, cepat dan tuntas.
Selain itu, lanjut dia, perseroan telah mempertajam early warning system dan portfolio selection untuk setiap segmen dan sub-segmen yang spesifik, juga melakukan penataan ulang dan pemantauan yang lebih disiplin terhadap pengelolaan portofolio kredit perseroan, baik secara sektoral, segmen maupun geografi.
"Untuk memperkuat struktur asset produktif yang lebih solid, kami juga telah membentuk pencadangan. Kami optimis dengan langkah-langkah yang kami lakukan, Bank Mandiri secara konsisten dapat terus memperkuat pondasi struktur keuangannya," pungkas Kartika.
(AR)