PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengumumkan pengalokasian belanja modal (capex) hingga Maret 2016 ini banyak digunakan untuk pengembangan information technology (IT) di bandingkan belanja non IT, meski secara keseluruhan target belanja non IT lebih besar.
Sekretaris Perusahaan Bank BRI, Hari Siaga Amijarso menuturkan, belanja modal yang sudah dibelanjakan hingga Maret lalu sebesar Rp 511 miliar atau 11,20% dari total anggaran capex 2016 yang berjumlah Rp 4,56 triliun. "Dari Rp 511 miliar tersebut sejumlah Rp 356 miliar sudah terealisasi untuk pengembangan IT dan sisanya Rp 155 miliar untuk keperluan non IT," ujar Hari, di Jakarta, Kamis (12/5/2016).
Lebih lanjut diterangkannya, BRI saat ini banyak mengalokasikan belanja modal IT untuk meningkatkan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan di seluruh kantor cabang perusahaan. Tapi target sebenarnya, menurut Hari, dari Rp 4,56 triliun yang dianggarkan tahun ini, belanja modal non IT akan lebih besar dari modal belanja IT.
"Rencananya Rp 4,56 triliun akan digunakan untuk belanja modal IT sebesar Rp 2,19 triliun dan belanja modal non IT sebesar Rp 2,37 triliun sepanjang tahun 2016," paparnya.
Namun Hari mengakui, penyerapan belanja modal yang baru mencapai 11,2% dari seluruh anggaran yang disiapkan disebabkan kebutuhan yang memang belum besar di awal tahun atau di kuartal I ini.
“Realisasi belanja modal belum maksimal karena proyek-proyek masih on process, dan diprediksi sebagian besar penggunaannya bakal terealisir di akhir triwulan III dan IV,” imbuh Hari.
Lalu rencananya, tahun ini BRI akan menambah serta mengembangkan jaringan e-channel dan jaringan kerja bisnis mikro. Di mana untuk jaringan e-channel, perseroan berencana untuk menambah ATM sebanyak 1.500 unit, EDC 70 ribu unit dan mesin CDM 1.000 unit.
Sedangkan untuk jaringan kerja bisnis mikro, BRI akan melakukan peningkatan layanan fisik dan pembukaan unit kerja baru di bidang mikro, seperti penambahan unit kerja Teras BRI, Teras BRI mobile dan teras BRI kapal.
(AR)