Di minggu pertama bulan Februari, tiga perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan menyatakan kesiapannya untuk bergabung dalam Holding BUMN Infrastruktur. Tahun ini Pemerintah melalui Kementerian BUMN menargetkan untuk membentuk 16 holding untuk meningkatkan kinerja perusahaan BUMN.
Seperti Holding BUMN Pertambangan yang pada minggu pertama Februari ini, mengumumkan kesuksesannya dalam meraup laba cukup tinggi di tahun 2018. Sementara itu, BUMN lainnya pun merilis raihan kinerja mereka untuk tahun buku 2018, dan mentakan optimismenya di tahun 2019 ini.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk: Gelar RUPSLB, Jasa Marga Siap Menuju Holding BUMN Infrastruktur
Jasa Marga (JSMR) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan berdasarkan permintaan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna melalui Surat Menteri BUMN RI No. S-827/MBU/12/2018 tanggal 13 Desember 2018 perihal Permintaan Pelaksanaan RUPSLB dengan agenda Perubahan Anggaran Dasar (AD).
Perubahan Anggaran Dasar dilakukan sehubungan dengan rencana pembentukan Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sektor Infrastruktur, di mana Negara Republik Indonesia akan mengalihkan seluruh saham Seri B milik Negara Republik Indonesia di Perseroan menjadi setoran modal pada PT Hutama Karya (Persero).
Namun, meskipun Pemerintah akan melakukan pengalihan saham dari Jasa Marga sebagai tambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia di Hutama Karya, Pemerintah akan tetap memiliki pengendalian baik langsung maupun tidak langsung di Jasa Marga.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk: Setuju Lepas Status Persero, Waskita Karya Siap Melebur dalam Holding BUMN Infrastruktur
Waskita Karya (WSKT) secara resmi menyatakan kesiapannya untuk melebur dalam Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Infrastruktur. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Jumat, 1 Februari 2019.
Lewat keputusan ini artinya Waskita Karya setuju untuk melepas status Persero (perusahaan plat merahnya). Sebagai gantinya, saham Perseroan yang dimiliki Pemerintah dialihkan kepada PT Hutama Karya (Persero).
Pengalihan saham tersebut mulai berlaku jika Peraturan Pemerintah (PP) Holding BUMN Infrastruktur resmi dikeluarkan oleh Pemerintah. Adapun status PP itu sendiri saat ini sedang dalam proses di Sekretariat Negara (Setneg).
PT Adhi Karya (Persero) Tbk: Direstui Pemegang Saham, ADHI Karya Siap Gabung Holding BUMN lnfrastruktur
ADHI Karya (ADHI), baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), terkait perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan dengan rencana pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor lnfrastruktur.
Dengan adanya RUPSLB ini, maka nantinya seluruh saham seri B milik negara yang ada pada ADHI, akan menjadi setoran modal pada PT Hutama Karya (Persero). Pengalihan kepemilikan saham tersebut merupakan tindakan Pemerintah, yang akan dituangkan dalam suatu Peraturan Pemerintah (PP).
Dengan demikian, nantinya ADHI akan berubah menjadi anak perusahaan BUMN, sebagaimana dimaksud dalam PP No.72/2016 perihal Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No.44/2005, tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada BUMN dan Perseroan Terbatas.
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero): Inalum Mencatatkan Laba Holding BUMN Pertambangan Capai Rp8 Triliun di 2018
Inalum mencatatkan laba Holding BUMN Pertambangan sampai pada Desember 2018 mencapai lebih dari Rp8 triliun atau naik sekitar 30% dari periode yang sama tahun di sebelumnya. Dari segi pendapatan, tercatat juga meningkat 30%, yakni mencapai lebih dari Rp 60 triliun.
Sebelumnya, Perseroan mencatatkan aset Holding BUMN Pertambangan sampai pada Desember 2018 sebesar Rp162 triliun, naik 74% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp93,2 triliun. Besaran kas yang dibukukan oleh Holding BUMN Pertambangan juga tercatat naik 25% dibandingkan 2017, menjadi Rp23 triliun dari Rp18,3 triliun.
Induk perusahaan Holding BUMN Pertambangan ini juga mencatatkan aset Perseroan pada sepanjang tahun 2018 lalu melesat dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan aset seiring aksi Perseroan meningkatkan porsi saham pada PT Freeport Indonesia (PTFI) dari 9,36% menjadi 51,23%.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero): Capai 71,91 Juta, PLN Bukukan Kenaikan Jumlah Pelanggan Sebanyak 5,65%
PLN membukukan kenaikan jumlah pelanggan di tahun 2018, sebanyak 71,91 juta pelanggan atau tumbuh 5,65% dibanding 2017 yang berada di angka 68,08 juta. Penambahan jumlah pelanggan ini beriringan dengan program peningkatan rasio elektifikasi yang hingga tahun lalu sudah mencapai 98,30%.
PLN pun menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,96% dengan volume penjualan sebesar 251,1 TWh di 2019. Sedangkan, untuk asumsi harga batubara di 2019, dalam RKAP PLN di 2019, dicantumkan sebesar Rp 898,04 per kg, dan harga gas US$ 8,8 per MMBTU. Alokasi kas subsidi sebesar Rp57,1 triliun, dan harga jual rata-rata listrik Rp 1.126 per kWh.
Sebelumnya, PLN menargetkan penjualan listrik sebesar 245 TeraWatthour (TWh), naik 13 TWh dari realisasi penjualan listrik di 2018 yang tercatat sebesar 232 TWh. Adapun, di 2018, PLN mencatat penjualan listrik sepanjang 2018 realisasinya meleset dari taget, atau hanya sebesar 232 TWh atau tumbuh 5,15% atau di bawah target yang dipatok sebesar 7%.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk: Di Pameran IPEX, BTN Targetkan Raih Kredit Baru Rp6 Triliun
Bank BTN (BBTN) menargetkan kredit baru sebesar Rp6 triliun dalam pameran properti IPEX yang berlangsung pada tanggal 2-10 Februari 2019. Perseroan meyakini target itu bisa tercapai seiring permintaan properti yang terus tinggi kendati ada risiko ketidakpastian ekonomi global dan perhelatan Pilpres di tahun ini.
Sebagai informasi, setiap tahun Bank BTN menggelar 2 kali IPEX. Pada 2016 lalu, ijin prinsip KPR/KPA mencapai Rp8,3 triliun, dan pada tahun 2017 melejit menjadi Rp12,8 triliun, sementara tahun lalu, ketika suku bunga kredit merangkak naik, ajang IPEX masih mencatatkan persetujuan ijin prinsip untuk total KPR/KPA senilai Rp18,4 triliun.
Sementara itu, BTN lebih konservatif dalam memasang target penyaluran kredit kepemilikan rumah atau apartemen (KPR/KPA) tahun ini. Pasalnya, bank pelat merah ini masih mengantisipasi kondisi tahun politik dan faktor dari global.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: Mandiri Salurkan Kredit Infrastruktur Rp15,9 Triliun di Sepanjang 2018
Bank Mandiri (BMRI) ikut serta dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol yang saat ini tengah menjadi fokus Pemerintah. Perseroan terus berkomitmen untuk mendukung pembangunan infrastruktur lewat pemberian kredit.
Sepanjang 2018 ini saja, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp15,9 triliun, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp8,4 triliun. Dari penyaluran kredit tersebut penyaluran kredit terbesar adalah untuk pembangunan ruas tol di Trans Jawa. Adapun besarannya sekitar 60-70% sementara sisanya adalah ruas tol Trans Sumatera dan hingga tol di Kalimantan seperti Balikpapan- Samarinda.
Sementara, saat ini Perseroan berencana untuk mengucurkan kredit mencapai Rp1 triliun kepada debitur yang akan digunakan untuk pembebasan lahan proyek Tol Probolinggo-Banyuwangi. Rencananya, kredit akan dikucurkan secara sindikasi bersama empat bank lain.
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk: Semen Baturaja Siapkan Rp800 Miliar untuk Ekspansi 2019
Semen Baturaja (SMBR) berupaya meningkatkan kinerja dengan menyiapkan sejumlah ekspansi pada tahun 2019, dengan menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp800 miliar yang bersumber dari pendanaan internal dan dari pinjaman perbankan.
Dikatakan, sebesar 80% dari belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan Perseroan di bidang operasi, distribusi maupun pengembangan bisnis ke depannya seperti investasi untuk akuisisi tambang batu kapur, terminal station Jambi dan pengembangan anak usaha.
Sedangkan sisa 20% merupakan belanja rutin untuk menunjang kegiatan operasional Perusahaan. SMBR optimistis membukukan peningkatan kinerja baik dari sisi operasional maupun keuangan. Hal ini bercermin dari kinerja operasional dan keuangan pada tahun 2018 yang mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
PT Waskita Beton Precast Tbk: Waskita Beton Precast Bidik Laba Bersih Rp1,31 Triliun
Waskita Beton Precast (WSBP) menargetkan peningkatan kinerja, dengan membidik kenaikan laba bersih, pendapatan, hingga peningkatan nilai kontrak. Perseroan menargetkan peningkatan laba bersih sekitar 19% menjadi Rp1,31 triliun di 2019.
Perseroan juga menargetkan nilai kontrak baru 2019 sebesar Rp10,39 triliun, baik dari proyek internal maupun eksternal. Selain itu, Perseroan pun optimistis pendapatan 2019 mencapai Rp9,37 triliun dan laba bersih Rp1,31 triliun. Adapun anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini sebesar Rp922,96 miliar.
Sebagai informasi, tahun lalu, nilai kontrak baru WSBP mencapai Rp6,66 triliun. Adapun total kontrak yang dikelola (order book) senilai Rp17,34 triliun, termasuk kontrak bawaan (carry over) tahun 2017 sebesar Rp10,68 triliun.
PT Pertamina (Persero): Tahun Ini, Pertamina Bakal Dirikan 39 BBM Satu Harga
Pertamina menargetkan pendirian 39 Lembaga Penyalur BBM Satu Harga di tahun ini, untuk wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) yang sulit dijangkau karena keterbatasan infrastruktur.
Untuk wilayah Sulawesi, khususnya Sulawesi Tengah (Sulteng), tahun ini akan dibangun tiga lokasi BBM Satu Harga. Sehingga total akan terdapat enam lokasi BBM Satu Harga di wilayah Sulteng.
Selama tahun 2018, Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII telah menuntaskan 100 persen target BBM Satu Harga yang di amanahkan Pemerintah yakni sembilan lokasi di Sulawesi. Sebanyak tiga titik berlokasi di Provinsi Sulteng, satu lokasi di Sulawesi Tenggara (Sultra), satu di Gorontalo, serta empat di Sulawesi Utara (Sulut).(DD)