Korporasi Sepekan: Inalum Raih Pendanaan US$4 Miliar, Garuda Indonesia Kantongi Pendapatan Usaha US$3,21 Miliar

ilustrasi
Inalum resmi mengambil alih saham Freeport | Dok. Inalum

Masuk minggu keempat di bulan November, terdapat beberapa aksi korporasi dalam menggalang dana serta laporan atas raihan kinerja positif yang dibukukan beberapa perusahaan pada kuartal III/2018.

Riahan dana segar dan laporan kinerja positif pada kuartal III/2018 dibanding periode sama pada tahun sebelumnya, menggambarkan optimisme perusahaan dalam menjalankan bisnis mereka.    

PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero): Inalum Kantongi Dana Rp58 Triliun dari Penerbitan Global Bond

Inalum telah mengantongi dana USD4 miliar atau Rp58 triliun (Rp14.600 per USD) yang di dapat dari hasil penerbitan global bond. Obligasi tersebut terbagi menjadi empat bagian berdasarkan masa jatuh temponya.

Yakni, USD1 miliar dengan kupon 5,23% jatuh tempo pada 2021, USD1,25 miliar dengan kupon 5,71% jatuh tempo pada 2023, USD1 miliar dengan kupon 6,53% jatuh tempo pada 2028, dan USD750 juta dengan kupon 6,757% jatuh tempo pada 2048.

Dengan demikian, saat ini Perseroan telah memiliki modal untuk menambah porsi kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia. Dananya digunakan untuk membeli saham Freeport dan sisanya untuk refinancing utang anggota holding. Secara detail, dana yang akan digunakan untuk akuisisi Freeport senilai USD3,85 miliar. Rencananya, pembayaran tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk: Meningkat 3,22%, Garuda Indonesia Kantongi Pendapatan US$3,21 Miliar

Garuda Indonesia (GIAA) berhasil mengantongi pendapatan usaha sebesar US$3,21 miliar pada kuartal III/2018, atau naik 3,22% dari periode sama tahun sebelumnya US$ 3,11 miliar.

Meningkatnya pendapatan usaha tersebut, berhasil menekan kerugian Perseroan yang turun menjadi US$114,08 juta setara Rp1,66 triliun (kurs Rp14.600 per dolar AS) pada kuartal ketiga tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu US$222,03 juta atau setara Rp3,24 trilun.

Kontribusi terbesar dari peningkatan pendapatan usaha Perseroan berasal dari penerbangan berjadwal sebesar US$2,56 miliar. Pendapatan usaha juga diperoleh dari penerbangan tidak berjadwal sebesar US$254,75 juta dan pendapatan lainnya sebesar US$397,96 juta. Sementara untuk penerbangan tak berjadwal tercatat turun tipis.

PT Pegadaian (persero): Hingga Oktober, Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp2,5 Triliun

Pegadaian menunjukkan kinerja positif di sisa tahun ini, dengan sukses mencatatkan pertumbuhan laba bersih di angka dua digit. Pegadaian berhasil membukukan laba bersih Rp2,5 triliun yang tercatat hingga Oktober 2018, atau naik 19% dari tahun lalu yang sebesar Rp2,1 triliun.

Perolehan tersebut hampir mendekati target laba tahun ini yaitu Rp2,7 triliun. Kenaikan laba tersebut diyakini berkat strategi Perseroan yang selalu inovatif dan konsisten mengembangkan bisnis pegadaian.

Beragam inovasi produk dan layanan ini menunjang naiknya kinerja Perseroan dengan menghasilkan pertumbuhan bisnis pegadaian atau outstanding loan sebesar 9,8% yang jumlahnya di atas rata-rata pertumbuhan industri pembiayaan yang 6,4%.

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero): Pelindo II Bukukan Laba Bersih Rp1,86 Triliun

Pelindo II/Indonesia Port Corporation (IPC), mencatatkan laba bersih pada kuartal III/2018 sebesar Rp1,86 triliun. Angka tersebut lebih tinggi 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun.

Pada kuartal ini, EBITDA IPC tercatat sebesar Rp3,217 triliun atau 44% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan realisasi biaya operasional terhadap pendapatan operasional sebesar 68% dari anggaran yang ditetapkan.

Performa IPC pun tercatat meningkat dari sisi kinerja operasional. Hal ini terlihat dari naiknya volume arus petikemas yang mencapai 5,58 juta TEUs. Jumlah itu tumbuh 12,16% lebih besar dibandingkan realisasi kuartal III/2017. Sedangkan arus non petikemas mencapai 42,78 juta ton atau naik 3,71% dari realisasi kuartal III/2017.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk: BRI Cabang Singapura Catat Kenaikan Pembiayaan Perdagangan Sebesar 64%

Bank BRI (BBRI) mencatat peningkatan pembiayaan perdagangan (trade finance) sebesar 64%. Peningkatan ini berhasil dibukukan oleh BRI Cabang Singapura selama Januari-Oktober 2018 yang tercatat melonjak menjadi Sin$440 juta dibanding total pembiayaan perdagangan per akhir Desember 2017.

Bahkan untuk tahun depan, BRI Cabang Singapura memproyeksikan pembiayaan perdagangan tetap tumbuh agresif menjadi lebih dari Sin$500 juta. Dalam operasionalnya, BRI Singapura memberikan layanan berupa kredit (loan financing), trade finance, treasury, dan jasa remitansi.

Walaupun BRI Singapura masih relatif baru, yakni berdiri tahun 2015, saat ini kinerjanya telah menunjukkan pertumbuhan yang positif. Aset produktif BRI Singapura terus berkembang. Per Oktober 2018, aset telah tumbuh sebesar 30,8%, pinjaman tumbuh 39,13%, dan surat berharga (securities) tumbuh 17,24% dibanding posisi Desember 2017. Dan yang cukup signifikan adalah trade finance, yang melonjak 63,91%.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero): Lampauai Target 2018, PLN Catatkan Pemenuhan Ratio Elektrifikasi Sebesar 98,05%

PLN berhasil mencatatkan Ratio Elektrifikasi kebutuhan energi listrik di seluruh Indonesia, dengan mencapai 98,05%. Angka ini sudah melampaui target yang ditetapkan Pemerintah pada tahun 2018 ini, yakni sebesar 97,5%.

Pemerintah akan terus memastikan pemenuhan kebutuhan listrik yang tersebar ke pelosok. Target Pemerintah tahun 2018 ini sebenarnya 97,5% dan target pada tahun 2019 sebesar 99,9%. Peningkatan pelayanan listrik kepada para pelanggan ini sejalan dengan visi-misi pembangunan sektor energi yang di usung Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla, yaitu Energi Berkeadilan.

PLN pun berhasil untuk bertahan dalam gejolak ekonomi global sepanjang tahun ini. PLN bisa melewati berbagai tantangan dengan baik dan sukses dengan melewati masa-masa sulit, melakukan berbagai challenge yang ditugaskan oleh Pemerintah. Dan sekarang, elektrifikasi meningkat pesat tahun 2018.

PT Adhi Commuter Properti: Anak Usaha ADHI Karya Kantongi Penjualan Apartemen LRT City Sebesar Rp245 Miliar

Anak usaha ADHI Karya (ADHI) yakni PT Adhi Commuter Properti (ACP) telah mengantongi penjualan Rp245 miliar dari pengembangan apartemen proyek LRT Jaticempaka Gateway Park sejak diluncurkan pada September 2017. Harga apartemen LRT City tersebut telah melejit lebih dari 30% dari peluncuran awal.

LRT City Gateway Park akan dibangun di lahan seluas 5,2 hektare (ha) yang akan terdiri dari lima lot apartemen 4.200 unit, satu lot komersial, dan 20 unit ruko. Proyek ini ditargetkan akan dikembangkan dalam waktu 10 tahun dengan target pendapatan Rp3,3 triliun untuk apartemen dan ruko.

Adapun Menara Accordion sebanyak 529 unit yang diluncurkan sejak September 2017 telah terjual 90% dan Menara Bandoneon sebanyak 362 unit baru dipasarkan 135 unit.

PT Pertamina EP: Anak Usaha Pertamina Bukukan Pencapaian Produksi Minyak Sebesar 103%

Anak usaha Pertamina, yakni PT Pertamina EP (PEP) melalui satu area operasi Migas Asset 2 Pendopo Field yang terletak di Kabupaten PALI-Sumatera Selatan, berhasil membukukan pencapaian positif dengan realisasi produksi minyak mencapai 2.685 BOPD atau 103% dari target yang ditetapkan sebesar 2.582 BOPD.

Pencapaian tersebut merupakan suatu prestasi karena dengan mengaktifkan sumur idle menjadi sumur produksi aktif, berhasil meningkatkan angka produksi Pendopo Field.

Pencapaian ini berhasil diraih salah satunya karena keberhasilan dalam melakukan reaktivasi pada salah satu lapangan minyak yang suspended/idle di wilayah kerja Pendopo Field melalui penerapan metode baru dalam evaluasi data-data subsurface. Sehingga dengan penerapan metode tersebut berhasil ditemukan potensi baru pada lapangan idle yang selama ini termarginalkan.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: Mandiri Kantongi Rp2,99 Triliun dari Penerbitan Obligasi Tahap III 2018

Bank Mandiri (BMRI) mengantongi penyerapan dana hasil penerbitan obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Tahap III tahun 2018 dengan hasil bersih sebesar Rp2,99 triliun. PUB I Bank Mandiri Tahap III Tahun 2018 ini, adalah bagian dari PUB I Bank Mandiri sebesar Rp14 triliun.

Seperti diketahui, pada 2016 dan 2017, Perseroan telah menerbitkan obligasi masing-masing sebesar Rp5 triliun dan Rp6 triliun melalui PUB I Bank Mandiri Tahap I dan Tahap II.

Dana hasil penawaran umum tersebut seluruhnya digunakan untuk penambahan pipeline kredit Perseroan hingga akhir 2018. Serapan dana secara blended untuk memperkuat struktur pendanaan bank, secara umum yang digunakan di seluruh segmen kredit. Untuk memenuhi kebutuhan likuditas berikutnya, Perseroan belum berencana untuk menerbitkan obligasi baru dalam waktu dekat.

PT Angkasa Pura II (Persero): AP II Kantongi Kucuran Kredit Investasi Rp1,5 Triliun

AP II mengantongi kucuran kredit investasi Rp1,5 triliun yang diraih melalui skema perjanjian kerjasama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Keduanya melakukan penandatanganan perjanjian kredit investasi dengan jangka waktu pinjaman selama 10 tahun, untuk meningkatkan pelayanan kebandarudaraan.

AP II menyambut baik terlaksananya penandatanganan perjanjian kerjasama ini, diharapkan dengan adanya fasilitas kredit dari PT SMI dapat memaksimalkan dan mempercepat pengembangan infrastruktur bandara-bandara yang dikelola oleh AP II

Dengan adanya penandatanganan perjanjian kredit ini, diharapkan dapat memudahkan pelaksanaan pembangunan infrastruktur di wilayah operasional Angkasa Pura II. Perseroan pun optimis, dapat mengembangkan bandara termasuk infrastruktur dan fasilitasnya untuk memaksimalkan pelayanan kepada pengguna jasa bandara.(DD)