Di minggu pertama bulan Oktober, beberapa perusahaan mencatatkan kinerja positif positif yang berhasil dibukukan hingga Agustus dan September 2018. Selain dari segi laba dan pendapatan yang berhasil di bukukan oleh perusahaan di sektor keuangan, beberapa perusahaan konstruksi pun memaparkan kinerja positif mereka terkait raihan kontrak baru yang telah dicapai.
Adapun salah satu perusahaan nasional di sektor penerbangan, kembali berhasil meraih prestasi ditingkat internasional. Terlebih dari segi pelayanan, maskapai penerbangan nasional ini, disejajarkan dengan maskapai penerbangan internasional.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk: Tertinggi, BRI Bukukan Laba Rp19,6 Triliun per Agustus 2018
BRI (BBRI) menjadi bank yang paling tertinggi dalam hal mencetak laba, terhitung hingga Agustus 2018. Hal ini ditunjukkan dengan realisasi laba bersih yang berhasil dibukukan sebesar Rp19,6 triliun naik 13,2% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu Rp17,3 triliun.
Realisasi laba bersih BRI berdasarakan laporan keuangan Agustus 2018 ini merupakan tertinggi dibandingkan bank besar lainnya. Naiknya laba bersih BRI ini didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik 5,14% yoy menjadi Rp49,3 triliun dari Rp46,9 triliun pada periode yang sama 2017.
Selain itu, biaya operasional selain bunga bersih BRI sampai Agustus 2018 juga turun 7,12% yoy menjadi Rp24 triliun dari Rp25,9 triliun. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) BRI tercatat naik 13% yoy sampai Agustus 2018. Pertumbuhan kredit BRI sampai Agustus 2018 sebesar 16% yoy menjadi Rp771 triliun dari Rp664 triliun.
PT Pegadaian (persero): Bukukan Pendapatan Rp7,540 Triliun, Pegadaian Kantongi Laba Bersih Rp1,843 Triliun
Pegadaian terus memperlihatkan kinerja positif hingga kuartal III/2018 ini, dengan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,843 triliun. Angka tersebut naik dari periode yang sama pada tahun lalu yakni sebesar Rp1,644 triliun atau tumbuh sebesar 12%.
Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh melonjaknya pendapatan sebesar Rp7,540 triliun, sementara beban usaha tercatat sebesar Rp5,018 triliun. Kinerja positif di kuartal III/2018 ini, membuktikan bahwa Perseroan masih dipercaya masyarakat, walaupun perusahaan gadai swasta terus berkembang.
Tahun ini, Pegadaian menargetkan bisa memiliki sebanyak 8.044 agen di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 3.000 agen gadai, 6.000 agen pemasaran, dan 2.044 sales force. Saat ini tercatat, sampai akhir Agustus 2018, jumlah agen yang sudah bergabung sebanyak 6.003 agen di seluruh Indonesia.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk: Hingga Agustus, WIKA Mencatatkan Raihan Kontrak Baru Sebesar Rp23,35 Triliun
WIKA mencatatkan perolehan kontrak baru hingga Agustus 2018, sebesar Rp23,35 triliun atau meningkat Rp2,12 triliun jika dibandingkan dengan bulan Juli 2018 sebesar Rp21,33 triliun. Perolehan kontrak itu mencapai 40,35% dari target yang ditetapkan Perseroan sebesar Rp58,11 triliun.
Perseroan pun masih yakin akan menembus target kontrak yang dipatok, dimana potensi hingga akhir tahun masih tinggi. Untuk potensi kontrak baru WIKA hingga akhir tahun 2018, masih akan sesuai dengan target kontrak baru Perseroan tahun ini yakni sebesar Rp58,11 triliun.
Sementara itu, anak usaha WIKA, yakni PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) akan menggenjot perolehan kontrak baru pada Oktober 2018 untuk mengejar target kontrak baru Rp7,56 triliun pada tahun ini. Total yang sudah diperoleh sampai dengan September 2018 senilai Rp5,04 triliun.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk: Waskita Karya Bukukan Perolehan Kontrak Baru Rp9,2 Triliun
Waskita Karya (WSKT) membukukan perolehan kontrak baru Rp9,2 triliun secara year to date (ytd) dari bulan Januari hingga Agustus 2018 atau naik 2,22%.
Kenaikan tersebut tercatat sekitar Rp200 miliar dari bulan Juli 2018 yang sebesar Rp9 triliun. Perseroan sendiri menargetkan raihan kontrak baru sepanjang tahun 2018 sebesar Rp50 triliun hingga Rp55 triliun.
Sementara itu, Waskita Karya juga berhasil mengantongi Rp1,7 triliun dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap III Tahun 2018. Perseroan resmi mencatatkan Obligasi tersebut di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada, Senin (1/10/2018). Surat utang tersebut terdiri atas Seri A dan Seri B dengan jumlah pokok Rp1,7 triliun.
PT Waskita Beton Precast Tbk: Per September, Waskita Beton Precast Bukukan Raihan Kontrak Baru Sebesar Rp4,3 Triliun
Waskita Beton Precast (WSBP) berhasil membukukan raihan kontrak baru per September 2018, yakni sebesar Rp4,3 triliun. Perseroan pun masih mengejar sejumlah kontrak baru untuk mencapai target realisasi 2018 sejalan dengan realisasi yang baru mencapai 51,80% per September tersebut.
Dengan realisasi kontrak baru per September 2018, Perseroan telah merealisasikan 51,80% dari target yang dibidik pada 2018. Total kontrak baru yang diincar Perseroan adalah mencapai Rp8,3 triliun pada tahun ini.
Perseroan pun masih membidik proyek-proyek lain untuk mengerek realisasi kontrak baru. Apalagi, beberapa pekerjaan telah jelas teridentifikasi. Perseroan optimistis akan mendapatkan (tambahan) nilai kontrak baru sekitar Rp2 triliun.
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk: Hingga September, WIKA Gedung Kantongi Kontrak Baru Sebesar Rp6,36 Triliun
WIKA Gedung (WEGE) berhasil membukukan kontrak baru hingga September 2018, sebesar Rp6,36 triliun. Capaian tersebut sama dengan 81,53% dari total nilai yang dibidik pada tahun ini.
Perseroan telah mendapatkan tambahan sejumlah kontrak baru pada kuartal III/2018. Salah satu yang teranyar yakni pekerjaan Tamansari Cedikia, Semarang, senilai Rp373 miliar milik PT Wijaya Karya Realty. Sehingga kontrak di September 2018 mencapai Rp6,36 triliun.
Dengan realisasi tersebut, emiten berkode saham WEGE itu telah merealisasikan 81,53% dari target kontrak baru 2018, yakni sebesar Rp7,83 triliun pada tahun ini. Sebagai catatan, Perseroan telah menaikkan target laba bersih dari Rp425,7 miliar menjadi Rp443 miliar.
Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia: Hingga Agustus, Jamkrindo Mencatat Pecapaian Penjaminan KUR Sebesar Rp88 Triliun
Jamkrindo semakin dekat dengan target penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2018 ini. Hal ini terlihat, sampai dengan Agustus 2018, Jamkrindo telah menjamin penyaluran KUR Rp88 triliun, atau 70,9% dari total target Rp123,63 triliun.
Penjaminan KUR Jamkrindo masih didominasi KUR Mikro 66,7%, diikuti KUR Kecil 33% dan KUR TKI 0,3%. Wilayah penyaluran terbesar berada di pulau Jawa sebesar 56,1%, diikuti oleh Sumatra 19,4%, Sulawesi 9,5%, dan Kalimantan 6,2%.
Di sisi lain, Jamkrindo menekan rasio non performing loan (NPL) di angka 0,05%. Program ini untuk memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif, dalam hal ini KUR juga berkontribusi untuk memudahkan sektor produktif mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan formal.
PT Pertamina (Persero): Kuartal III, Anak Usaha Pertamina Catat Capaian Produksi Migas Sebesar 101%
Anak usaha Pertamina, yakni PT Pertamina EP (PEP), mencatat kinerja positif pada penghujung triwulan III tahun 2018 dengan capaian yang melebihi target. Angka produksi PEP pada bulan September 2018 mencapai angka 82,74 MBOPD untuk minyak, sedangkan gas mencapai angka 1.030 MMSCFD.
Atau dengan kata lain mencapai 260,5 BOEPD atau 101 % dari target produksi sebesar 256,7 BOEPD. Hal ini menunjukkan tren kenaikan produksi PEP, yang sejak awal tahun terus mengalami peningkatan.
Pencapaian angka produksi minyak tersebut terutama ditunjang oleh lapangan Sukowati yang berada di Asset 4. Sedangkan untuk pencapaian gas di dukung oleh lapangan Pendopo yang berada di Asset 2.
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero): Inalum Catat Pertumbuhan Nilai Ekspor Holding Pertambangan Sebesar US$1,57 Miliar
Inalum, selaku kepala Holding Industri Pertambangan, mencatatkan pertumbuhan nilai ekspor sejak Januari sampai Agustus 2018. Pada periode tersebut, Holding Industri Pertambangan mencatat pertumbuhan nilai ekspor sebesar US$1,57 miliar atau 83% dari pencapaian akhir tahun lalu sebesar US$1,89 miliar.
Tahun ini, Inalum memproyeksikan penjualan ekspor Holding Industri Pertambangan untuk mineral, batubara dan produk hilirisasinya akan mencapai sebesar US$2,51 miliar atau meningkat 33% dibandingkan realisasi pada 2017 lalu yang sebesar US$1,89 miliar.
Inalum pun juga terus berupaya untuk meningkatkan nilai ekspor Perseroan. Seperti yang dilakukannya pada pada Selasa, 2 Oktober 2018, dengan mengekspor 20.000 ton aluminium ingot ke Malaysia.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk: Garuda Indonesia Berhasil Masuk dalam Jajaran Five Star Global Airlines
Setelah berhasil mempertahankan predikat sebagai “Maskapai Bintang 5” dari Skytrax pada bulan Februari lalu, Garuda Indonesia (GIAA) pun kembali dinobatkan sebagai maskapai bintang lima (5-Star Airlines) oleh Airline Passenger Experience Association (APEX).
Bahkan asosiasi nirlaba untuk peningkatan pengalaman penumpang penerbangan yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat ini, menempatkan Garuda Indonesia dalam jajaran “Five Star Global Airlines” bersama dengan 24 maksapai dunia lainnya
Penghargaan tersebut diberikan dalam acara seremonial APEX Award Ceremony Expo 2018 yang diselenggarakan di Boston, Amerika Serikat beberapa waktu lalu.(DD)