Korporasi Sepekan: Antam Akhirnya Bukukan Laba Sebesar Rp344,45 Miliar, Aset Jasa Marga Capai Rp87,5 Triliun

ilustrasi
RUPSLB Jasa Marga, baru-baru ini | Dok. Jasa Marga

Pada minggu pertama di bulan September, salah satu perusahaan pertambangan pelat merah memaparkan kinerja positif perusahaan yang tumbuh cukup signifikan. Dari rugi yang sempat di raih, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini akhirnya berhasil membukukan laba yang naik tinggi.

Sementara itu, beberapa perusahaan pelat merah lainnya juga mengumumkan raihan positif mereka di paruh pertama tahun ini, dari industri jalan tol hingga perbankan. Petambangan memang menjadi salah satu industri yang tengah menikmati masa-masa positif hingga pertengahan tahun ini, hal tersebut terlihat dari raihan positif yang berhasil dibukukan oleh Holding BUMN Pertambangan.

PT Aneka Tambang Tbk: Sempat Merugi, Antam Bukukan Laba Rp344,45 Miliar

Antam (ANTM) berhasil mencetak laba pada semester pertama tahun ini, yang disebabkan kenaikan harga komoditas serta volume penjualan. Emiten pelat merah ini berhasil meraup laba bersih Rp344,45 miliar di semester I/2018. Pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan tambang emas milik Pemerintah ini masih merugi Rp496,12 miliar.

Penjualan bersih Antam pada semester I/2018 tercatat Rp11,82 triliun, meningkat 292% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp3,01 triliun. Kenaikan ini turut mendorong laba usaha menjadi Rp1,03 triliun, naik 551% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp230 miliar.

Perseroan juga mengalami peningkatan jumlah aset, meski tipis nilainya menjadi Rp31,33 triliun di periode paruh pertama 2018, dari posisi akhir Desember lalu sebesar Rp30,14 triliun. Kemudian, jumlah liabilitas Perseroan juga naik tipis menjadi Rp12,48 triliun dari posisi akhir Desember 2017 yang sebesar Rp11,52 triliun. Ekuitas perusahaan pertambangan nikel dan emas milik negara ini mengantongi ekuitas senilai Rp18,85 triliun, naik tipis dari Rp18,49 triliun di 2017 lalu.

PT Jasa Marga (Persero) Tbk: Semester I/2018, Jasa Marga Bukukan Aset Rp87,5 Triliun

Jasa Marga (JSMR) mencatat kinerja yang menunjukkan hasil positif, baik dari kinerja pengembangan jalan tol, kinerja operasi dan inovasi dalam skema pendanaan di sepanjang semester I/2018. Aset Perseroan tumbuh cukup signifikan, yaitu menjadi Rp87,5 triliun pada semester I/2018 atau meningkat sebesar 10,5% dibandingkan tahun 2017.

Di tengah masa ekspansi, Jasa Marga pun berhasil menjaga pertumbuhan EBITDA. Pada semester I/2018, EBITDA mencapai Rp2,9 triliun atau tumbuh 10,4% dibanding periode yang sama tahun 2017. Laba bersih Jasa Marga tercatat sebesar Rp1,05 triliun, meningkat 2,9% dari periode yang sama tahun lalu.

Selama semester I/2018, Jasa Marga telah menyelesaikan 61,25 kilo meter (Km) jalan tol operasi. Selain itu, hingga Agustus tahun 2018, Jasa Marga juga telah menambah 45,97 Km jalan tol operasi baru melalui pengoperasian Ruas Tol Solo-Ngawi Seksi Kartasura-Sragen sepanjang 35,22 Km dan Ruas Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Seksi Simpang Susun Tanjung Morawa-Simpang Susun Parbarakan sepanjang 10,75 Km.

PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero): Hingga Juli, Inalum Mencatat Pendapatan BUMN Holding Pertambangan Capai Rp35,5 Triliun

Inalum, mencatatkan pendapatan holding pertambangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hingga Juli 2018, pendapatan holding yang dikepalai Inalum ini, tercatat sebesar Rp35,5 triliun.

Sampai Juli kemarin, revenue tumbuh 58% dibanding Juli tahun lalu yang Rp22,5 triliun. Pendapatan terdongkrak akibat kenaikan harga komoditas di awal tahun. Hingga Juli 2018, EBITDA mencapai Rp10,1 triliun, tumbuh 80% dibandingkan Juli 2017 sebesar Rp5,6 triliun. Selain adanya kenaikan harga, faktor yang mempengaruhi kenaikan EBITDA yaitu adanya dividen PT Freeport Indonesia (PTFI) sekitar Rp1,8 triliun.

Sehingga laba bersihnya sampai Juli 2018 sebesar Rp6 triliun, tumbuh 180% dari tahun lalu yang Rp2,3 triliun. Sementara itu, posisi utang masih aman. Bahkan hingga Juli 2018, aset holding tambang BUMN tercatat sebesar Rp111 triliun, memiliki ekuitas Rp70,7 triliun, dan cukup banyak memegang cash sebesar Rp19,8 triliun.

PT Timah Tbk: Maksimalkan Strategi, PT Timah Berhasil Bukukan Laba Sebesar Rp170,14 Miliar

PT Timah (TINS) berhasil membukukan periode berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp170,14 miliar pada semester pertama 2018. Angka tersebut naik 12,93% dari catatan laba Rp150,65 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Padahal, pada kuartal I/2018, laba Perseroan sempat turun hingga 18% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja yang lebih baik tersebut karena keberhasilan strategi usaha dari tim operasi produksi Perseroan. Hasilnya, pada semester I/2018, Perseroan telah berhasil menurunkan biaya perolehan bahan baku biji timah sebesar 18% year on year (yoy). Begitu juga total biaya perolehan bijih timah, turun menjadi Rp2,06 miliar dari Rp2,52 miliar pada tahun sebelumnya.

Meskipun total beban pokok pendapatan mengalami sedikit peningkatan sebesar 1% dari Rp3,67 miliar menjadi Rp3,70 miliar, namun, itu dirasa tidak berdampak besar terhadap pencapaian laba kotor yang meningkat menjadi Rp674 miliar dengan margin laba kotor sebesar 15%.

PT Bukit Asam Tbk: Tumbuh 49%, PTBA Beberkan Raihan Laba Rp2,6 Triliun dalam Investor Summit

PTBA membeberkan keuntungan Perusahaan di sepanjang semester I/2018, yang berhasil tumbuh sebesar 49% dengan membukukan laba bersih sebesar Rp2,6 triliun.

Kinerja operasional dan keuangan PTBA sepanjang semester I/2018 tetap terjaga kuat dan cemerlang. PTBA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp2,6 triliun. Angka ini tumbuh 49% dari laba bersih Perusahaan dalam periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp1,7 triliun.

Tidak hanya laba bersih Perusahaan, sejumlah aspek lainnya juga mengalami pertumbuhan, di antaranya penjualan, produksi, kapasitas angkutan kereta api, pendapatan, harga jual rata-rata, dan nisbah kupas.

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk: Di Investor Summit 2018, Bank bjb Paparkan Raihan Laba Sebesar Rp903 Miliar

Bank bjb (BJBR) memaparkan raihan laba di triwulan II/2018 sebesar Rp903 miliar, dalam Investor Summit 2018. Perseroan juga menjelaskan keberhasilan BJBR (kode saham Bank bjb) dalam mempertahankan kedudukannya dalam saham indeks LQ45 periode Agustus 2018 - Januari 2019.

Melalui penerapan strategi sustainable banking membawa Bank bjb mempertahankan performa kinerja yang sangat baik di tengah persaingan sektor perbankan yang semakin kompetitif membawa Bank bjb berhasil menduduki posisi ke-14 dari 115 bank di Indonesia.

Selain itu, total aset Perseroan juga tercatat positif dengan membukukan raihan sebesar Rp113,4 triliun atau tumbuh sebesar 4,5% yoy. Total penyaluran kredit sebesar Rp72,3 triliun, dengan kualitas kredit berhasil yang dapat dijaga dengan baik di mana rasio NPL dapat bertahan di level 1,6% atau lebih baik dibanding industri perbankan yang sebesar 2,79%.

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk: Krakatau Steel Mencatat Nilai Penjualan Baja Lokal Capai US$731,37 Juta

Krakatau Steel (KRAS) mencatatkan nilai penjualan baja lokal per 30 Juni 2018, mencapai US$731,37 juta. Ke depan, Perseroan juga akan meningkatkan nilai jual produknya ke pasar luar negeri. Pasalnya, nilai penjualan baja luar negeri Perseroan per 30 Juni 2018 baru tercatat sebesar US$16,71 juta atau hanya sekitar 2,28% dari nilai penjualan baja lokal.

Namun penjualan luar negeri tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2017 lalu. Di mana pada tahun lalu penjualan ekspor baja Perseroan hanya tercatat secesar US$5,3 juta.

Untuk tahun ini, diperkirakan porsi ekspor penjualan Perseroan sekitar 10%. Di mana Perseroan mematok total volume penjualan baja 2018 ini ialah 2,8 juta ton.

PT Tabungan dan Asuransi Pensiun (Persero): Taspen Catatkan Hasil Investasi Sebesar Rp4,15 Triliun

Taspen mencatatkan hasil investasi sebesar Rp4,15 triliun pada akhir Juli 2018. Perolehan tersebut mencapai 46,48% dari target yang ditetapkan Perseroan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2018.

Posisi keuangan Perseroan pada akhir Juli 2018 cukup kuat. Hal itu terlihat dari capaian total aset sebesar Rp230,77 triliun, naik 6,19%. Selain itu, hasil usaha sebesar Rp288,50 miliar dengan pencapaian 41,58% dari target yang ditetapkan pada RKAP 2018.

Capain kinerja yang positif tersebut juga diiringi dengan semakin meningkatnya kualitas pelayanan yang diberikan Taspen kepada peserta. Saat ini, Taspen memiliki 57 kantor cabang dan 15.146 titik layanan yang tersebar di seluruh Indonesia, bekerjasama dengan 45 perbankan dan Pos Indonesia.

PT Barata Indonesia (Persero): Hingga Agustus, Barata Indonesia Kantongi Kontrak Sebesar Rp5 Triliun

Barata Indonesia terlihat semakin menggeliat dalam meningkatkan kinerja bisnisnya dengan berhasil mencatatkan nilai kontrak sebesar Rp5 triliun hingga Agustus 2018. Perseroan pun kian optimistis, dengan menargetkan raihan pendapatan sekitar Rp2,5 triliun di tahun ini.

Perolehan nilai kontrak sebesar Rp5 triliun tersebut terdiri dari manufaktur, pembangkit, maupun minyak dan gas. Angka ini merupakan akumulasi kontrak lama dan kontrak baru yang diterima Perseroan hingga Agustus 2018.

Dari 60% kontrak yang diperoleh tersebut didominasi oleh sektor pabrik gula dan pembangkit listrik. Adapun kontrak yang telah diperoleh dan ditangani Perseroan hingga Agustus 2018 di antaranya 4 proyek pabrik gula, 1 pabrik bioetanol, 3 proyek PLTMH, 1 proyek PLTG.

PT PP Presisi Tbk: Tumbuh 360%, PP Presisi Bukukan Pendapatan Rp1,33 Triliun

PP Presisi (PPRE) yang merupakan perusahaan konstruksi terintegrasi berbasis alat berat ini, selama semester I/2018 berhasil membukukan pendapatan Rp1,33 triliun atau 27% dari target. Perseroan pun optimis bisa mencapai target pendapatan Rp4,9 triliun hingga akhir 2018 ini.

Pendapatan di semester II biasanya jauh lebih besar ketimbang pendapatan di paruh pertama seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Pendapatan paruh pertama yang diperoleh Perseroan terbilang masih wajar karena pada industri konstruksi yang memiliki siklus pendapatan yang membesar di kuartal keempat.

Pendapatan pada Semester I/2018 tumbuh 360% dari Semester I/2017 yang hanya sebesar Rp290 miliar. Segmen pendapatan yang berkontribusi paling besar terhadap Perseroan, adalah pekerjaan sipil sebesar 76% dari total pendapatan. Sementara itu laba bersih tumbuh 418% menjadi Rp146,13 miliar dari sebelumnya Rp28,17 miliar.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk: BRI Bukukan Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Menjadi Rp815 Triliun

BRI (BBRI) berhasil membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang menembus Rp815 triliun sampai akhir Agustus 2018. Sebagian besar DPK tersebut disumbang dana murah yakni tabungan dan giro dengan proporsi 62%.

Posisi DPK sebesar itu berarti tumbuh 8% dibandingkan posisi akhir Desember 2017. Khusus tabungan, pertumbuhannya mencapai 14,5%. Salah satu program yang berkontribusi pada penambahan DPK BRI adalah BRI Poin.

Jika dinominalkan realisasi dari BRI Poin sudah mencapai Rp93 miliar. Adapun penghimpunan DPK melalui program BRI Poin telah berhasil menghimpun dana Rp20,7 triliun.(DD)