PT PLN (Persero) dan British Petroleum (BP) Berau Ltd sepakat menandatangani amandemen jual-beli gas dari Tangguh Train III untuk memenuhi kebutuhan gas pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) PLN. Kerjasama yang berlaku mulai 2016 hingga 2033 mendatang ini diperkirakan akan memberikan pendapatan negara senilai US$ 7,9 miliar.
Direktur Utama PLN, Sofyan Basyir mengatakan, pembelian gas yang dibeli dari Blok Tangguh tersebut merupakan transaksi terbesar perseroan selama ini karena dialokasikan bagi PLTGU perusahaan yang terdapat di Arun (184 MW), Belawan (800 MW), 2 blok PLTGU Muara Karang (1.300 MW), dan tiga blok PLTGU Priok berkapasitas 2.000 MW.
"Jadi, alokasi gas bumi ini dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik perseroan hingga kapasitas 4.284 megawatt (MW)," ujarnya, di Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Untuk ketersedian pasokan tersebut, menurut sofyan pengirimannya akan dilakukan secara bertahap. Tahap awal akan dikirim dari tangguh sebanyak 12 kargo per tahun dari tanggal mulai hingga 31 Desember tahun 2016.
Kemudian, kapasitasnya akan bertambah menjadi 20 kargo per tahun dari tahun 2017 hingga 2019 dan akan maksimal di tahun 2020 hingga 2033 sebesar 44 kargo per tahun.
Dikesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said sangat mengapresiasi PJBG jangka panjang ini. Menurutnya, bukan hanya menguntungkan bagi PLN, tapi Juga bagi industri hulu migas. Hal ini lantaran bisa memberikan kepastian bagi para pembeli jangka panjang.
PJBG yang ditandatangani ini merupakan amandemen dari PJBG yang telah ditandatangani pada 17 Oktober 2014. Amandemen kontrak bertujuan untuk mengamankan pasokan gas pembangkit berbahan bakar gas untuk jangka waktu yang panjang.
(AR)