KAI Berhasil Angkut 207 Juta Penumpang di Semester I/2018

ilustrasi
Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro, saat melakukan peninjauan pada armada kereta di salah satu stasiun kereta | Dok. PT KAI

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, mencatatkan pencapaian yang cukup positif hingga semester I/2018 dengan berhasil mengangkut 207 juta penumpang. Hal tersebut sebanding dengan peningkatan volume yang dilakukan Perseroan, yakni sekitar 4 persen.

VP Public Relation KAI, Agus Komarudin, menjelaskan bahwa hingga akhir tahun, jumlah penumpang yang di angkut kereta api ditargetkan dapat mencapai 399 juta orang.

“Kalau dibandingkan realisasi 2017 ada peningkatan. Di mana saat itu mencapai 394 juta penumpang,” kata Agus, seperti dikutip Liputan6.com, Kamis (4/10/2018).

Dengan capaian itu, Agus mengaku optimis target yang sudah dicanangkan mampu tercapai. Hal ini dikarenakan masih adanya beberapa hari libur besar hingga akhir tahun nanti.

“Masih optimis karena dari kapasitas yang kita punya, okupansi rata-rata per bulannya juga masih 75 persen, jadi masih bagus,” imbuhnya.

Terkait target peningkatan jumlah penumpang, KAI juga tengah berharap akan hasil survei tentang reaktivasi empat jalur kereta api di Jawa Barat (Jabar). Di mana Perseroan berharap hasil survei tersebut akan rampung di tahun ini. Dengan begitu, proses membuat detailed engineering design (DED) atau proyek perencanaan fisik bisa dilakukan di tahun depan.

Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro, mengatakan bahwa, saat ini proses survei masih dalam tahap awal. Dengan demikian apabila semua ini telah rampung, tentu besaran biaya yang akan dikeluarkan untuk kebutuhan reaktivasi bisa ditentukan.

“Dukungan pemerintah daerah baik sekali. Nanti kita berharap hasil survei bisa akhir tahun selesai, tahun depan DED-nya selesai, syukur-syukur bisa dipercepat,” kata Edi, dalam keterangannya yang dilansir dari Kompas.com, Kamis (4/10/2018).

Adapun empat jalur yang direaktivasi adalah Jakarta-Bandung-Pangandaran, Bandung-Ciwidey, Bekasi-Bandung-Garut dan Bandung-Rancaekek-Jati Nangor-Tanjung Sari Sumedang.

Edi menyebut, saat ini memang masih terkendala beberapa hal di antaranya kondisi rel yang berubah fungsi menjadi rumah, ruko dan ada juga tumbuhan di sekitar rel.

Nantinya KAI akan berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk membantu ini dan menemukan solusinya. “Yang terpenting niatan Pemerintah untuk menertibkan kereta api ini akan membantu seluruh masyarakat Garut,” tandas Edi.(DD)