PT XL Axiata Tbk memperoleh dana sebesar Rp 3,56 triliun dari hasil penjualan menara komunikasi (tower) miliknya. Direktur Keuangan XL Axiata Muhammed Adlan mengatakan bahwa perseroan menjual sebanyak 2.500 towernya kepada PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) setelah menandatangani perjanjian pembelian aset (asset purchase agreement/APA).
"Pembayaran transaksi seluruhnya dalam bentuk tunai tanpa komponen lain baik saham maupun pembayaran yang ditangguhkan," katanya, di Jakarta, Selasa (29/3/2016), sebagaimana dilansir oleh wartaekonomi.co.id.
Adlan juga menyampaikan, penjualan menara tersebut merupakan bagian dari upaya mengoptimalkan neraca keuangan dan pembayaran hutang.
“Penjualan menara ini untuk monetisasi aset dan pembayaran hutang rupiah ,” jelasnya.
Terpilihnya Protelindo sendiri sebagai pemenang tender dari tujuh perusahaan yang berminat untuk membeli 2.500 menara XL dikatakan Adlan karena memberikan tawaran tertinggi.
Untuk mengikuti tender ini peserta harus membeli dokumen seharga Rp 1,25 miliar.
“Pembelian dokumen itu untuk menunjukkan keseriusan minat para peserta tender,” ungkap Adlan.
Dalam transaksi ini, XL menggunakan Merrill Lynch sebagai penasihat keuangan eksklusifnya, sementara Protelindo menggunakan jasa Macquarie Capital sebagai penasihat keuangan eksklusifnya. Adapun penutupan transaksi ini diperkirakan dilakukan pada atau sebelum tanggal 30 Juni 2016.
Bayar Utang
Sebelumnya, Adlan pernah mengatakan kepada media bahwa penjualan tower XL ini bertujuan untuk membayar sebagian utang perusahaan yang akan jatuh tempo pada tahun ini. Dengan penjualan menara tersebut, di samping hasil dari rights issue, Adlan optimis perseroan akan mencatat kinerja positif di 2016 setelah merugi di 2015.
“Tujuan monetisasi menara ini untuk mengurangi utang. Kalau sukses tentunya fundamental dari XL makin sehat,” katanya.
Pada tahun ini, katanya lagi, perseroan ingin menekan jumlah utang hingga sebesar Rp 13,29 triliun. Utang tersebut terdiri atas utang jatuh tempo senilai Rp 3,93 triliun dan percepatan pelunasan utang yang mencapai Rp 10,8 triliun. Rencananya, seluruh utang jatuh tempo tahun ini akan dibayar dengan kas internal.
“Sumber dana untuk percepatan pelunasan utang berasal dari rights issue dan penjualan menara. Ini aksi korporasi masing-masing independen dan tengah berjalan,” jelasnya.
Dia menambahkan, jika semua berjalan mulus dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berjalan stabil, bisa jadi pada tahun ini XL mencicipi keuntungan. “Kami sudah lakukan hedging. Kalau semua normal, kami untung tahun ini,” kata dia.
XL sendiri saat ini melayani lebih dari 41,9 juta pelanggan di seluruh Indonesia. Sebagai salah satu pelopor dalam perkembangan industri telekomunikasi selular Indonesia, XL telah menjadi pemimpin dalam menyediakan dan memberikan pengalaman terbaik menggunakan mobile internet yang lebih mudah dengan tarif yang lebih terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia.