Intiland Berhasil Bukukan Pendapatan Rp 2,2 Triliun

|

Pengembang properti PT Intiland Development Tbk (DILD) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 2,2 triliun, atau meningkat 20,4% dari pencapaian 2014 sebesar Rp 1,83 triliun.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono mengungkapkan, naiknya nilai pendapatan didorong oleh pengakuan pendapatan seiring penyelesaian pembangunan proyek-proyek skala besar dan jangka panjang perseroan.

"Pengakuan penjualan proyek kondominium 1Park Avenue, South Quarter, dan Serenia Hills berkontribusi besar pada naiknya pendapatan usaha," ungkap Archied dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/4/2016).

Ditinjau dari segmentasi pengembangannya, proyek-proyek mixed-use and high rise masih menjadi kontributor pendapatan usaha terbesar mencapai Rp 1,08 triliun atau 49% dari keseluruhan.

Segmen pengembangan kawasan perumahan menyumbang kontribusi Rp 701 miliar atau 32%. Segmen pengembangan kawasan industri mencatatkan kontribusi pendapatan sebesar Rp 192,3 miliar atau 8,7%.

Sedangkan segmen properti investasi yang antara lain berasal dari penyewaan gedung perkantoran, pergudangan, golf dan sarana olahraga memberikan kontribusi sebesar Rp 226,6 miliar atau 10,3%.

Ditinjau berdasarkan tipe, pendapatan dari pengembangan (development income) memberikan kontribusi sebesar Rp 1,97 triliun atau 89,7% dari keseluruhan. Perseroan berkomitmen terus meningkatkan sektor pendapatan berkelanjutan, langkah ini akan memperkuat kinerja keuangan dan profitabilitas mendatang.

"Beroperasinya South Quarter memberikan kontribusi signifikan pada pendapatan berkelanjutan mulai 2016," ujar Archied.

Lanjutnya, meski industri properti nasional mengalami tekanan berat sepanjang tahun lalu, perseroan berhasil mempertahankan kinerja profitabilitas. Laba kotor tercatat sebesar Rp 1,04 triliun atau relatif stabil dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp 993 miliar.

Laba usaha tercatat Rp 457 miliar dan laba bersih Rp 401,5 miliar. Archied menjelaskan naiknya beban pokok penjualan dan beban penjualan menjadi sejumlah faktor yang menahan pertumbuhan laba. 

Untuk itu, marketing sales perseroan menetapkan target marketing sales 2016 sebesar Rp 2,5 triliun.

Langkah untuk merealisasikan target ini adalah fokus pada penjualan seluruh inventori proyek-proyek eksisting seiring peluncuran sejumlah proyek baru berkualitas dengan konsep pengembangan kuat baik di Jakarta maupun Surabaya.

Disebutkannya sampai dengan akhir triwulan I 2016 perseroan berhasil meraih marketing sales sekitar Rp 702 miliar. Pencapaian ini setara dengan 28% dari target. "Proyek baru The Rosebay dan Graha Natura memberikan kontribusi signifikan pada marketing sales," paparnya.

Disampaikannya, pencapaian ini merupakan keberhasilan perusahaan dalam mengeksekusi sejumlah strategi penjualan dan promosi dengan tepat. "Kami memperkuat pembangunan merek dengan konsep pengembangan yang kuat dan kualitas produk yang baik," papar Archied.

(AR)