PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA, bakal memproduksi 31 kereta Light Rail Transit ( LRT) tanpa masinis pesanan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dengan nilai kontrak Rp3,9 triliun. Rencananya, LRT tanpa masinis ini akan dioperasikan untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi.
“Kereta LRT yang kami produksi kali ini berbeda dengan LRT Palembang yang sudah diproduksi PT INKA. Ada pengembangan teknologi baru dalam LRT Jabodebek. Kereta pesanan PT KAI ini tanpa masinis atau driverless,” ujar Manajer Humas dan Protokoler PT INKA, Exiandri Bambang Primadani, dalam keterangannya yang dilansir Kompas.com, Jumat (28/9/2018).
Setelah resmi mendapatkan kontrak dari KAI kata Doni (sapaan akrabnya), INKA langsung melakukan proses pengadaan komponen dan material untuk pembuatan kereta LRT tanpa masinis. Selain itu juga mulai menggarap desain LRT tanpa masinis.
Doni mengatakan, desain LRT Jabodebek tanpa masinis berbeda dengan LRT sebelumnya. Setiap trainset dari LRT Jabodebek terdiri dari enam kereta dan mampu melaju dengan kecepatan maksimal 100 km/jam.
Menurutnya, proyek moda transportasi kereta LRT tanpa masinis ini, mendapatkan komitmen dari sejumlah BUMN yang tergabung dalam konsorsium. Peran INKA dalam proyek ini sebagai pihak yang membuat keretanya.
Untuk membuat kereta LRT tanpa masinis ini, sebut Doni, INKA menggandeng beberapa vendor dari Eropa. Sementara bahan baku atau material pembuatan kereta LRT Jabodebek tanpa masinis mencapai 50%.
“Saat ini masih dalam proses pengadaan komponen dan material. Kalau ditanya proses manufacturing-nya belum, tapi proses untuk menggarap proyek itu sudah kami lakukan. Jadi mulai dari desain, desain kan harus kami aproved, jangan sampai nanti mulai proses ganti-ganti,” kata Doni, seperti dikutip Surabaya.Tribunnews.com, Jumat (28/9/2018).
Doni menuturkan, selain perbedaan teknologi dengan LRT Palembang, desain dari LRT Jabodebek juga lebih disempurnakan. Setiap trainset dari LRT Jabodebek terdiri dari enam kereta, dan mampu melaju dengan kecepatan maksimal 100 km/jam.
“Ada sedikit penyempurnaan, lebih baik dari LRT yang kami buat di Palembang. Ini termasuk jenis kereta medium speed, maksimal kecepatan bisa 100 km/jam, itu pun harus menyesuakian dengan track yang di bangun,” jelasnya.
Dia menambahkan, apabila komponen dan material yang di pesan sudah datang, diperkirkan akhir tahun 2018 sudah mulai dikerjakan, dan selesai pada tahun depan.(DD)