PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akhirnya buka suara terkait kabar renacan akuisisi 25% saham PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) atau Bank Banten.
Dalam keterangan yang dilansir Kontan.co.id, Jumat (12/10/2018), Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo, mengatakan, pada dasarnya, BRI mengaku tertarik masuk menjadi salah satu pemegang saham Bank Banten.
“Potensi Bank Banten cukup besar. Kami tertarik dan akan kami pelajari terkait menjadi pemegang saham Bank Banten,” kata Haru.
Meskipun demikian, lanjut Haru, BRI belum menerima dokumen atau proposal terkait rencana masuk menjadi pemegang saham. Proses due diligence juga belum dilakukan. Perseroan pun belum menerima proposal penerbitan saham baru Bank Banten, yang bisa menjadi salah satu instrumen masuknya BRI.
Haru mengatakan, sejumlah wilayah di area Banten seperti Tangerang, Tangerang Selatan, dan sekitarnya punya potensi pertumbuhan yang sangat besar. Jika itu bisa dilayani oleh Bank Banten, menurutnya tentu akan bagus bagi kinerja bank tersebut.
“Yang sekarang barangkali belum terlalu besar. Jadi dia belum bisa meng-grab potensi itu. Jadi sebetulnya menarik,” ujar Haru, seperti dikutip Kumparan.com, Jumat (12/10/2018).
Haru menambahkan, wilayah Banten yang berbatasan dengan Jakarta, juga masih punya prospek pengembangan bisnis yang cerah. Meski demikian, sejauh ini BRI belum menerima penawaran apapun dari Bank Banten.
“Kalau ada bank yang barangkali cukup bagus potensi pertumbuhannya, saya kira itu mungkin saja (BRI masuk). Tapi bahwa (saat ini) plan belum ada. Rencana belum ada,” jelasnya.
Seperti dikrtahui, Bank Banten memang berencana memperkuat modal melalui penerbitan saham baru (rights issue). Rencana itu akan dilakukan pada semester I tahun 2019 mendatang. Dari saham baru senilai Rp600 miliar, pihak Bank Banten disebut-sebut telah menawarkan porsi saham baru sebesar 25% kepada BRI.
“Angka-angka itu belum diberikan ke kita. Kalau memang ada (penawaran) tentu akan kita pelajari dulu. Tapi sampai hari ini belum ada PPJB (Perjanjian Pengikat Jual Beli), belum ada apa-apa,” ucap Haru.
Selama ini menurut Haru, BRI telah memiliki MoU dengan 27 BPD seluruh Indonesia. Lingkup MoU itu meliputi transaksi RABP (Rekening Antar-Bank Pasiva). Lalu transaksi repo, untuk menampung kelebihan likuiditas atau menambal kekurangan likuiditas BPD. Dalam konteks MoU tersebut, lanjut Haru, kerjasama dilakukan dengan 27 BPD dan tidak hanya Bank Banten saja.(DD)