PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sepakat membentuk anak usaha, PT Inalum Antam Alumina (IAA), untuk membangun pabrik pemurnian bauksit atau smelter grade alumina refinery (SGAR) dengan kapasitas 2 juta ton per tahun, di Mempawah, Kalimantan Barat.
Kesepakatan ini pun diwujudkannya dalam penandatanganan Joint Venture Agreement (JVA) yang dilakukan antara Direktur Utama Aneka Tambang (Antam ) Tedy Badrujaman dan Direktur Utama Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Winardi Sunoto, di Kementerian BUMN Jakarta, Kamis (14/4/2016), yang disaksikan Asisten Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Bagya Mulyanto.
Menurut Tedy, kerja sama Antam-Inalum ini langkah penting untuk meningkatkan cadangan bauksit Indonesia serta mendukung sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam usaha bersama ini, Antam akan memasok kebutuhan bahan baku bijih bauksit yang berasal dari tambang milik perseroan. Sementara Inalum akan meyerap hasil produksi smelter itu sebagai bahan baku alumina.
"SGAR ini rencananya akan memiliki kapasitas sebesar 2 juta ton per tahun yang akan dibangun secara bertahap dengan kapasitas 1 juta ton di 2017," ujar Tedy.
Di tempat yang sama, Winardi menyampaikan, investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini diperkirakan mencapai US$ 1 juta atau sekitar Rp 13 triliunan. Di mana sudah ada kesepakatan bahwa Inalum menggelontorkan dana sebesar 60% dan Antam sebesar 40% untuk 51% kepemilikan saham IAA.
Sementara sisanya 49% akan dikuasai China Alumunium Company. "Minimal dalam negerinya 51%, artinya kita mayoritas, atau bisa juga nantinya 55% dan 45%. Terpenting, mayoritas saham dikuasai kita," papar Winardi.
Dirinya pun mengatakan, dengan pengoperasian SGAR, Inalum akan memperoleh pasokan bahan baku aluminium dari dalam negeri sehingga mengurangi ketergantungan terhadap impor alumina sekaligus menghemat devisa.
Inalum saat ini memiliki kapasitas peleburan alumunium 250 ribu ton yang membutuhkan pasokan minimal 500 ribu ton alumina per tahun. Inalum berencana meningkatkan kapasitas menjadi 500 ribu ton pada tahun 2020. Untuk mencapai itu, Inalum memerlukan minimal 1 juta ton alumina setiap tahun sebagai bahan baku.
(AR)