PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengaku telah menerima pencairan dana proyek senilai US$810 juta terhitung sampai Oktober 2018, dan menyusul akan ada pencairan kembali di bulan berikutnya. Pada Desember 2018, KCIC akan kembali mendapatkan pencairan pinjaman keempat sekitar US$364 juta.
Direktur Utama KCIC, Chandra Dwiputra, menyampaikan Perusahaan tidak mengalami kendala terkait pencairan dana. Bahkan saat ini pihaknya sedang menghitung kebutuhan untuk pencairan dana selanjutnya di Desember mendatang.
“Desember sedang dihitung dulu, disesuaikan dengan progres pekerjaannya saja. Kami hitung supaya tidak kena bunga banyak-banyak, tetapi tidak ada masalah (pencairan),” ujar Chandra, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Kamis (29/11/2018).
Pendanaan kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut sebanyak 75% didapatkan dari China Development Bank dan 25% merupakan kas internal. Total nilai investasi proyek tersebut mencapai US$6,07 miliar.
Sementara itu, Komisaris Utama KCIC, Sahala Lumban Gaol, menyatakan bahwa pihaknya telah membayar proses pembebasan lahan yang sebesar 82% atas proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 km.
Sedangkan untuk sisanya, lanjut Sahala, dana pembayaran pembebasan lahan masih dilakukan penitipan kepada pengadilan atau konsinyasi.
“Yang sudah dibayar 82%, sebagiannya masih konsinyasi. Sesuai UU Nomor 2 2012, kalau masyarakat itu tidak setuju dengan nilai yang ditentukan KJPP, mereka bisa masuk ke pengadilan minta perbaikan,” ujar Sahala, seperti dikutip Liputan6.com, Kamis (29/11/2018).
Menjelang pergantian tahun menuju 2019, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menunjukkan tren yang semakin positif. Hal ini ditandai dengan telah selesainya akuisisi lahan 113 km atau 80% dari total jalur KCJB sepanjang 142,3 km yang menghubungkan empat stasiun, yaitu: Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar Bandung. Selebihnya, sisa lahan sepanjang 29,3 km akan segera dibebaskan dan dioptimalkan bagi fasilitas umum dan sosial.(DD)