PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) hingga akhir November kemarin sudah mengantongi nilai kontrak baru mencapai Rp32,24 triliun atau mencapai 55,58% dari target yang dipatok sepanjang tahun ini yang nilainya mencapai Rp58 triliun.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Puspita Anggraeni, mengatakan bahwa dari total nilai kontrak ini secara year to date masih tumbuh 20% lebih tinggi dibanding dengan perolehan Perseroan di periode yang sama tahun lalu atau naik Rp5,7 triliun.
“Keberhasilan ini tidak lepas dari kontribusi segmen infrastruktur dan gedung serta properti yang tumbuh signifikan di bulan ini,” ujar Puspita, dalam keterangannya yang dilansir nya dilansir Okezone.com, Senin (10/12/2018).
Proyek-proyek yang berhasil diraih Perseroan hingga November 2018 antara lain pembangunan Bendungan Sadawarna Paket 1 yang nilainya sebesar Rp617,48 miliar, bendungan Randu Gunting Jawa Tengah sebesar Rp550 miliar, pembangunan 6 ruas tol dalam kota sebesar Rp549,58 miliar dan pembangunan pabrik pupuk amonium nitrat (KAN) sebesar Rp441,60 miliar.
Dari total nilai kontrak baru ini, segmen infrastruktur dan gedung menyumbang kontribusi paling besar dengan nilai totalnya mencapai Rp26,17 triliun. Diikuti segmen industri dengan kontribusi senilai Rp1,78 triliun serta segmen energi dan industrial plant sebesar Rp1,67 triliun.
Selain itu, WIKA juga terus berekspansi ke pasar luar negeri, dengan mematok target perolehan kontrak baru senilai Rp9 triliun dari kerjasama proyek di kancah internasional pada tahun 2019. WIKA mengandalkan perolehan kontrak baru tahun depan dari proyek di 10 negara yang sudah mereka rambah.
“Mungkin kuartal I atau II tahun depan, kami akan membuka kerjasama untuk satu atau dua negara lagi,” tutur General Manager Luar Negeri Wijaya Karya, Yulianto, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Senin (10/12/2018).
WIKA sendiri telah melampaui target kerjasama proyek dengan pihak luar negeri. Total omzet kontrak luar negeri tahun 2018 tersebut telah mencapai sekitar Rp6,6 triliun hingga awal Desember 2018.
Yulianto menuturkan, bahwa target proyek luar negeri WIKA tahun 2018 ialah Rp6,5 triliun. “Total sekitar Rp8,9 triliun. Proyek lama senilai Rp2,3 triliun, sisanya baru,” tutur Yulianto.
Perolehan kontrak tersebut berasal dari beberapa negara seperti Timor Leste, Malaysia, Filipina, Myanmar, Taiwan, Uni Emirat Arab, Aljazair, Senegal dan Nigeria.
Nilai proyek WIKA yang sudah masuk berasal dari Nigeria Rp300 miliar, Aljazair sekitar Rp1 triliun merupakan proyek lanjutan, Senegal Rp1,8 triliun dan Taiwan dengan nilai kontrak Rp4,2 triliun namun sudah masuk senilai Rp102 miliar.
Proyek WIKA di Senegal bernilai sekitar Rp3,8 triliun atau €220 juta. Nilai tersebut untuk proyek maxius seperti congres hall, hotel, office, residence dan marina. Selain itu, beberapa negara juga sudah menawarkan kontrak baru namun masih dievaluasi pihak WIKA.(DD)