PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, mencatat telah menggelontorkan dana sekitar Rp60 triliun untuk kegiatan investasi hingga kuartal III/2018. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan di berbagai wilayah di Indonesia.
Direktur Keuangan PLN, Sarwono Sudarto, menyebutkan investasi tersebut mayoritas untuk pembangunan pembangkit tenaga listrik. “Investasi sekitar Rp60 triliunan lah,” kata Sarwono, dalam keterangannya yang dilansir Medcom.id, Kamis (25/10/2018).
Sarwono menjelaskan, setiap tahun Perseroankonsisten melakukan investasi. Tahun ini, ia memproyeksikan investasi PLN dikisaran Rp80 triliun hingga Rp90 triliun. Kegiatan investasi itu baru akan mengalami penurunan pada 2021 di mana pembangunan pembangkit listrik sudah tidak banyak lagi.
“Rp80 triliun sampai Rp90 triliun. Dibandingkan tahun lalu sama saja. Akan stabil sampai 2021,” ungkap dia.
Sejauh ini, lanjut Sarwono, perkiraan investasi yang telah dikeluarkan PLN sekitar Rp240 triliun, di mana sekitar Rp100 triliun berasal dari pinjaman dan sisanya dari kas internal.
“Yang sudah saya jelaskan juga investasi selama ini cukup bagus. Rp240 triliun. Tapi dana yang kita dari pinjaman Rp100 triliun,” imbuh dia.
Sementara terkait dengan pelemahan Rupiah, PLN memperkirakan gagal mengantongi laba bersih sampai akhir tahun ini akibat beban kurs yang semakin berat.
Sarwono mengatakan, melemahnya Rupiah yang sempat menyentuh level Rp 15.200 per USD, membuat laba bersih PLN semakin tergerus. Sebab beban usaha menggunakan dolar AS sedangkan pendapatannya dalam rupiah.
“Nilai kurs Rp 15.200 per USD ikut naik (beban usaha). Tapi kalau berubah lagi, ya pembukuan turun lagi, jadi ini soal pembukuan saja,” ujar Sarwono, seperti dikutip Merdeka.com, Kamis (25/10/2018).
Menurut Sarwono, PLN hanya akan mencatat laba di sisi operasional, sedangkan pada sisi lain perusahaan listrik pelat merah tersebut mengalami kerugian.
“Jadi semuanya ini soal rugi, lihat neracanya. Rugi operasi atau rugi kurs. Kita yang penting untung,” tutur Sarwono.
Namun ketika ditanyakan angka kerugian dan untung operasional yang ditanggung PLN, Sarwono belum bisa menyebutkan, sebab angkanya akan terus mengalami perubahan.(DD)