Hingga Agustus, BTN Mencatat Telah Kucurkan KPR Rp27,2 Triliun untuk 162.777 Unit Rumah

ilustrasi
Direktur Utama BTN, Maryono (empat dari kiri) dalam peluncuran BTN House Price Index atau BTN HPI | Dok. Bank BTN

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), mencatat hingga Agustus 2018 ini, telah menyalurkan pembiayaan dalam bentuk kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi maupun non-subsidi untuk 162.777 unit rumah atau setara dengan Rp27,2 triliun.

Sementara itu, per Agustus 2018, BTN juga tercatat sudah mencairkan kredit konstruksi untuk menyokong KPR Subsidi bagi 227.350 unit sedangkan kredit konstruksi untuk menyokong KPR non subsidi disalurkan untuk 113.841 unit  

Direktur Utama BTN, Maryono, menjelasakan bahwa secara keseluruhan baik KPR maupun kredit konstruksi demi mendukung program Sejuta rumah, Bank BTN sudah mencapai sekitar 67,20%  atau setara dengan 503.968 unit dari target tahun ini yang dipasang 750.000 unit.

“Kami masih on track untuk menjaga pertumbuhan KPR di atas 20% dibandingkan tahun lalu,” kata Maryono, dalam keterangannya yang dilansir dari Kontan.co.id, Minggu (23/9/2018).

Sementara itu, BTN juga dikatakan akan menyasar kaum milenial menjadi pasar barunya. Saat ini, kaum milenial dikenal dengan gaya hidup cenderung boros dan suka berfoya-foya. Namun, dengan gaya hidup seperti itu generasi milenial masih memungkinkan untuk memiliki sebuah hunian yang tidak hanya berupa sewaan.

Maryono mengatakan, pihaknya akan segera meluncurkan produk baru yaitu KPR Milenial. “Kami akan segera meluncurkan pada awal Bulan Oktober KPR Milenial,” ujar Maryono, seperti dikutip dari Liputan6.com, Minggu (23/9/2018).

KPR milenial, ujar Maryono, merupakan produk baru kepemilikan rumah dengan skema pembayaran yang disesuaikan dengan keuangan anak muda. “Ini merupakan skema kredit perumahan yang dirancang khusus bagi kalangan milenial. Mengingat mereka memiliki penghasilan yang relatif tidak tetap karena sering berpindah tempat kerja,” ujar Maryono.

Maryono menjelaskan, salah satu produk KPR yang akan ditawarkan kepada milenial adalah hunian yang terintegrasi dengan moda transportasi masal atau Transit Oroented Development (TOD).

Hal itu disebabkan mobilitas kalangan muda sangat tinggi sehingga kebutuhan akan hunian dan transportasi juga cukup tinggi. “Jadi, kami akan memperhitungkan lokasi, apakah itu dekat ke kampus, atau ke mall. Seperti itu,” ucap Maryono.

Tidak hanya itu, lanjut Maryono, hunian bagi kaum milenial juga akan dilengkapi dengan konsep co working space yang saat ini tengah digandrungi anak muda.

“Kalau untuk kalangan milenial ini memang sedikit menantang. Mulai dari skema pemberian kreditnya sampai desain rumahnya. Karenanya kami mengikutsertakan juga para pengembang milenial untuk memperoleh inspirasi dari mereka,” tandasnya.(DD)