PT Garam (Persero) melaporkan produksi komoditas garamnya telah mencapai 255.000 ton atau hampir mendekati target tahun ini yang dipatok sebesar 350.000 ton. Dari pencapaian produksi ini, terdapat potensi untuk melebihi target dan diproyeksi produksi garam bakal mencapai angka 400.000 ton.
“Target awal kita di 350.000 ton, dan tahun ini bisa mencapai 400.000 ton, ini tentu untuk mengawal swasembada garam yang sudah mulai bisa kita lakukan,” terang Direktur Utama PT Garam, Budi Sasongko, seperti dikutip Kontan.co.id, Selasa (9/10/2018).
Adapun sistem resi gudang produk garam yang dikerjakan KKP dan PT Garam dilaporkan berjalan lancar. Lebih lanjut lagi, Budi menyampaikan sistem resi gudang garam yang diajukan KKP sejatinya telah berjalan secara merata di seluruh gudang produk garam nasional.
Tujuannya adalah untuk menampung garam rakyat saat posisi panen, di mana stok melimpah dan harga menjadi murah. Kemudian akan dilepas lagi saat stok di pasaran berkurang.
Menurut Budi, dalam keadaan panas kering ini, garam dalam keadaan panen. Sehingga posisi gudang dalam keadaan lakukan timbun stok.
Adapun PT Garam membeli dari rakyat di harga Rp 1.300 per kilogram dimana menjadi harga rata-rata dalam beberapa waktu terakhir ini.
“Nanti akan dikeluarkan pada November karena itu masa turun panen karena sudah musim hujan,” jelas Budi.
Dalam keterangan yang dilansir JawaPos.com, akhir pekan kemarin, Budi menjelaskan, hingga awal Oktober produksi garamnya sudah mencapai 600 ribu ton atau lebih banyak 250 ribu ton dari target.
Dia memperkirakan, jika sampai November nanti masih kemarau, produksi garam bisa mencapai 750 ribu ton atau lebih banyak 400 ribu ton dari target produksi tahun ini.
Meski begitu, Budi mengaku masih akan tetap membeli garam rakyat. Menurut dia, semakin banyak produksi garam, kebutuhan garam di Indonesia makin bisa teratasi.
“Kami memiliki pabrik pengolahan yang siap menampung. Jangan khawatir, garam rakyat tetap akan kami beli berapa pun banyaknya,” ujarnya.(DD)