GMF AeroAsia Targetkan Pertumbuhan Pendapatan Sebesar 15%

ilustrasi
Tempat perawatan pesawat yang dikelola GMF AeroAsia | Dok. GMF AeroAsia

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$439,28 juta pada akhir 2017 lalu, dan di awal tahun ini, GMFI menargetkan pendapatan tumbuh 15%.

Vice President Corporate Secretary GMF AeroAsia, Fidiarta Andika, mengatakan bahwa target pertumbuhan pendapatan 15% sampai akhir tahun merupakan target yang kini sedikit mendapat tantangan. “Karena pelemahan rupiah terhadap dollar AS,” katanya, seperti dikutip Kontan.co.id, Selasa (2/10/2018).

Pelemahan rupiah, lanjut Andika, sebetulnya tidak berdampak langsung pada bisnis. Tapi dampak itu bakal terasa pada maskapai sebagai pelanggan GMF AeroAsia.

Maklum, tarif yang ditetapkan GMF AeroAsia kepada pelanggannya menggunakan mata uang dollar AS. Dengan lemahnya rupiah terhadap dollar AS, tentu saja tarif maintenance, repair, dan overhaul (MRO) bakal lebih mahal jika harus dibayarkan dalam mata uang rupiah.

Hal itu yang dikhawatirkan GMF AeroAsia akan mengakibatkan berbagai maskapai mengevaluasi kebutuhan MRO. “Karena bisa saja turun, diharapkan tidak,” imbuh Andika.

Karenanya, kata Andika, mengejar pertumbuhan pendapatan 15% disaat pelemahan rupiah menjadi tantangan sendiri bagi GMFI. Target pertumbuhan pendapatan 15% artinya GMF AeroAsia harus mampu mengantongi pendapatan sebesar US$504 juta. Hingga semester I/2018, perusahaan ini telah mengantongi pendapatan sebesar US$223,31 juta.

Sementara itu, dalam keterangan yang dilansir CNBCIndonesia.com, Selasa (2/10/2018), disebutkan bahwa harga saham GMF AeroAsia kembali melonjak harganya, naik 56 poin (+24,77%) ke Rp 282 per unit saham pada penutupan Senin, 1 Oktober 2018.

Nilai perdagangan saham berkode GMFI ini mencapai Rp6,3 miliar, atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata transaksi hariannya, menjadikan minat beli pelaku pasar pada saham ini meningkat. Investor asing melakukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp692 juta.(DD)