Pemerintah mendorong perusahaan BUMN dapat meningkatkan asetnya, salah satu caranya dengan bersinergi. Berdasarkan dokumen Rencana Strategis Kementerian BUMN 2015-2019, pertumbuhan aset menjadi salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) dari sembilan IKU.
Pada masa kepemimpinan Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno, aset dalam empat tahun mendatang diproyeksi sebesar Rp7.913 triliun. Dalam setiap kesempatan, Rini optimistis aset perusahaan pelat merah pada 2019 bisa mencapai Rp10.000 triliun.
"Saya harapkan dengan terus kita bersinergi, insya Allah di tahun 2019 asetnya harus lebih dari Rp10 ribu triliun. Peningkatan aset ini dilakukan dengan mendorong hilirisasi dan menekankan penggunaan komponen dalam negeri sampai harus diproduksi sendiri," kata Rini di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (3/5), seperti dilansir imq21.com, hari ini (3/5).
imq21.com juga melaporkan, Pada 2015, aset perusahaan BUMN dibukukan sebesar Rp5.029 triliun. Kementerian BUMN kemudian merencanakan dapat meningkatkan aset sekitar 11,99% atau menjadi Rp5.632 triliun pada tahun ini.
Selain pertumbuhan aset, masih menurut imq21.com, bekas Menteri Rini menargetkan laba pada 2019 mencapai Rp180 triliun. Adapun realisasi 2015 sebesar Rp132 triliun dan dicanangkan meningkaat 8,33% atau menjadi Rp143 triliun pada tahun ini.
Selain aset dan laba, ekuitas juga menjadi poin IKU. Pada 2019, pemerintah memproyeksikan dapat membukukan ekuitas sebesar Rp1.882 triliun. Angka ini meningkat 57,35% jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu, yakni Rp1.196 triliun. Pada 2016, ekuitas dibidik sebesar Rp1.340 triliun.
Untuk mewujudkan rencana tersebut, perusahaan BUMN akan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp764 triliun pada 2019. Tahun ini, belanja modal yang dicanangkan sekitar Rp401 triliun.