PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) menggandeng dua perusahaan Jerman, yakni Cronimet Holding GmbH (Cronimet) dan Ferrostaal Industrial Projects GmbH (Ferrostaal) untuk bekerja sama mengembangkan fasilitas produksi feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, Indonesia.
Penandatangan kerjasama ini dilakukan oleh Direktur Utama Antam Tedy Badrujaman, CEO Cronimet Gunter Pilarsky, dan CEO Ferrostaal Klaus Lesker pada acara Forum Bisnis Indonesia-Jerman yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan disaksikan Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani.
Dikatakan Tedy, proyek kerja sama yang disepakati ini menunjukkan komitmen Antam untuk meningkatkan nilai pemegang saham. "Proyek ini mempunyai tujuan yang sama seperti Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa dan Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim yang juga memberikan nilai tambah bagi sumber daya nikel Antam yang besar di Indonesia," ujar Tedy, dalam keterangan resminya, Rabu (20/4/2016).
Usai penandatanganan ini, mereka pun secara bersama-sama akan mengkaji kemungkinan mengembangkan deposit nikel milik Antam melalui pembangunan fasilitas produksi feronikel yang berlokasi di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Setelah diperoleh hasil dari kajian studi pendahuluan, proyek ini diperkirakan akan mengolah 1,85 juta wet metrik ton (wmt) bijih nikel per tahun menjadi 19.500 metrik ton nikel dalam bentuk feronikel dengan kandungan minimum nikel sebesar 15%.
Dalam perjanjian ini, Antam akan memasok bijih nikel sebagai umpan pabrik dengan kadar nikel minimal 1,6%. Antam juga memperoleh keuntungan dalam pemanfaatan infrastruktur yang sudah ada di Pomalaa serta bertanggung jawab dalam hal operasi dan perawatan (Operations and Maintenance) dari fasilitas produksi feronikel tersebut.
Disebutkannya, estimasi awal nilai proyek adalah sebesar US$ 800 juta dengan kepemilikan Antam dalam proyek ini diperkirakan sebesar 25%. Sedangkan Croniment dan Ferrostaal akan memiliki 75%.
"Proyek ini adalah bagian dari strategi Antam untuk melangkah masuk ke akvitas pengolahan yang bernilai tambah dan bekerja sama dengan mitra kelas dunia seperti Cronimet dan Ferrostaal," tutupnya.
Perlu diketahui, Cronimet memiliki pengalaman yang ekstensif dalam pengadaan dan pemasaran produk bagi industri baja nirkarat secara global, termasuk logistik dan jasa lainnya yang dibutuhkan oleh konsumen. Sementara Ferrostaal memiliki pengalaman dalam pengembangan dan implementasi pabrik industrial berskala besar, khususnya dalam penyusunan struktur skema proyek (mencakup kontrak EPC dan pengaturan kontrak Operations & Maintenance).
(AR)