Esensi: Prediksi BI, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III Sekitar 5,1%

ilustrasi
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara (tengah) | Dok. Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III/2018 akan sedikit melambat ketimbang kuartal sebelumnya. Namun, di satu sisi, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat bahwa penerimaan negara dari sektor hulu migas hampir memenuhi target APBN 2018.

Esensi Berita:

  1. BI memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III/2018 akan berada di kisaran 5,1% atau lebih lambat dibanding kuartal II/2018 yang sebesar 5,27%. Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara menjelaskan rendahnya angka pertumbuhan ini terjadi karena kinerja ekspor yang menurun.
  2. Dia menjelaskan, proyeksi angka tersebut menyebabkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada keseluruhan tahun ini berada di kisaran 5-5,4%. “Angka pertumbuhan (kuartal III) akan mirip angka kuartal I, di sekitar 5,1% kurang sedikit,” kata Mirza, Seperti dilansir Detik.com, Selasa (23/10/2018).
  3. Namun menurut Mirza, ketika nilai ekspor melemah, kinerja impor Indonesia justru menanjak. Mirza melihat meningkatnya permintaan impor masih wajar karena memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur jangka panjang.
  4. Sementara itu, kata Mirza, investasi masih tumbuh cukup tinggi ditopang baik investasi bangunan, terkait proyek infrastruktur dan properti, maupun investasi nonbangunan. “Namun, kenaikan pertumbuhan ekspor tidak sekuat proyeksi, di tengah impor yang tumbuh tinggi,” ujarnya, seperti dikutip Medeka.com, Selasa (23/10/2018).

Info Terkait:

  1. Di satu sisi, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia di prediksi akan mengalami perlambatan, memasuki kuartal III/2018 ini, penerimaan negara dari sektor hulu migas tercatat sudah mencapai USD11,76 miliar atau setara dengan Rp176,4 triliun (kurs Rp 15.000).
  2. Capaian ini sudah 99% dari target APBN 2018 yang sebesar USD11,90 miliar. Diharapkan pada akhir tahun nanti, penerimaan negara dari hulu migas dapat mencapai USD16,10 miliar atau sebesar 48% dari gross revenue, dan sekitar 135% dari target APBN tahun 2018.
  3. Sementara itu, untuk pengembalian biaya operasi (cost recovery) hingga Kuartal III/2018 telah mencapai USD8,73 miliar atau sekitar 87% dari target APBN tahun 2018 yang sebesar USD10,09 miliar.
  4. “Porsi cost recovery paling besar digunakan untuk membiayai kegiatan produksi sebesar 45% dan membayar biaya depresiasi (atas realisasi investasi pengembangan di periode fiskal sebelumnya) sebesar 24%,” kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Wisnu Prabawa Taher, seperti dilansir Kumparan.com, Selasa (23/10/2018).(DD)