Pemerintah targetkan 60 persen produksi minyak nasional berasal dari PT Pertamina (Persero). Tantangan ini dijawab dengan optimisme Perseroan dengan menargetkan diri menjadi produsen minyak bumi terbesar di Indonesia. Sementara itu, Wood Mackenzie dan Bain & Company memprediksi harga minyak mentah dunia akan stabil hingga dua tahun ke depan.
Esensi Berita:
- Menurut Komisaris Pertamina, Sahala Lumbangaol, pihaknya akan mendorong kegiatan hulu Pertamina dan menargetkan Perseroan untuk menjadi produsen minyak bumi terbesar di Indonesia. “Pertamina adalah perusahaan terintegrasi, dari hulu ke hilir. Pertamina akan move on dan akan terus mengembangkan dirinya seperti pengembangan petrochemical based on coal,” katanya, dalam seperti dilansir laman Perseroan, Kamis (29/11/2018).
- Sementara, perusahaan riset dan konsultan global, Wood Mackenzie memprediksi harga minyak mentah stabil untuk 18-24 bulan ke depan. Hal itu terjadi karena berkurangnya penawaran minyak dari Iran terkait sanksi Amerika Serikat. Meski begitu, pasokan minyak dari AS diperkirakan akan meningkat. “Kami berharap harga minyak akan tetap stabil setidaknya dalam 18 bulan ke depan,” kata Direktur Riset Hulu Minyak & Gas Wood Mackenzie Asia Pasifik, Andrew Harwood, seperti dikutip Detik.com, Kamis (29/11/2018).
- Harwood mengatakan, harga minyak dipengaruhi oleh persediaan minyak mentah dalam beberapa pekan terakhir. Sementara itu, Kepala Bidang Energi & Sumber Daya Alam Asia Pasifik dari konsultan manajemen global Bain & Company, Brian Murphy, sependapat dengan hal tersebut. “Arah harga minyak pada bulan-bulan terakhir telah lebih selaras dibandingkan beberapa bulan sebelumnya,” ujarnya.
- Untuk mencapai ketahanan energi nasional, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mempertimbangkan konversi penggunaan bahan bakar dari minyak ke gas. Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Kementerian ESDM, Djoko Siswanto, menjelaskan bahwa pemerintah ingin mengeksplorasi lebih banyak kawasan timur Indonesia. Sejalan dengan banyaknya temuan sumber gas di wilayah tersebut.
Info Terkait:
- Dalam keterangan yang dilansir Liputan6.com, Kamis (29/11/2018), Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menyadari bahwa permintaan energi akan terus meningkat setiap tahunnya. Indonesia diperkirakan akan semakin tumbuh dan tercatat populasinya naik sekitar 1,24 persen per tahun. Perekonomian juga tumbuh 5,2 sampai 5,3 persen pada tahun 2019 mendatang. Seiring dengan meningkatnya hal tersebut, Pertamina memperkirakan permintaan energi juga terus meningkat.
- Permintaan energi dipastikan akan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini tak lepas dari semakin tumbuh dan meningkatkan populasi Indonesia yang naik sekitar 1,24 persen per tahun. Selain, itu
- Permintaan energi dari sektor kelistrikan diproyeksikan meningkat 8,15 persen per tahun hingga 2030. Sementara pertumbuhan permintaan energi dari sektor transportasi diproyeksikan sekitar 3,43 persen per tahun. Tak hanya itu, pemerintah Indonesia memiliki rencana yang sangat agresif dalam membangun infrastruktur dari tahun 2015 hingga 2019, mencakup pembangunan jalan baru sepanjang 2.600 kilometer (km), jalan tol sepanjang 1.000 km, 15 lapangan udara, 24 pelabuhan serta rel kereta api baru sepanjang 3.258 km.
- Seluruh pembangunan ini nantinya akan mendorong mobilisasi orang dan barang secara masif, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan kebutuhan energi di masa mendatang. Situasi seperti ini tentunya membuka kesempatan besar bagi seluruh pemain energi termasuk bagi Pertamina.(DD)