Pemerintah telah menggulirkan program asuransi pertanian yang berfungsi untuk melindungi petani. Kementerian Pertanian, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan anggran untuk asuransi bagi para petani dan peternak di Indonesia.
Esensi Berita:
- Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan, pihaknya menyiapkan anggaran Rp4,1 triliun setiap tahun untuk asuransi bagi para petani dan peternak di Indonesia. “Jadi kami menjangkau para petani dan peternak dengan asuransi untuk memberikan rasa aman melakukan produksi. Anggaran asuransi ini rata-rata mencapai Rp4,1 triliun setiap tahun,” kata Mentan, Amran Sulaiman, dalam keterangannya seperti dilansir dari Gatra.com, Minggu (4/11/2018).
- Ia menjelaskan, anggaran yang disiapkan untuk asuransi petani itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Anggaran ini juga merupakan hasil atau sumbangan penghematan yang dilakukan Kementan seperti meniadakan anggaran pembelian mobil, pengecekan kantor, hingga acara seremonial yang dianggap tidak perlu.
- Asuransi tersebut, kata dia, untuk memberikan rasa aman bagi petani atas bencana alam, banjir, kekeringan yang membuat tanaman padi petani mati. Begitu pula asuransi bagi peternak yang juga ditanggung jika hewan peliharaan mereka mati. “Kita tidak ingin kalau kena bencana alam seperti banjir, kekeringan, bencana alam, atau sapi yang mati itu menyebabkan petani yang rugi,” kata Amran, Seperti dari dikutip Detik.com, Minggu (4/11/2018).
- Amran mengatakan, asuransi pertanian untuk sawah telah ter-cover sekitar 1 juta hektare untuk seluruh Indonesia. Belum lagi asuransi pada peternakan khususnya sapi dan hortikultura. Dikatakannya, salah satu efek dari adanya asuransi pertanian ini adalah pada peningkatan ekspor sebanyak 24%. “Kita ekspor jagung, ayam dan telur ke Jepang, ekspor peternakan ke 82 negara, ekspor sapi dan kambing. Ini pencapaian,” tegas dia.
Info Terkait:
- Amran juga menceritakan, cita-cita pemerintahan Jokowi-JK untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Untuk itu rawa-rawa di beberapa daerah yang jumlah mencapai 10 hektare diubah menjadi lahan pertanian. Dengan begitu panen bisa dilakukan sebanyak 3 kali dalam setahun. Proyek ini tinggal diteruskan dalam kurun waktu 5 sampai 10 tahun ke depan.
- “Dengan menggunakan alat dan mesin pertanian, kita bisa menghemat Rp361 triliun. Coba bayangkan, jika menanam padi secara manual, untuk satu hektar saja kita butuh 25 hari. Tapi dengan alsintan, cukup tiga jam saja,” ungkap Amran, seperti dilansir dari Kumparan.com, Minggu (4/11/2018).
- Di sisi lain, Amran juga mengungkapkan sebagai negara agraris, Indonesia punya potensi yang sangat besar, sehingga berani menargetkan untuk menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045. Ada dua raksasa besar yang sedang dibangkitkan, yakni pemanfaatan lahan rawa dan optimalisasi lahan tadah hujan.
- “Ada 10 juta ha lahan rawa yang kita manfaatkan. Caranya, dengan meningkatkan indeks pertanaman. Jika sebelumnya hanya satu kali tanam dalam setahun, dengan segala teknologi yang ada, bisa kita tanam tiga kali dalam setahun,” tandas Amran.(DD)