Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat adanya pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan kemarin atau periode 15-19 Oktober 2018. Hal tersebut diindikasikan dengan mulainya laporan keuangan emiten dan nilai tukar rupiah yang cukup stabil terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Esensi Berita:
- IHSG tercatat naik sebesar 1,40% pada periode 15-19 Oktober 2018, mencapai 5,837.29 poin dari 5,756.49 poin pada pekan sebelumnya. Investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp1,2 triliun sepanjang pekan kemarin. Adapun sepanjang tahun 2018, investor asing telah mencatatkan jual bersih (net sell) mencapai Rp 56,51 triliun.
- Seperti dikutip Beritasatu.com, Minggu (21/10/2018), disebutkan bahwa sejalan dengan peningkatan IHSG, nilai kapitalisasi pasar pada pekan kemarin juga tercatat naik sebesar 1,49% ke posisi Rp6,599.76 triliun dari Rp6,502.62 triliun pada pekan sebelumnya.
- Mengutip laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia, yang dilansir Liputan6.com, Minggu (21/10/2018), dijelaskan bahwa penguatan IHSG itu di dorong saham-saham masuk indeks LQ45 naik 1,51% dan saham kapitalisasi kecil mendaki 0,46%.
- Sejumlah sentimen pengaruhi pasar keuangan termasuk IHSG. Dari sentimen internal, rilis data ekonomi pengaruhi laju IHSG. Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan pada September. Tercatat surplus neraca dagang USD230 juta pada September dibandingkan perkiraan defisit USD 500 juta.
Info Terkait:
- Pada pekan kemarin, pergerakan indeks harga saham gabungan masih dibayangi koreksi akibat antisipasi investor jelang penetapan 7 days repo rate oleh Bank Indonesia (BI).
- Analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan, seperti dilansir Bisnis.com, Minggu (21/10/2018), dijelaskan bahwa pada penutupan perdagangan akhir pekan kemarin, IHSG dibayangi pergerakan bursa global yang melemah. Selain itu, kenaikan Indonesia 10 year bond yield juga turut menjadi sentimen penekan indeks.
- Untuk perdagangan awal pekan, Senin (22/10/2018), Dennies mengatakan, secara teknikal indikator, stokastik membentuk deadcross di area overbought. Hal tersebut menunjukkan indeks akan mengalami koreksi dalam jangka pendek.
- “IHSG diprediksi melemah di dorong oleh antisipasi investor jelang penetapan 7 day repo rate (7DDR) oleh Bank Indonesia,” tulisnya dalam riset harian.(DD)