PT Timah Tbk (TINS) terus mencari cadangan produksi untuk menjaga keseimbangan bisnis perusahaan, di mana saat ini total cadangan aluvial Perseroan tercatat sebesar 377.549 ton atau hanya bisa bertahan sampai 10 tahun ke depan.
Dalam proses pencarian cadangan baru ini, Perseroan menjajaki dua negara yaitu Nigeria dan Myanmar.
“Strategi peningkatan penguasaan sumber daya dan cadangan yang terukur, terbukti menjadi strategi utama yang berlanjut dan berkesinambungan,” kata Direktur Keuangan PT Timah, Emil Ermindra, seperti dikutip Kontan.co.id, Senin (8/10/2018).
Menurut Emil, semakin tipisnya cadangan bijih timah aluvial di darat serta semakin sulit dan mahalnya biaya pembebasan tanah mendorong Perseroan melakukan ekspansi sampai ke luar negeri.
Asal tahu saja, cadangan timah di Nigeria ini dapat mencapai 35.000 ton per tahun. “Kami membentuk tim, tim ini terdiri dari staf internal kami yang kompeten dan handal untuk bekerjasama dengan Topwide,” papar Emil.
Ekspansi PT Timah ke Nigeria ini merupakan joint venture agreement dengan Topwide Venture Ltd. Melalui pengembangan di Nigeria, PT Timah juga akan mulai membangun smelter lebih dulu. “Bentuk kerja adalah JV dengan modal yang disepakati masing-masing 50%,” imbuh Emil.
Dalam tahap awal ekspansi ini, Emil menjelaskan, Perseroan belum menganggarkan investasi yang terlalu besar. Anggaran yang sudah tersedia baru Rp80 miliar. “Itu untuk investasi smelter dan kebutuhan modal kerja perolehan bijih timahnya dengan membeli dari tambang yang sudah ada,” ungkapnya.
Sebagai informasi, untuk menggenjot kapasitas produksi, PT Timah memperluas penetrasi pasar ekspolasi timah di Nigeria dengan membentuk perusahaan joint venture agreement dengan Topwide Venture Ltd sejak akhir 2017 silam.
“Saat ini proses untuk tambang timah di Nigeria ini sudah dalam tahap eksplorasi dan eksploitasi kira-kira tahun ini.Tetapi, kami akan mulai dari membangun smelter-nya terlebih dahulu,” jelas Emil, dalam keterangannya yang dilansir Okezone.com, beberapa waktu lalu.
Disampaikannya, ekspansi eksplorasi dimaksudkan untuk meningkatkan cadangan timah Perseroan. Untuk kerjasama patungan tersebut, lanjut Emil, Perseroan yang menyiapkan teknologi dan marketingnya dan sedangkan untuk keamaanan dan perizinan bagian dari Topwide Venture.
Sedangkan mengenai target produksi tambang timah di Nigeria, Emil mengharapkan setidaknya produksi timah di Nigeria ini sama atau lebih besar dari produksi timah di Bangka Belitung yaitu 35.000 ton per tahun.(DD)