Untuk mendukung permodalan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk telah menerapkan bunga single digit atau di bawah 10%. Penurunan suku bunga ini ditujukan untuk pinjaman di bawah Rp 5 miliar yang sudah berlaku sejak 1 April 2016.
Menurut CEO Region BNI Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau, Ronny Venir, penurunan suku bunga kredit di bawah 10% atau single digit 9,95% ini dilakukan secara bertahap yang kemungkinan ke depannya masih ada penurunan.
"Kebijakan ini sejalan dengan penurunan suku bunga acuan BI Rate menjadi 6,75% dan suku bunga deposito pasar Lembaga Penjamin Simpanan (LSP)," ujar Ronny, di Pekanbaru, Senin (11/4/2016).
Perkiraan akan terjadinya penurunan lagi, menurut Ronny dapat terlihat pada penurunan suku bunga yang dialami LPS sebesar 25 bps menjadi 7,25% per tanggal 31 Maret 2016. Sehingga dirinya optimis, sampai akhir tahun ini suku bunga kredit bisa mencapai single digit pada beberapa segmen.
"Diharapkan dengan penurunan suku bunga ini akan semakin meningkatkan akses informasi dan penggunaan produk jasa keuangan masyarakat melalui pengembangan infrastruktur pendukung literasi keuangan," katanya.
Dia juga menggambarkan sebenarnya sebelum kebijakan BI diluncurkan, BNI sudah mematok suku bunga di bawah 10% bagi pembiayaan pemerintah yang dikenal dengan KUR, yaitu sebesar 9%. Selain itu, pihaknya juga memberikan kemudahan persyaratan bagi UMKM dengan proses yang relatif cepat.
"Khusus untuk penyaluran kredit sampai dengan maksimal Rp 1 miliar, sejak tanggal 1 April yang lalu terdapat program bundling taplus bisnis atau giro dan e-banking yang memberikan kemudahan tambahan yaitu bebas biaya asuransi jiwa kredit dan bebas biaya asuransi kredit," paparnya.
Bukan hanya itu, menurutnya, dalam waktu dekat BNI akan segera menawarkan bunga single digit untuk pasar KPR kelas menengah berjangka waktu 5 tahun. Untuk itu, BNI akan mencoba melirik pasar KPR bagi kelas menengah ke bawah dengan rentang harga Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar per unit.
Saat ini, BNI memiliki dua tawaran bunga single digit untuk KPR yaitu bunga 8,70% untuk dua tahun, dan bunga 10,7% untuk tiga tahun.
"Penurunan suku bunga KPR direncanakan pada semester II tahun ini," katanya pula.
BNI bahkan menargetkan pertumbuhan KPR akan terjadi di atas 10% tahun 2016 dengan porsi KPR kelas menengah 70% dan sisanya untuk KPR kelas menengah ke atas.
Dengan dasar tahun 2015 lalu, BNI mencatat pertumbuhan KPR sebesar 4% dan besaran nilai kredit Rp 34,66 triliun. Jika dibandingkan per Desember 2014 yang hanya Rp 33,34 triliun, berarti terjadi peningkatan Rp 1 triliun lebih per Desember 2015.
Ia menambahkan, saat ini BNI Wilayah Padang memiliki area kerja di tiga provinsi, yaitu Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau dan satu Kabupaten di Kerinci.
(AR)