Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) sepakat untuk membagikan dividen sebesar Rp 611 miliar atau setara Rp 289,73 per saham dari tahun buku 2015.
Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk, Joko Pramono mengatakan, jumlah dividen yang dibagikan merupakan 30% dari total laba bersih yang berhasil dibukukan perseroan sepanjang 2015 senilai Rp 2,04 triliun.
"Meski harga batu bara tengah mengalami penurunan sejak tahun 2012, kami berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja dengan menghasilkan keuntungan bersih Rp 2,04 triliun atau tumbuh 9,30% dari perolehan laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,86 triliun," ujar Joko, di Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Volume produksi pun mengalami peningkatan sebesar 18% atau menjadi 19,28 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 16,37 juta ton. Sedangkan, volume penjualan mencapai 19,10 juta ton atau naik 6% bila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 17,96 juta ton.
Dipaparkannya, untuk meraih keberhasilan ini Perseroan telah mengambil langkah-langkah strategis dalam menghadapi tekanan dari penurunan harga batu bara, di antaranya melakukan efisiensi di berbagai lini berupa pengoptimalan sistem penambangan dengan elektrifikasi peralatan tambang menggunakan tenaga listrik milik sendiri, dan mengakuisisi perusahaan Jasa penambangan untuk meningkatkan volume swakelola bagi operasional penambangan.
Kemudian memprioritaskan ekspor dengan batu bara kalori tinggi melalui market branding yang sesuai dengan kebutuhan pasar, serta melakukan terobosan pasar baru, di antaranya ke Banglades dan Pakistan.
"Dari berbagai efisiensi yang dilakukan, perseroan mampu menekan biaya produksi sebesar 10% atau menjadi Rp 356,866 per ton pada 2015 dibanding biaya produksi tahun sebelumnya sebesar Rp 394,784 per ton," lanjutnya.
Demikian juga harga jual, pada saat Harga Indeks Batubara Global tahun 2015 turun sebesar 29%, perseroan bisa mengendalikan dengan harga rata-rata tertimbang sebesar Rp 718,992 atau hampir sama dibanding harga rata-rata tertimbang tahun sebelumnya sebesar Rp 723,635.
"Keberhasilan ini menempatkan perseroan sebagai perusahaan dengan Tingkat Perolehan Laba Bersih (Net Profit Margin) sebesar 14,83 atau tertinggi di antara Industri batu bara nasional lainnya," tandasnya.
Efisiensi berkelanjutan di tengah harga batu bara dunia yang terus tertekan. Perseroan tetap menempatkan langkah-langkah efisiensi sebagai salah satu program prioritas di tahun 2016, sama dengan capaian tahun lalu dengan menekan biaya produksi sebesar 10%. Perseroan tetap mengejar target efisiensi dalam jumlah yang sama.
(AR)