PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) membukukan pendapatan Rp1,37 triliun sampai September 2018 atau tumbuh 37,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp999 miliar.
Hanya saja beban pokok penjualan melonjak 40,12% year on year (yoy) menjadi Rp936,06 miliar. Laba kotor Semen Baturaja masih terkerek 31% yoy menjadi Rp436 miliar.
Sementara beban penjualan bertambah 71% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp103 miliar, sementara beban keuangan naik lebih dari 12 kali lipat dari Rp7,4 miliar di kuartal III tahun lalu menjadi Rp94 miliar di periode yang sama tahun ini. Alhasil, laba bersih SMBR tergerus 61,98% yoy menjadi Rp40,88 miliar pada periode Januari-September 2018 ini.
Untuk mengerek laba, SMBR bakal giat melaksanakan efisiensi di berbagai lini, salah satunya di bagian produksi.
Investor Relations SMBR, Benny Kurniawan, mengatakan bahwa sampai dengan akhir tahun, SMBR akan terus memaksimalkan Pabrik Baturaja II yang baru. “Untuk meningkatkan utilisasi pabrik dan menjaga competitiveness pabrik ini keunggulan dari sisi biaya yang lebih efisien,” kata dia seperti dikutip Kontan.co.id, Selasa (13/11/2018).
Lebih lanjut, Benny menerangkan, Pabrik Baturaja II akan dapat menggunakan batubara dengan kalori yang lebih rendah dibanding Pabrik Baturaja I, di mana secara harga bakal lebih murah.
Selain itu, SMBR juga melakukan efisiensi melalui efisiensi faktor clinker dan pemanfaatan limbah B3 sehingga di tengah melonjaknya harga batubara tahun ini COGS SMBR, menurut Benny masih terjaga dibanding kompetitor lainnya.
Sementara itu, Direktur Utama Semen Baturaja yang baru, Jobi Triananda Hasjim, mulai fokus memperkuat peran di Sumatra Selatan hingga mengoptimalkan tambang baru yang akan diakuisisi Perseroan.
Sebelumnya, SMBR mengganggarkan dana belanja modal sekitar Rp300 miliar untuk melancarkan akuisisi tersebut. Diharapkan, aksi korporasi tersebut mampu menekan biaya batu bara 10% hingga 201%.
Jobi menyebut, akan segera melakukan koordinasi dengan jajaran manajemen Perseroan. Pihaknya menyebut telah mendapat sejumlah tugas dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas.
“Diminta mengoptimalkan terutama pabrik yang kedua dan kapasitas produksi bisa ditingkatkan,” jelasnya, dalam keterangan yang dilansir dari Bisnis.com, Selasa (13/11/2018).
Seperti diketahui, SMBR memiliki kapasitas produksi 3,85 juta ton per tahun. Jumlah itu setelah beroperasinya Pabrik Baturaja II dengan kapasitas produksi semen 1,85 juta ton per tahun.
Adapun, manajemen produsen semen pelat merah itu menargetkan utilisasi pabrik menembus 60%-65% dari total kapasitas produksi semen Perseroan.(DD)