PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menargetkan jumlah transaksi cash management hingga 94,9 juta kali, dengan target nilai transaksi hingga penghujung tahun Rp2.607 triliun.
“Tahun depan kami targetkan pertumbuhan cash management lebih tinggi 20% dari capaian tahun 2018,” ujar General Manager Divisi Jasa Transaksional Perbankan BNI, Teddy Wishadi, dalam keterangannya yang dilansir, Selasa (12/11/2018).
Hingga kuartal III/2018, BNI mencatatkan pertumbuhan transaksi cash management segmen korporasi 45,53% year on year (yoy) menjadi 83,1 juta transaksi, naik dari posisi yang sama tahun lalu yang hanya 57,1 juta transaksi. Nilai transaksinya tumbuh 35,23% yoy menjadi Rp1.965 triliun. Angka ini lebih tinggi dibanding dengan periode yang sama tahun 2017 senilai Rp1.453 triliun.
Guna mengoptimalkan kinerja ini, Perseroan akan perluas kerjasama dengan korporasi lainnya. Yang terbaru, BNI menggandeng PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) serta anak usaha yang tergabung dalam Semen Indonesia Group.
BNI nantinya akan menjadi one stop financial services yang tidak sekadar menawarkan produk dan layanan, melainkan solusi keuangan untuk seluruh karyawan Semen Indonesia.
Direktur Hubungan Kelembagaan BNI, Adi Sulistyowati, menambahkan bahwa layanan cash management milik BNI tentunya akan mempermudah Semen Indonesia serta anak usahanya untuk memantau keluar masuknya dana di dalam perusahaannya.
“Secara garis besar, cash management memudahkan pengelolaan dana sehingga tidak memerlukan lagi proses secara manual. Selain cash management, BNI juga memfasilitasi Semen Indonesia Group dengan BNI Corporate Card,” ujar Susi.
Menurut Susi, BNI Corporate Card bermanfaat untuk pembayaran segala transaksi yang terjadi pada operasional pegawai Semen Indonesia. Penyediaan BNI Corporate Card sejalan dengan Gerakan Nasional Non Tunai yang telah disosialisasikan oleh Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sisi lain, sampai kuartal III/2018, perusahaan pengguna BNI Corporate Card telah mencapai 1.100 perusahaan dengan nilai transaksi sebesar Rp1,9 triliun. Padahal target transaksi hanya Rp1 triliun hingga akhir tahun ini.(DD)