Bio Farma Boyong Penghargaan Primaniyarta dari Kementerian Perdagangan

ilustrasi
Bio Farma dalam ajang penghargaan Primaniyarta | Dok. Bio Farma

PT Bio Farma (Persero) meraih kembali penghargaan Primaniyarta kategori Pelopor Pasar Baru dari Kementerian Perdagangan. Penghargaan tersebut diterima oleh Sri Harsi Teteki, Direktur Pemasaran Bio Farma yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo, di Indonesia Convention Exhibition, BSD Tangerang Banten, Rabu 24 Oktober 2018, lalu.

“Kami satu-satunya BUMN yang mendapat apresiasi dari Pemerintah, tentunya turut serta berkontribusi bagi negara, kami terus upayakan peningkatan kapasitas dan kapabilitas produksi untuk mempertahankan dan meningkatkan kesinambungan ekspor, saat ini kapasitas kami, bulk (intermediate product) sekitar 2.3 miliar dosis, produk akhir vaksin sekitar 700 juta dosis,” kata Teki, dalam keterangannya yang dilansir, Sabtu (27/10/2018).

Teki menambahkan, mengenai pelopor pasar baru, pihaknya banyak melakukan ekspor ke negara tujuan yang mengandung risiko, baik risiko politik, risiko ekonomi pada saat pembayaran, transportasi yang sulit juga adanya negara-negara baru yang dimasuki.

“Kami juga mengapresiasi dukungan Pemerintah akan memberikan kemudahan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dalam skema pembiayaan ekspor Indonesia,” ujar Teki

Keberhasilan perluasan pasar di negara-negara Afrika, lanjut Teki, tidak terlepas dari kerjasama yang dilakukan oleh Bio Farma dengan organisasi kerjasama negara-negara Islam (OKI), di mana Bio Farma ditunjuk sebagai “centre of excellence” serta vice chairman vaccine manufacturer group OIC.

Raihan penghargaan tersebut dilatarbelakangi oleh keberhasilan Bio Farma dalam memperluas pasar vaksin, dengan menambah jumlah “market” di negara-negara benua Asia dan Afrika, sehingga sampai dengan 2018, produk Bio Farma sudah digunakan di lebih dari 140 negara.Tahun ini untuk kali ke -7 Bio Farma raih penghargaan Primaniyarta.

“Tantangan kami saat ini ekspansi fasilitas untuk produk baru, target kami ke depan terus menjajaki peluang ekspor untuk produk final bulk (HiB, Campak) dan produk jadi (Pentabio – Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B dan Haemophilus Influenza type B) serta memenuhi berbagai regulasi internasional  (WHO, FDA dan Registrasi di negara tujuan) dan tentunya mempertahankan pra kualifikasi WHO untuk produk existing dan produk baru,” ungkap Teki.

Sebagai informasi, Primaniyarta merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada eksportir yang dinilai paling berprestasi di bidang ekspor dan dapat menjadi percontohan bagi eksportir lain.

Penyelenggaraan penghargaan Primaniyarta merupakan kegiatan rutin tahunan yang diadakan oleh Pemerintah yakni Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional.(DD)