Belasan BUMN Bersinergi Garap Kawasan Wisata 'Joglosemar'

BUMN Pariwisata
Ilustrasi Candi Borobudur |

Belasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang kepariwisataan dan bidang infrastuktur mulai bersinergi untuk mengangkat sektor pariwisata dan meningkatkan kunjungan wisatawan di kawasan Jogja, Solo dan Semarang atau "Joglosemar".

Dikatakan Asisten Deputi Energi Logistik dan Pariwisata Kementerian BUMN, Hendrika Nora Sinaga, perusahaan yang terlibat dalam kerjasama ini meliputi PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWCBPRB), PT PTP IX, PT Perhutani, dan PT KAI.

"Tidak sendirian, BUMN bidang pariwisata ini akan didukung PT Garuda, PT Citilink, PT Pelni, PT Damri, PT Pelindo III dan PT Angkasa Pura I dalam mengangkat potensi wisata yang terdapat di kawasan Joglosemar," kata Nora, di Sleman, Rabu (20/4/2016).

Tidak hanya itu, dari sektor akomodasi atau jasa amenitas ada Hotel Indonesia Natour, Aerowisata dan Patra Jasa, yang menyediakan fasilitas penginapan bagi wisatawan.

Dengan sinergi ini nantinya masing-masing BUMN akan memaksimalkan perannya dalam mengelola dan mendatangkan wisatawan mancanegara. Seperti PT KAI akan mencoba membuat jalur yang mampu menghubungkan destinasi-destinasi milik BUMN ini dengan potensi mereka. Sementara Garuda Indonesia memberi harga khusus bagi wisatawan mancanegara yang datang ke wilayah ini.

"Kawasan Joglosemar merupakan kawasan segitiga pertumbuhan strategis di Jawa Tengah dan DIY. Kawasan Joglosemar dalam perspektif kepariwisataan juga telah menjadi salah satu penggerak kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, khususnya Jawa Tengah dan DIY," jelasnya.

Lebh lanjut, Nora menyampaikan dalam pengembangan kepariwisataan Joglosemar ditopang keberadaan Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko maupun situs percandian lainnya, Keraton Yogyakarta dan Solo dan Situs Sangiran.

"Keberadaan kawasan pegunungan seperti Gunung Merapi, Sindoro, Sumbing, Prau, dan Ungaran juga merupakan poin yang tidak bisa ditinggalkan, termasuk Kota Lama, Situs Perkeretaapian, perkebunan dan lainnya,"paparnya.

Namun demikian diakuinya, potensi wisata yang sangat besar di kawasan Joglosemar serta perkembangan pariwisata saat ini relatif masih rendah dan belum optimal. Karena itu, menurut Nora, melalui sinergi BUMN dalam pengembangan kepariwisataan dan program kolaborasi tersebut diharapkan dapat mewujudkan pertumbuhan dan peningkatan kepariwisataan yang signifikan di kawasan Joglosemar.

Ditargetkannya, di tahun 2019 mendatang kawasan ini bisa menarik 2 juta wisatawan mancanegara. “Estimasi kami sekarang baru sekitar 750 ribu wisatawan mancanegara. Tapi nantinya, jika seluruh potensi BUMN disinergikan memaksimalkan potensi industri pariwisata yang ada, maka target 2 juta wisatawan mancanegara akan terlampaui," tandasnya.

(AR)