PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan kenaikan laba bersih di kuartal pertama tahun ini sebesar Rp 4,5 triliun, tumbuh 11,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 4,1 triliun.
Direktur Utama BCA, Jahja Setiatmadja mengatakan, pertumbuhan laba tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya yang tumbuh sebesar 17% menjadi Rp 12,8 triliun pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya Rp 11 triliun.
"Pada triwulan I ini BCA berhasil membukukan kinerja keuangan yang positif ditopang likuiditas dan permodalan. Untuk itu BCA berkomitmen mendukung kebutuhan pinjaman nasabah di tengah kondisi ekonomi yang masih bergerak lambat. Langkah tersebut diikuti dengan penerapan prinsip-prinsip penyaluran kredit yang prudent," ujar Jahja, di Jakarta, Rabu (27/4/2016).
Terkait kredit, disebutkannya, pada akhir Maret 2016, portofolio kredit BCA mencapai Rp 373,7 triliun, naik 11,4% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Kredit korporasi tumbuh 18,5% menjadi Rp 129,4 triliun dan kredit UKM meningkat 5,9% ke Rp 142,3 triliun.
Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) berada di level 1,1% di akhir Maret, naik dari 0,7% pada periode yang sama di tahun 2015. Kenaikan tersebut diakui Jahja akibat ada satu nasabah yang bermasalah membayar kredit dengan nilai Rp 500 miliar atau 0,2% dari total keseluruhan kredit macet.
Sementara penghimpunan DPK perseroan pada kuartal pertama tahun ini tumbuh 5,7% menjadi Rp 470,4 triliun.
Dengan pertumbuhan kredit dan DPK tersebut, loan to funding ratio (LFR) tercatat sebesar 78,9%. Sedangkan permodalan BCA masih kuat yang ditunjukkan oleh posisi CAR (capital to adequacy ratio) yang tercatat sebesar 20%.
(AR)