PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim, berhasil membukukan kinerja keuangan yang cukup bagus pada pencapaian Agustus 2018 ini. Kinerja keuangan Bank Jatim menunjukkan pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year /yoy).
Aset Bank Jatim tercatat tumbuh 12,05% atau menjadi sebesar Rp59,74 triliun dan laba bersih Bank Jatim tercatat Rp928,05 miliar, tumbuh 3,50% (yoy). Bank Jatim juga membukukan pertumbuhan yang cukup signifikan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), yaitu sebesar 13,09% (yoy), sehingga CASA Bank Jatim masih terjaga dengan baik sebesar 67,57%.
“Pertumbuhan Kredit Bank Jatim juga mengalami peningkatan sebesar 6,60% (yoy), dengan pertumbuhan kredit terbesar berada pada Sektor Konsumsi yang mengalami kenaikan sebesar 8,78% (yoy),” kata Direktur Keuangan Bank Jatim, Ferdian Timur Setyagraha, dalam keterangannya yang dilansir laman Perseroan, Rabu (19/9/2018).
Ferdian menjelaskan, sektor konsumsi terutama Kredit Multiguna adalah sektor penyumbang terbesar dan teraman di Bank Jatim. Dengan porsi sebesar 56,87% dari total keseluruhan kredit Bank Jatim dan menghasilkan NPL terendah hanya sebesar 0,26%.
“Bank Jatim mengedepankan ekspansi kredit yang tepat guna juga prudent, dengan menjaga kredit lancar dan kredit baru untuk tidak menjadi penyumbang NPL dan tidak menimbulkan biaya CKPN yang tinggi,” ucap Ferdian.
Adapun pada Agustus 2018, ROA tercatat sebesar 3,36%, ROE 19,98%, dan NIM 6,45%. “Rasio tersebut menunjukkan kapabilitas Bank Jatim yang baik dalam menghasilkan laba,” imbuh Ferdian.
Ferdian menambahkan, per Agustus 2018, Bank Jatim tercatat memiliki total layanan sebanyak 1.638 layanan, baik layanan konvensional maupun syariah. Ditambah dengan layanan ATM Bersama dan jaringan Prima serta Prima Debit. Juga yang terbaru, Bank Jatim telah bergabung dalam GPN (Gerbang Pembayaran Nasional) yang berarti kartu ATM Bank Jatim dapat digunakan pada seluruh ATM dan merchant di Indonesia yang berlogo ATM Bersama, Prima dan GPN tanpa dikenakan biaya apapun.
“Digitalisasi perbankan juga menjadi salah satu konsentrasi Bank Jatim dalam meningkatkan layanannya. Terbukti 12.500 kartu Bank Jatim flazz telah beredar di masyarakat per juni 2018,” tutur Ferdian.
Bank Jatim sendiri merupakan BUMD milik Pemerintah Daerah Jawa Timur dengan komposisi saham Seri A sebesar 51,26% dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan sebesar 28,43% dimiliki oleh Kabupaten dan Kota se-Jawa Timur. Sementara saham Seri B sebesar 13,02% dimiliki oleh pihak asing/luar negeri, dan sebesar 7,29% dimiliki oleh investor domestik.
“Dari komposisi tersebut di atas, menunjukkan bahwa saham Bank Jatim juga diminati oleh investor asing, selain kinerja yang bagus, pembagian dividen bagi pemilik saham Bank Jatim juga sangat menarik minat investor-investor tersebut,” tandas Ferdian.(DD)