PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) atau Bank bjb, mencatatkan pertumbuhan kinerja yang baik di tengah ketidakpastian ekonomi global dan sentimen negatif dari eskalasi perang dagang AS dan China. Bank bjb pada triwulan III/2018 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,3 triliun atau tumbuh sebesar 25,4% year on year (yoy). Total Aset Bank bjb tercatat sebesar Rp114,1 triliun.
“Hal ini seiring dengan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2018. Di mana sejak awal tahun, tingkat pendapatan bersih bank terus mengalami peningkatan,” tegas Direktur Keuangan Bank bjb Nia Kania, dalam keterangan yang dilansir laman Perseroan, Minggu (28/10/2018).
Nia juga menjelaskan, Net Interest Income Bank bjb berhasil tumbuh sebesar 4,1% yoy. Sedangkan Fee Based Income berhasil tumbuh secara signifikan sebesar 23,2% yoy.
“Di sisi pendanaan, Bank bjb berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan total sebesar Rp89,5 triliun, diikuti oleh keberhasilan Bank bjb meningkatkan porsi dana murahnya atau Current Account Saving Account (CASA) di level 51,8%,” ujar Nia.
Nia menambahkan, Bank bjb juga berhasil menyalurkan kredit dengan total sebesar Rp74,6 triliun. Berkaitan dengan penyaluran kredit itu, Bank bjb berhasil menjaga kualitas kredit dengan Non Performing Loan (NPL) pada level 1,58%. Rasio NPL ini lebih baik dibandingkan catatan OJK mengenai NPL industri perbankan yang berada di level 2,74% per Agustus 2018.
“Bank bjb memperhatikan berbagai indikator penting dalam rasio keuangan agar tetap terjaga dengan baik, di mana selain profitabilitas bank yang positif, Bank bjb juga secara konsisten berhasil menjaga tingkat efisiensi serta kualitas aset,” urai Nia..
Bank bjb, lanjut Nia, memperhatikan berbagai indikator penting dalam rasio keuangan cukup agar terjaga dengan baik, di mana selain profitabilitas bank yang positif, Bank bjb juga secara konsisten berhasil menjaga tingkat efisiensi serta kualitas aset.
“Pada triwulan III ini Bank bjb berhasil membukukan pertumbuhan kredit dan tentunya kami menyesuaikan dengan situasi ekonomi nasional. Karenanya, yang menjadi concern kami adalah bagaimana agar pertumbuhan kredit ini dapat berjalan seimbang sehingga kami lebih efisien dalam mengelola aset dan liabilitas. Target kita adalah bisnis yang berkualitas. Diharapkan, Bank bjb tetap eksis di masa yang akan datang dan dapat masuk dalam jajaran 10 besar bank nasional yang berkinerja baik,” papar Nia.
Dengan banyaknya pengembangan dalam beberapa sektor untuk meningkatkan kualitas Bank bjb, Nia yakin, Bank bjb dapat bersaing dengan bank-bank nasional lainnya.(DD)