PT Angkasa Pura II (AP II), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) hari ini menandatangani Perjanjian Kerjasama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berkapasitas 50-60 Mega Watt (MW) di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dengan nilai investasi mencapai Rp 1 triliun.
Penandatanganan perjanjian kerjasama tersebut dilakukan Presiden Direktur AP II Budi Karya Sumadi, bersama Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo, dan Presiden Direktur PGN Hendi Prio Santoso, di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Rabu (11/5/2016).
Turut disaksikan pula oleh Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Pontas Tambunan, Deputi Menteri BUMN Bidang Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Edwin Hidayat Abdullah, serta direksi dari ketiga perusahaan pelat merah tersebut.
Dalam sambutannya, Presdir AP II menyampaikan, sinergi tiga BUMN ini merupakan solusi tepat mewujudkan pembangkit listrik yang sangat dibutuhkan Bandara Soetta. Apalagi nantinya Terminal 3 Ultimate mulai beroperasi penuh, tentunya kebutuhan listrik di Bandara Soetta akan meningkat signifikan, sehingga diperlukan inovasi guna memenuhi kebutuhan tersebut secara mandiri.
“Kami menyambut baik kerjasama dan sinergi ini untuk memenuhi kebutuhan listrik di Bandara Soetta yang terus meningkat. Nantinya PLTG ini dapat memperkuat posisi bandara Soetta sebagai pintu gerbang utama Indonesia,” ujar Budi Karya.
Pembangunan PLTG ini ditargetkan rampung pada 2017, oleh sebab itu masing-masing BUMN akan mengembangkan sumber daya yang dimilikinya dalam mengembangkan bisnis PLTG di Bandara Soetta. Dimana PGN sebagai BUMN gas akan bertugas memasok kebutuhan gas bumi bagi pembangkit listrik tersebut.
Sementara WIKA, sebagai BUMN konstruksi akan melakukan proses pengadaan jasa konsultan penyusunan feasibilty study dan mengkoordinasikan dengan pihak lainnya. Selanjutnya AP II yang merupakan pengelola Bandara Soetta akan menjadi pengguna utama dari produksi listrik yang dihasilkan oleh PLTG.
Selanjutnya, ketiga perusahaan juga membentuk anak usaha dengan 51% saham dimiliki oleh AP II dan sisanya WIKA serta PGN. "Kerjasama ini merupakan contoh dari sinergi BUMN yang sangat baik demi pelayanan kepada masyarakat," tutur Budi Karya.
Dikesempatan yang sama, Hendi Prio mengatakan, pembangunan pembangkit listrik di Bandara Soetta merupakan terobosan untuk mendorong pemanfaatan gas bumi di Indonesia. Sebagai BUMN gas, pihaknya akan terus berusaha dan mengambil inisiatif untuk memperluas penggunaan gas bumi di berbagai sektor ekonomi di Indonesia.
“Kami gembira dapat ikut berpartisipasi dalam program pembangunan pembangkit listrik tenaga gas ini. Sebagai energi yang sumbernya masih sangat besar di Indonesia, gas bumi dapat menjadi bagian dari solusi untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, termasuk di Bandara Soetta,” ucapnya.
Sementara Bintang Perbowo menambahkan, melalui sinergi yang melibatkan tiga BUMN proyek pembangunan pembangkit listrik Bandara Soetta diyakini dapat berjalan maksimal. Dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki, proyek ini diharapkan dapat diwujudkan tepat waktu dan bisa memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.
“WIKA akan memberikan dukungan penuh bagi terwujudnya proyek PLTG di bandara Soetta. Sinergi bersama antara WIKA, PGN dan AP II akan semakin memperkuat peran strategis BUMN dalam pembangunan,” tandasnya.
(AR)