PLN Kantongi Pendapatan Rp200,9 Triliun

ilustrasi
PLN siap memenuhi kebutuhan energi listrik | Dok. PLN

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, berhasil mengantongi pendapatan usaha Rp200,9 triliun pada kuartal III/2018, atau naik 6,9% dari pendapatan usaha di kuartal III/2017 sebesar Rp187,88 triliun.

Namun melansir keterbukaan informasi yang dikutip Detik.com, Selasa (30/10/2018), pada kuartal III/2018 ini, PLN menderita kerugian hingga Rp18,48 triliun. Catatan ini berbanding terbalik dengan periode yang sama di 2017 yang mana PLN berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp3,05 triliun.

Meski berhasil membukukan peningkatan pendapatan, akan tetapi jumlah beban usaha Perseroan juga tercatat naik dari Rp200,3 triliun menjadi Rp224 triliun. Beban paling besar adalah beban bahan bakar dan pelumas yang naik cukup tinggi yakni dari Rp85,28 triliun menjadi Rp101,87 triliun.

Hal itu membuat rugi usaha sebelum subsidi naik dari Rp12,42 triliun menjadi Rp23 triliun. Sementara di tambah subsidi Pemerintah naik tipis dari Rp36,19 triliun menjadi Rp39,77 triliun.

Sehingga laba setelah subsidi menurun dari Rp23,76 triliun menjadi Rp16,69 triliun. Beban keuangan Perseroan juga bertambah dari Rp14,78 menjadi Rp16,18 triliun.

Salah satu penyebab kerugian ini juga disebabkan oleh selisih kurs yang mencapai Rp17,3 triliun. Padahal, jika tidak ada selisih kurs, paling tidak PLN bisa mengantongi laba sebesar Rp9,6 triliun pada tahun ini.

Direktur Keuangan PLN, Sarwono, tidak menampik hal ini. Hanya saja, menurutnya, jika tidak ada persoalan kurs, PLN sebenarnya masih mengantongi laba. Beban selisih kurs yang cukup besar kemudian mengeruk keuntungan PLN.

“Kalau misalnya dilihat, kita sebenarnya masih mengantongi laba jika tidak ada selisih kurs,” ujar Sarwono, dalam keterangannya yang dilansir Republika.co.id, Selasa (30/10/2018).

Sarwono juga optimistis, bahwa keuangan PLN sebenarnya masih sehat jika tidak ada persoalan kurs. Sarwono menjelaskan, keuntungan PLN banyak dikatrol oleh pendapatan usaha dari penjualan tenaga listrik dan penyambungan pelanggan.

“Kuartal III tahun ini pendapatan PLN dari penyambungan baru saja mencapai Rp5,2 triliun. Padahal tahun lalu, hanya mencapai Rp4,9 triliun,” kata Sarwono.

Untuk bisa menjaga kondisi keuangan PLN, tahun depan Perseroan juga berusaha untuk menjaga pertumbuhan konsumsi listrik masyarakat. Hal ini selain berhubungan pada pendapatan usaha PLN dari konsumsi listrik juga bisa meningkatkan investasi PLN ke depan.

Berbagai upaya untuk bisa mempertahankan konsumsi pertumbuhan listrik terus dilakukan oleh PLN. Salah satu pertumbuhan yang di genjot adalah pertumbuhan konsumsi rumah tangga.(DD)