STRENGTHENING PERFORMANCE EMBRACING FUTURE
Melihat pertumbuhan Perseroan sejak awal melaksanakan strategi Top Gears mampu meraih kinerja yang patut kita banggakan, hal ini tampak sejak strategis Top gears tahap pertama sampai dengan tahap kedua ini, Perseroan telah mengembangkan interelasi bidang usaha Perseroan dengan anak perusahaan sebagai landasan usaha. Untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang berubah cepat dalam industri transportasi darat, Perseroan telah mengambil beberapa inisiatif dengan melepaskan memperkuat asset yang produktif serta melepaskan aset yang tidak produktif termasuk mengubah komposisi manajemen serta merumuskan kembali strategi bisnis kedepannya.
Salah satu strategi andalan Perseroan saat ini adalah fokus pada pengembangan penyewaan bus pariwisata di bawah merek Whitehorse Premier serta mengintegrasikan bisnis kurir pada lini usaha intercity shuttle dengan strategi CHAMP (Customer Orientation, Hospitality, Affordable, Mobile, and Punctual). Strategi Top Gears merupakan upaya Perseroan dalam memantapkan posisi Perseroan sebagai Market Leader di Industri Transportasi Pariwisata dan diharapkan masing-masing unit bisnis lainnya dapat menjadi sumber pendapatan yang berkesinambungan sehingga terciptanya pondasi yang kuat dalam mengembangkan strategi bisnis yang kokoh dan berkelanjutan.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Perseroan Masih Dapat Mempertahankan EBITDA Sebesar Rp26 Milyar
Pada tahun 2016, dengan langkah keluar dari bisnis taksi dan disertai dengan konsolidasi yang dilakukan Perseroan, secara keseluruhan Perseroan membukukan kinerja keuangan yang relative lebih baik dari tahun 2015. Di tahun 2016, dampak kerugian dari lini usaha taksi berkurang sehingga total kerugian konsolidasi menjadi kerugian Rp. 24,5 milyar dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp. 39 milyar. Perseroan masih dapat mempertahankan EBITDA sebesar Rp. 26 milyar sama seperti tahun 2015. Untuk total pendapatan, Perseroan membukukan penurunan pendapatan sebesar 16,6% menjadi Rp. 137,8 milyar dari tahun 2015 yang sebesar Rp. 165 milyar yang dikarenakan oleh hilangnya pendapatan dari lini usaha taksi yang dinonaktifkan dan tidak dilanjutkannya bisnis penyewaan kendaraan (car rental) setelah selesai masa kontrak dengan pelanggan.
Penurunan pendapatan tersebut juga diimbangi dengan kenaikan pendapatan pada lini usaha intercity shuttle sebesar 10% di tahun 2016. Tahun 2016, Perseroan mengarahkan semua sumber daya ke lini usaha jasa penyewaan bus seiring dengan pertumbuhan permintaan pelanggan akan jasa bus pariwisata yang handal dengan mengutamakan produk dan layanan yang terbaik baik dari sisi keamanan maupun kenyamanan. Selain itu, entitas anak perusahaan juga dikembangkan agar memiliki kemampuan untuk mandiri dan dapat menggarap potensi pasar yang semakin berkembang serta dapat mendukung kinerja keuangan Perseroan secara konsolidasi.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Total Aset
Total Aset Perseroan pada Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2016 mengalami penurunan 15% menjadi sebesar Rp. 305 miliar jika dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp. 359 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan adanya penjualan unit kendaraan.
Ekuitas
Total Ekuitas pada Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2016 mengalami penurunan 20% menjadi sebesar Rp. 103 miliar jika dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp. 129 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan karena Perusahaan mengalami defisit di tahun 2016.
Margin Rugi Bersih
Margin laba bersih merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan laba bersih terhadap total Penjualan. Margin rugi bersih Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar 18% mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 24%. Hal tersebut disebabkan karena adanya penurunan pendapatan usaha, walaupun efisiensi atas biaya yang telah dilakukan namun tidak dapat menutupi rugi bersih di tahun 2016.
Laba Bersih
Perusahaan mengalami rugi bersih sebesar Rp. 24 miliar dimana tahun lalu Perseroan mengalami laba bersih sebesar Rp. 39 miliar. Perseroan berhasil melakukan efisiensi atas beberapa biaya namun masih mengalami kerugian akibat dari penurunan pendapatan usaha.
Pendapatan Usaha
Ditahun 2016, Pendapatan usaha Perseroan mencapai Rp. 138 miliar dimana mengalami penurunan sebesar 17% dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp. 165 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan karena adanya penurunan pendapatan akibat ketatnya persaingan usaha transportasi yang berbasis aplikasi online.
RENCANA STRATEGIS
Dengan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan semakin membaik dalam jangka menengah, industri pariwisata juga diyakini akan bertumbuh lebih cepat dan membaik. Diharapkan daya beli dari masyarakat kelas menengah akan pulih, sehingga akan menyebabkan daya beli dari masyarakat juga meningkat khususnya untuk perjalanan wisata. Industri pariwisata Indonesia masih mengandalkan wisatawan domestik sebagai penggerak pertumbuhannya.
Perseroan mengambil momentum di tengah pertumbuhan sector pariwisata untuk meningkatkan pemasaran jasa layanan bus pariwisata dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi Perseroan. Perseroan menitikberatkan pada pengembangan inovasi teknologi dan peningkatan kualitas produk serta layanan dalam rangka untuk memenuhi permintaan pasar saat ini. Perseroan akan meluncurkan sistem reservasi secara digital (booking online) melalui website maupun mobile app di tahun 2017, dan diharapkan dapat memperluas jaringan pemasaran jasa layanan Perseroan.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id