THRIVING BEYOND SUSTAINABILITY
Membangun usaha dengan baik dan berkelanjutan, dan pada saat yang sama membantu masyarakat mencapai pembangunan yang berkelanjutan, menjadi semangat yang mendasari arah strategis United Tractors. Ketekunan dan kemampuan Perseroan benar-benar diuji melalui masamasa sulit seperti halnya di tahun 2016. Dinamika usaha yang menantang serta ketidakpastian ekonomi tidak membuat UT berhenti berfokus pada kekuatan internal Perseroan dan integritas dalam mengatasi tantangan yang ada saat ini dan yang mungkin hadir di masa depan.
Efisiensi biaya, optimalisasi proses internal, diversifikasi portofolio bisnis, internalisasi budaya perusahaan, layanan purna jual yang lebih baik, relasi yang lebih kuat dengan pelanggan dan prinsipal, serta strategi dan inisiatif lainnya telah diterapkan selama beberapa tahun terakhir demi memastikan bahwa United Tractors, SDM Perseroan, mitra bisnis, dan masyarakat yang Perseroan layani dapat berkembang bersama-sama bahkan melampaui tujuan keberlanjutan.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Pendapatan Bersih Konsolidasi United Tractors sebesar Rp49,3 triliun
Pendapatan bersih konsolidasi United Tractors untuk tahun 2016 turun 8% dari Rp49,3 triliun di tahun 2015 menjadi Rp45,5 triliun. Sementara itu, laba bersih Perseroan mengalami peningkatan sebanyak 30%, menjadi Rp5,0 triliun, dibandingkan Rp3,9 triliun pada 2015, dimana laba bersih tahun 2015 telah termasuk adanya pembebanan biaya atas kerugian penurunan nilai properti pertambangan. Tanpa memperhitungkan pembebanan biaya non kas atas penurunan nilai ini pada tahun 2015, laba bersih Perseroan turun 22% (2015: Rp6,4 triliun).
United Tractors mencatat peningkatan volume penjualan Komatsu sebesar 3% dari total 2.124 unit pada 2015 menjadi 2.181 unit pada 2016. Perseroan mampu mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar dengan 32% pangsa pasar (berdasarkan hasil riset internal), walaupun terjadi perubahan komposisi penjualan Komatsu dengan bertambahnya persentase kontribusi dari sektor konstruksi. Namun demikian, kinerja layanan purna jual mencatat penurunan dari segi pendapatan sebanyak 5% menjadi Rp5,8 triliun, dibandingkan Rp6,1 triliunpada 2015. Secara total, pilar usaha Mesin Konstruksi UT mencatat peningkatan pendapatan sebesar 7%, yaitu dari
Rp13,6 triliun pada 2015 menjadi Rp14,6 triliun pada 2016.
Selanjutnya, pilar Kontraktor Penambangan UT, melalui PT Pamapersada Nusantara (“PAMA”), mencatat penurunan pendapatan bersih sebesar 21%, dari Rp30,5 triliun pada 2015 menjadi Rp24,0 triliun pada 2016; yang dipicu oleh adanya penurunan volume pengupasan tanah dari 766,6 juta bcm pada 2015 menjadi 701,5 juta bcm pada 2016, sedangkan produksi batu bara relatif sama dengan tahun lalu yaitu sebesar 109,2 juta ton.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Aset
Sepanjang tahun 2016 total aset Perseroan mencapai Rp64,0 triliun, meningkat sebesar 4% secara year on year (YoY) jika dibandingkan tahun 2015 yang mencapai Rp61,7 triliun. Peningkatan aset terutama dikontribusi dari naiknya aset lancar.
Pendapatan bersih
Pada tahun 2016, pendapatan bersih Perseroan menurun sebesar 8% YoY dari Rp49,4 triliun menjadi Rp45,5 triliun. Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pendapatan jasa, baik dari Mesin Konstruksi, Pertambangan batu bara, Kontraktor Penambangan, dan Industri Konstruksi. Penurunan pendapatan bersih dikarenakan berkurangnya pendapatan dari bisnis Kontraktor Penambangan. Sedangkan tiga lini bisnis lainnya mampu mencatat pertumbuhan yang positif. Tidak ada pendapatan yang diterima dari satu pelanggan eksternal yang melebihi 10% dari total pendapatan.
RENCANA STRATEGIS
Pertumbuhan di masa depan mampu dicapai melalui pengelolaan kemampuan dan sumber daya yang kita miliki dengan sebaik-baiknya serta melalui pencarian usaha baru secara selektif dan strategis. Mengantisipasi dinamika yang mungkin terjadi di tahun 2017, United Tractors mempertimbangkan situasi dan kinerja pada tahun 2016. Dengan naiknya harga batu bara di pertengahan tahun 2016, ada harapan bahwa tren ini akan terus berlanjut hingga 2017, sehingga akan mendorong aktivitas produksi dan perdagangan di sektor pertambangan. Selain itu, sektor konstruksi juga diharapkan terus bertumbuh didorong adanya pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang didukung oleh Pemerintah dan pihak swasta.
Untuk itu, UT perlu melanjutkan upaya penguatan manajemen dan kemampuan internal melalui sistem dan program yang telah ada, serta mengoptimalkan sinergi yang terbangun dengan Grup Astra dan seluruh anak perusahaan agar tercipta jaringan yang komplementer dan komprehensif yang memungkinkan adanya end-to-end solution di setiap pilar usaha.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id