PERFORMANCE HIGHLIGHT
Penjualan Bersih yang diperoleh Perseroan adalah Rp. 4,7 triliun
Pada tahunbuku 2016 yang lalu nilai Penjualan Bersih yang diperoleh Perseroan adalah Rp. 4,7 triliun, meningkat sekitar 7% dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya, sedangkan perolehan Laba Usaha adalah sebesar Rp. 0,9 triliun, dan Laba Bersih sebesar Rp. 0,7 triliun atau 15% dari Total Penjualan Bersih. Pencapaian ini menunjukkan bahwa kinerja Perseroan pada tahun lalu dinilai cukup baik karena selain berhasil meningkatkan Penjualan Bersih dan perolehan Laba Bersih, Perseroan juga dianggap berhasil mengatasi semua tantangan dan rintangan yang ada meskipun kondisi pasar dirasakan cukup berat dengan semakin banyaknya para pesaing.
Perseroan berhasil memperoleh Laba Bersih tahun 2016 sebesar Rp. 709,8 milyar, meningkat 35,7% dari perolehan Laba Bersih tahun 2015 sebesar Rp. 523,1 milyar. Selain itu, indikator-indikator keuangan yang penting seperti Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Gearing Ratio, semuanya menunjukkan kondisi keuangan Perseroan yang sehat dan stabil. Current Ratio berada di tingkat 484,4%, Debt to Equity Ratio 21,5%, dan Gearing Ratio 0,1%. Demikian pula dengan rasio-rasio usaha lainnya seperti Gross Margin yang berada di tingkat 34,9% terhadap Net Sales, Interest Coverage Ratio 429,9%, EBITDA Coverage Ratio 514,4%, dan EPS (Earning Per Share) sebesar Rp. 243.
FINANCIAL HIGHLIGHT
#Catatan redaksi : Data Keuangan Pokok, serta Pembahasan dan Analisis Manajemen atas Kondisi Keuangan dan Kinerja Operasional PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. tahun buku 2016 tidak menampilkan grafik#
Total Aset
Total Aset per 31 Desember 2016 meningkat sebesar 19,8% senilai Rp. 699,3 milyar yaitu dari Rp. 3.539,9 milyar per 31 Desember 2015 menjadi Rp. 4.239,2 per 31 Desember 2016.
Total Liabilitas
Total Liabilitas tahun buku 2016 meningkat sebesar 1,0% senilai Rp. 7,5 milyar, yaitu dari Rp. Rp. 742,5 milyar per 31 Desember 2015 menjadi Rp. 750,0 milyar per 31 Desember 2016.
Total Ekuitas
Total Ekuitas per 31 Desember 2016 meningkat 24,7% senilai Rp. 691,7 milyar, yaitu dari Rp. 2.797,5 milyar per 31 Desember 2015 menjadi Rp. 3.489,2 milyar per 31 Desember 2016.
Beban Penjualan
Beban Penjualan tahunbuku 2016 adalah sebesar Rp. 634,7 milyar atau 13,5% dari Penjualan Bersih tahunbuku 2016, sedangkan Beban Penjualan tahunbuku 2015 adalah sebesar Rp. 593,0 milyar atau 13,5% dari Penjualan Bersih tahunbuku 2015.
Laba Usaha
Secara vertikal, Laba Usaha tahunbuku 2015 mengalami kenaikan sebesar 3,2% yaitu dari 15,8% senilai Rp. 692,9 milyar di tahunbuku 2015 menjadi 19,0% senilai Rp. 889,0 milyar di tahunbuku 2016. Secara horizontal, Laba Usaha tahunbuku 2016 ini juga mengalami kenaikan sebesar 28,3% senilai Rp. 196,1 milyar yaitu dari Rp. 692,9 milyar di tahunbuku 2015 menjadi Rp. 889,0 milyar di tahunbuku 2016.
RENCANA STRATEGIS
Semakin terbukanya pintu pasar global mengakibatkan semakin bervariasinya produk-produk minuman UHT ex import yang beredar di pasar. Selain itu, kondisi perekonomian nasional yang relatif stabil telah meningkatkan tingkat ekonomi ke arah yang lebih baik. Hal ini telah mengakibatkan permintaan akan barang-barang konsumsi (consumer goods) meningkat tajam, sehingga memunculkan produsen- produsen baru di bidang industri makanan dan minuman, khususnya di sektor industri minuman UHT. Hal-hal ini mengharuskan Perseroan untuk terus berinovasi agar tetap bisa menang bersaing di pasar.
Perseroan melihat bahwa peluang usaha di bidang industri makanan dan minuman, khususnya minuman UHT yang dikemas dalam kemasan karton aseptik, masih sangat potensial. Semakin membaiknya perekonomian nasional, semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia, serta semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, merupakan peluang yang sangat besar bagi Perseroan untuk lebih mengembangkan usahanya, karena Perseroan memiliki fasilitas produksi yang dapat meningkatkan efisiensi dan mempertahankan kualitas produk, serta memiliki jaringan distribusi dengan jangkauan yang tersebar di seluruh peloksok Indonesia.
Tingkat konsumsi susu di kalangan masyarakat Indonesia pada tahun 2015, tingkat konsumsi susu di kalangan masyarakat Indonesia diperkirakan masih berkisar pada 12,5 liter per kapita per tahun, sedangkan di negara2 tetangga kita sudah lebih dari 3-4 kali lipat dari kita. Dengan demikian, prospek pasar produk minuman susu cair dan teh, khususnya yang diproses secara UHT, masih sangat baik dan menjanjikan. Dengan kondisi-kondisi sebagaimana diuraikan di atas, dan dengan kerja keras semua pihak, maka Perseroan cukup percaya diri bahwa di tahun 2017 mendatang dapat meraih pertumbuhan diatas tingkat pertumbuhan pasar yang diperkirakan mancapai 10%.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id