PT SUMMARECON AGUNG, TBK

PT SUMMARECON AGUNG, TBK Laporan Tahunan 2016

PERFORMANCE HIGHLIGHT

Perseroan membukukan Pendapatan sebesar Rp 5.398 miliar

Sepanjang tahun 2016, Summarecon mencatat pra-penjualan pemasaran sebesar Rp 3 triliun atau berada 31% di bawah pencapaian tahun 2015 sebesar Rp 4,3 triliun. Hasil tersebut diperoleh dari 5 (lima) lokasi pengembangan, yaitu: Serpong sebesar 54% dari total pra- penjualan pemasaran, Bandung sebesar 14%, Bekasi sebesar 13%, Karawang sebesar 11% dan Summarecon Kelapa Gading 8%. Pra-penjualan pemasaran ini akan diakui ke dalam laporan keuangan periode 2017 sampai 2019. Pengakuan pendapatan atas rumah dilakukan setelah selesai dibangun dan siap untuk diserahterimakan (biasanya 24 bulan setelah peluncuran produk), sedangkan untuk proyek apartemen diakui berdasarkan persentase penyelesaian selama 4 tahun.

Pada laporan keuangan tahun 2016, Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 5.398 miliar atau mengalami penurunan sebesar 4% dengan laba bersih sebesar Rp 605 miliar atau mengalami penurunan sebesar 43% dari tahun sebelumnya. Unit Bisnis Pengembangan Properti masih merupakan unit usaha yang memberikan kontribusi pendapatan dan laba usaha tertinggi yaitu sebesar Rp 3.561 miliar (66% dari pendapatan) dan Rp 1.000 miliar (71% dari laba usaha). Unit Bisnis Investasi dan Manajemen Properti serta Rekreasi dan Perhotelan merupakan unit bisnis yang memberikan pendapatan berkelanjutan. Pendapatan dari kedua unit bisnis tersebut yaitu sebesar Rp 1.592 miliar serta berkontribusi sebesar Rp 416 miliar atas laba usaha tahun 2016.

FINANCIAL HIGHLIGHT

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pendapatan
Pendapatan untuk tahun berjalan mengalami penurunan sebesar Rp 226 miliar (4%) dari Rp 5,623 miliar menjadi Rp 5,398 miliar, terutama dari unit bisnis Property Development yang mencatat penurunan sebesar Rp 416 miliar (10%) dibandingkan Rp 3,977 miliar pada 2015. Property Development masih merupakan bisnis utama yang berkontribusi 66% dari total pendapatan tahun berjalan. Penurunan pendapatan ini juga berdampak pada penurunan total laba kotor sebesar Rp 308 miliar (11%).

Laba Usaha
Laba usaha mengalami penurun sebesar Rp 381 miliar (21%) dikarenakan berkurangnya pendapatan (sebesar Rp 225 miliar), kenaikan beban pokok penjualan (Rp 83 miliar) and beban usaha (Rp 73 miliar).

Laba Kotor
Laba kotor menurun sebesar Rp 454 miliar (20%) dari Rp 2,218 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp 1,764 miliar dikarenakan penurunan pendapatan sebesar 10% pada tahun 2016. Proporsi produk apartemen yang lebih tinggi dengan marjin laba kotor yang lebih rendah dibandingkan produk lainnya juga berpengaruh terhadap menurunnya marjin laba kotor.

Aset
Per 31 Desember 2016, total aset Perseroan tercatat sebesar Rp 20.810 miliar, naik sebesar Rp 2.052 miliar (11%) dari Rp 18.758 miliar pada tahun 2015.

Liabilitas
Per 31 Desember 2016, total kewajiban Perseroan tercatat sebesar Rp 12.645 miliar, naik sebesar Rp 1.416 miliar (13%) dari Rp 11.229 miliar pada tahun 2015.

Ekuitas
Per 31 Desember 2016, total Ekuitas Perseroan tercatat sebesar Rp 8.166 miliar, meningkat sebesar Rp 636 miliar (8%) dari Rp 7.530 miliar pada tahun 2015. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya kenaikan pada saldo Laba Ditahan.

RENCANA STRATEGIS

Khusus untuk sektor properti, Perseroan percaya bahwa kesuksesan program amnesti pajak, penurunan BI 7-Day Repo Rate dan pelonggaran kebijakan kredit melalui peningkatan rasio LTV akan membuat akses ke pembiayaan properti menjadi lebih terjangkau sehingga kedepannya sektor properti akan terus tumbuh. Namun, optimisme tersebut dapat terganggu oleh ketidakpastian ekonomi dan politik di Indonesia. Namun demikian, Perseroan masih tetap optimis meskipun dengan hati-hati untuk tetap dapat mengembangkan bisnis secara berkelanjutan.

Berdasarkan kondisi ekonomi saat ini, Perseroan menargetkan pra-penjualan pemasaran sebesar Rp 4,5triliun atau kenaikan sebesar 50% dibandingkan tahun 2016. Target tersebut diharapkan dapat ditargetkan dari penjualan produk properti di Serpong sebesar 40% dari target, Bandung sebesar 28%, Bekasi sebesar 12%, Kelapa Gading sebesar 11% dan Karawang sebesar 9%.

Keterangan:


Tahun
2016
Peserta ARA
Ya
Kategori ARA
Private Non Keuangan Listed (PNKL)
Penghargaan
Jumlah Halaman
310
Kantor Akuntan Publik
Purwantono, Sungkoro & Surja (Member firm of Ernst & Young Global)
Biro Administrasi Efek
PT Sirca Datapro Perdana
Kustodian
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Agen Pemeringkat
PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)
Persatuan Karyawan
N/A
NPWP
N/A
TDP
N/A
SIUP
N/A
Tags
summarecon,indonesia,properti

* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id


Download Read PDF