SATU PERUSAHAAN, MENCAPAI LEBIH BERSAMA-SAMA
Memacu pertumbuhan usaha disaat terjadi perubahan situasi ekonomi adalah pekerjaan yang menantang. Namun hal tersebut harus dijalani demi membangun masa depan yang lebih baik untuk Indonesia. Memenuhi kebutuhan gas bumi domestik adalah salah satu bagian penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pada bagian itulah PGN sebagai perusahaan nasional terbesar di bidang transportasi dan distribusi gas bumi mengambil peran. Perusahaan telah bertransformasi menjadi perusahaan yang berdedikasi pada Satu Tujuan : Memberikan keahliannya, energi dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara jangka panjang. Perusahaan bersatu untuk Satu Tujuan. Satu PGN melayani Satu Indonesia.
Apa yang dibutuhkan untuk membawa gas bumi ke seluruh penjuru Nusantara ? Keahlian, adalah salah satunya. PGN mengoperasikan jaringan gas bumi terbesar di Indonesia. Integrasi adalah hal lainnya. PGN secara berkesinambungan mengembangkan integrasi rantai bisnis gas bumi – sector hulu sampai dengan sektor hilir. Dan yang paling penting adalah kepemimpinan. Dalam hal ini, PGN telah melakukan apa yang diperlukan. PGN bertransformasi dalam segala sisi organisasi untuk mendefinisikan ulang hubungan antar Business Unit PGN. Hasilnya tentu saja, PGN menjadi lebih baik.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Pendapatan Perusahaan mengalami penurunan dari USD 3,25 miliar menjadi USD 3,07 miliar
Meskipun pendapatan Perusahaan mengalami penurunan dari USD 3,25 miliar di tahun 2014 menjadi USD 3,07 miliar di tahun 2015. Perusahaan tetap fokus menjalankan bisnis sesuai visinya yaitu Menjadi Perusahaan Energi Kelas Dunia di Bidang Gas Pada Tahun 2020. Visi inilah yang menjadi pendorong dilakukannya ekspansi investasi selama 5 tahun kedepan. Perusahaan telah berada di jalur yang benar dalam mencapai tujuan, dengan menetapkan target capital expenditure selama tahun 2015. Dalam langkah kedepan, Perusahaan akan memastikan kepastian jangka panjang sebelum melanjutkan investasi di masa yang akan datang.
Perencanaan, pembangunan dan pengoperasian infrastruktur gas adalah keunggulan PGN, dibuktikan dengan telah selesainya pembangunan pipa Kepodang – Tambak Lorok tepat waktu dan sesuai alokasi dana di tahun 2015. Kolaborasi dan koordinasi antara entitas anak dan afiliasi, PT Kalimantan Jawa Gas (Entitas Anak dari PT Permata Graha Nusantara), PT PGAS Solution dan PT Saka Energi Indonesia, menunjukkan telah terciptanya sinergi yang baik di PGN Group. Saat Transformasi selesai di tahun 2020, semua kegiatan operasi Perusahaan akan dijalankan oleh Entitas Anak PGN, sehingga PGN akan menjadi Perusahaan Holding yang menyediakan aturan dan arahan. Dengan tagline terbaru Perusahaan “One PGN” – semua insan Perusahaan akan bekerja bersama untuk mewujudkan tujuan strategis Perusahaan.
Kemampuan menghadapi perlambatan ekonomi global dan penurunan harga minyak menjadi modal penting PGN dalam memperkuat pondasi untuk pertumbuhan mendatang melalui transformasi korporat dan sinergi group. Perusahaan mengalami kontraksi permintaan dari segmen pembangkit dan industri, dan volume penjualan tercatat sebesar 802 MMSCFD atau turun 7,3% dari 865 MMSCFD di 2014. Hal ini berkontribusi pada penurunan pendapatan neto konsolidasian sebesar 5,5% dari USD3,25 milyar di 2014 menjadi USD3,07 milyar di 2015. Pendapatan Perusahaan juga terdampak akibat perubahan standar akuntasi (PSAK 65), yaitu pendapatan segmen transmisi dari Entitas Anak TGI tidak lagi dicatatkan. Sesuai dengan PSAK 65, pendapatan konsolidasian 2014 disajikan kembali dari USD3,4 milyar menjadi USD3,25 milyar.
PGN menutup tahun 2015 dengan mencatatkan Laba sebesar USD401 juta
Walaupun mengalami penurunan, pendapatan dari segmen distribusi dan transmisi melampaui Target yang telah diambil. Target Pendapatan Perusahaan tahun 2015 telah disesuaikan dengan kondisi ekonomi sebagai akibat perlambatan ekonomi global (“Target”). Volume transmisi yang disalurkan oleh PT Kalimantan Jawa Gas melalui pipa baru Kepodang – Tambaklorok, untuk disalurkan ke Pembangkit Listrik, memberikan kontribusi atas pencapaian pendapatan dari segmen transmisi. Depresiasi Rupiah juga berdampak kepada rugi selisih kurs, akibat konversi 18% dari pendapatan PGN yang berdenominasi Rupiah ke Dollar Amerika, sebagai mata uang pencatatan PGN. Disisi lain, Perusahaan juga mencatatkan laba selisih kurs dari beban Perusahaan dalam mata uang Rupiah, seperti beban pemeliharaan pipa dan jasa lainnya.
Jatuhnya harga Indonesian Crude Price (ICP) menjadi USD35,5 per barel di 2015 merupakan tantangan bagi Perusahaan. PGN mencatatkan pendapatan dari segmen bisnis hulu sebesar USD264 juta, turun dari USD298 juta di tahun 2014, terutama disebabkan oleh penurunan harga komoditas migas. Perusahaan juga mengakui adanya risiko penurunan nilai (impairment) atas aset minyak dan gas sebagai akibat penurunan harga. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, dengan upaya-upaya efisiensi, PGN tetap membukukan laba yang cukup signifikan. Perusahaan juga mendapatkan manfaat dari penurunan beban dalam mata uang Rupiah, seperti telah disampaikan diatas. PGN menutup tahun 2015 dengan mencatatkan laba sebesar USD401 juta.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Pendapatan
Pada tahun 2015, pendapatan keuangan turun sebesar 40,48% menjadi sebesar USD16,22 juta dari USD27,25 juta di tahun 2014. Hal ini disebabkan penurunan porsi penempatan deposito. Tingkat suku bunga deposito untuk tahun 2015 adalah sebesar 9,50% - 10,10% untuk deposito Rupiah dan 1,00% - 2,06% untuk deposito Dolar
Amerika Serikat.
Laba Sebelum Pajak
Pada tahun 2015, Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak turun sebesar 47,1% menjadi USD437,36 juta dari USD928,17 juta tahun 2014. Penurunan ini disebabkan beberapa hal, antara lain peningkatan beban keuangan, rugi selisih kurs-neto, peningkatan penurunan nilai goodwill dan penurunan bagian laba dari entitas asosiasi dan ventura.
Laba Tahun Berjalan
Pada tahun 2015, Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan Kepada Kepentingan Nonpengendali sebesar USD1,56 juta sedangkan di tahun 2014 Rugi Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan Kepada Kepentingan Nonpengendali USD0,16 juta. Laba atau Rugi tersebut disebabkan naik turunnya laba bersih di Entitas Anak. Pada tahun 2015, PGN menghasilkan Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk sebesar USD401,20 juta, menurun sebesar 43,6% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar USD711,18 juta. Penurunan ini terutama disebabkan penurunan pendapatan bisnis distribusi karena menurunnya pemakaian gas pelanggan industri dan listrik sebagai akibat pelemahan ekonomi global. Marjin Laba Bersih PGN menjadi 13,1% di tahun 2015 dibandingkan 21,86% di tahun 2014.
Aset
Pada tahun 2015, Total Aset PGN sebesar USD6,50 miliar yang terdiri dari 26,5% Aset Lancar dan 73,5% Aset Tidak Lancar. Nilai Total Aset ini meningkat 14,2% dibandingkan tahun 2014 sebesar USD5,69 miliar. Peningkatan aset tersebut terutama berasal dari properti minyak dan gas terkait akuisisi dan partisipasi kepemilikan di bidang hulu yang dilakukan SEI sebesar USD219,74 juta, piutang lain-lain jangka panjang terkait participating interest di Muara Bakau PSC dengan GDF SUEZ sebesar USD178,45 juta dan peningkatan aset tetap terkait dimulainya komersialisasi KJG pada Agustus 2015. Namun peningkatan aset tetap ini kemudian direklasifikasi menjadi piutang sewa sebesar USD263,68 juta sebagai dampak implementasi PSAK No. 30 tentang sewa operasi.
Liabilitas
Pada akhir tahun 2015 PGN membukukan Total Liabilitas sebesar USD3,47 miliar yang terdiri dari 19,2% Liabilitas Jangka Pendek dan 80,8% Liabilitas Jangka Panjang. Nilai Total Liabilitas ini meningkat USD658,12 juta atau 23,4% dari USD2,82 miliar pada akhir tahun 2014 terutama disebabkan oleh penarikan pinjaman sindikasi PGN sebesar USD320 juta pada Februari 2015 dan sebesar USD330 juta pada Juli 2015 dan penarikan pinjaman sindikasi SEI sebesar USD300 juta pada Desember 2015.
Ekuitas
Ekuitas meningkat 5,1 % dari USD2,88 miliar pada tahun 2014 menjadi USD3,02 miliar pada tahun 2015. Peningkatan ini terutama disebabkan akumulasi saldo laba sebagai akibat pencapaian Laba yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk pada tahun berjalan. Komponen ekuitas lainnya terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuaria, selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Entitas Anak dan nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual.
RENCANA STRATEGIS
Perusahaan yakin bahwa Pemerintah mengambil langkah yang tepat untuk mendorong investasi dan mempercepat proyek infrastruktur, yang akan mendorong kembali pertumbuhan ekonomi domestik. Perusahaan menyambut komitmen Pemerintah untuk menempatkan gas bumi memiliki peran semakin penting dalam bauran energi Negara yang akan membawa dampak pada pemulihan permintaan gas dari segmen industri dan sektor pembangkitan listrik sejalan dengan Proyek 35.000 MW yang telah dicanangkan.
Dilain sisi, kondisi penurunan pasar selama dua tahun terakhir telah menyebabkan sektor gas menjadi kurang menarik. Hal ini berdampak positif bagi perusahaan energi yang berorientasi jangka panjang seperti PGN untuk menangkap peluang bisnis baru saat kondisi perekonomian mulai pulih. Dengan volatilitas pasar saat ini, Perusahaan akan menerapkan Strategic Business Priorities untuk meninjau rencana investasi secara menyeluruh baik dari sisi return dan risikonya sebelum menetapkan komitmen lebih lanjut.
Perusahaan akan terus mendukung program konversi gas yang dicanangkan oleh Pemerintah dengan mengembangkan dan mengoperasikan infrastruktur gas untuk rumah tangga di 11 kota, sambil terus mengembangkan program ‘PGN Sayang Ibu’ untuk meningkatkan basis pelanggan rumah tangga dengan tetap mengutamakan efisiensi dan pengendalian biaya.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id