PERFORMANCE HIGHLIGHT
Pencapaian Pendapatan sebesar Rp 155,6 milyar menurun 18% dari Rp 190,8 miliar
Berkat kerjasama yang baik, kerja keras dan ketekunan, dan kedisplinan dari seluruh karyawan/karyawati maka Hotel Grand Sahid Jaya bisa berkembang menjadi yang dicita-citakan. Tahun 2015 merupakan tahun penuh tantangan bagi industri perhotelan di Indonesia. Perlambatan ekonomi, tekanan nilai kurs ditambah dengan larangan PNS untuk menggelar rapat/pertemuan di hotel berpengaruh signifikan terhadap pendapatan Perseroan. Hal ini mengakibatkan daya beli masyarakat menurun sehingga tingkat hunian hotel Grand Sahid Jaya (‘GSJ”) juga menurun.
Dalam menyikapi hal ini, Perseroan tetap meningkatkan Strategi Usaha yang perlu dilakukan. Perseroan berusaha agar target-target Perseroan dapat tercapai. Manajemen Hotel GSJ mengubah fokus segmentasi pasar kepada Corporate dan Online Travel Agency (“OTA”). Misalnya promisi cultural activity (Heritage Program). Dengan demikian diharapkan agar wisatawan mancanegara yang sedang melakukan daily tour di Jakarta akan datang ke GSJ untuk melihat cultural activity.
Kinerja Hotel GSJ pada tahun ini tercermin melalui pencapaian pendapatan sebesar Rp 155,6 milyar menurun 18% dari Rp 190,8 miliar di tahun sebelumnya. Dari Laba Kotor, perseroan memperoleh margin lebih tinggi dari tahun lalu yaitu 78% atau sebesar Rp 121 miliar dibandingkan tahun 2014 sebesar 72.6% atau Rp 138,84 Miliar. Laba tahun berjalan sebesar Rp 5.46 miliar turun 78% dari Rp 25,1 miliar di tahun 2014 (laporan yang disajikan kembali sesuai PSAK 24/revisi 2013).
Perseroan Mampu Menekan Beban Biaya menjadi Rp 88,28 miliar sampai akhir 2015
Pendapatan sewa kamar turun 18,39% menjadi Rp 68,19 miliar di tahun 2015 dari Rp 83,56 miliar di tahun 2014 meskipun Grand Sahid Jaya berhasil meningkatkan tarif sewa kamar menjadi Rp 752.155,- di tahun 2015 dari Rp 721.473,- di tahun 2014. Kemudian pendapatan Food & Beverage turun 24,91% menjadi Rp 55,28 miliar di tahun 2015 dari Rp 73,62 miliar di tahun sebelumnya.
Perseroan mampu menekan beban biaya menjadi Rp 88,28 miliar sampai akhir 2015 dari Rp 94,96 miliar di tahun 2014. Namun, efek penurunan pendapatan yang cukup signifikan sangat mempengaruhi prosentasi biaya terhadap pendapatan, dikarenakan biaya tetap (fixed cost) Perseroan yang terus berjalan. Selain itu, terjadi juga kenaikan UMR di tahun 2015. Pada akhir tahun 2015, margin laba kotor (gross operating profit margin) turun menjadi 33% dari 43% di tahun 2014.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Pendapatan Usaha
Pada tahun 2015, PT Hotel Sahid Jaya International Tbk berhasil membukukan pendapatan konsolidasi (gabungan) sebesar Rp155,6 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 18,48% dibandingkan pendapatan konsolidasi tahun 2014.
Aset
Aset Perseroan meningkat tipis Rp 12 Miliar menjadi Rp 1.449 miliar di tahun 2015 dari Rp 1.437 miliar di tahun 2014.
Laba Kotor
Laba Kotor Perseroan turun Rp 17,59 miliar atau turun 12.67% dibandingkan laba kotor tahun 2014 Rp 138,84 miliar. Laba bersih Perseroan juga turun berjumlah Rp 19,64
miliar atau 78,2% dari Rp 25,10 miliar di tahun 2014.
RENCANA STRATEGIS
Proyek renovasi Hotel Grand Sahid Jaya akan terus dilakukan secara bertahap di tahun 2016, Perseroan bertekad untuk terus menerus melakukan berbagai terobosan strategis dalam bidang penjualan agar tercipta bisnis yang berkelanjutan di tahun-tahun mendatang. Hal-hal yang akan diutamakan dalam program renovasi adalah peremajaan peralatan Mechanical & Electrical, upgrade kamar-kamar tamu dan prasarana umum untuk terus meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kedatangan dan kenyamanan tamu.
Kualitas pelayanan Hotel Grand Sahid Jaya terus ditingkatkan dan diperbaiki sebagai komitmen kami dalam menggapai prestasi maksimal di tahun 2016. Sebagai Hotel berbintang lima yang dilengkapi fasilitas yang mewah dan megah, Perseroan masih optimistis untuk terus bersaing ditengah maraknya pelaku industri perhotelan baru baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Hotel Grand Sahid Jaya akan semakin meningkatkan mutu layanannya dengan berbasis pada sertifikasi ISO 9001-2000 yang telah diperolehnya dan disahkan oleh Lloyd dari Inggris pada semua departemen, mulai dari front office hingga back office. Penekanan pada sertifikasi ISO 9001-2000 tersebut dimaksudkan sebagai upaya standardisasi mutu layanan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas kerja dan sarana untuk mendisiplinkan karyawan secara terukur, agar konsistensi pelayanan staf hotel kepada para tamu dapat terjaga dengan baik dan memuaskan.
Dengan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, dan juga penghematan penggunaan energy dan air, Manajemen menargetkan agar nilai penjualan akan dicapai di tahun 2016 secara menyeluruh, baik dari divisi Rooms maupun Food & Beverages, serta pendapatan lainnya, dapat menjadi lebih optimal, sesuai dengan anggaran yang ditentukan.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id