PT GARUDA INDONESIA (PERSERO), Tbk

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO), Tbk Laporan Tahunan 2015

CARING WITH PASSION TO SERVE

Bagi Garuda Indonesia, tahun 2015 adalah tahun yang kondusif di mana strategi akselerasi pertumbuhan melalui keunggulan layanan (service excellence) sekali lagi mengantarkan Garuda Indonesia melangkah maju di tengah tantangan. Pada tahun ini, Garuda Indonesia kembali menerima penghargaan sebagai “The World’s Best Cabin Crew” dan menjadi salah satu dari “Top Ten Airlines” dari Skytrax. Rangkaian pencapaian ini menjadikan Garuda Indonesia selangkah lebih dekat menuju perusahaan penerbangan yang berbasis teknologi tinggi dan menawarkan layanan unggul dengan unsur human touch bagi pelanggannya (Caring with Passion to Serve).

PERFORMANCE HIGHLIGHT

Perseroan memperoleh Laba Bersih sebesar USD 77,97 juta.

Meski mengalami penurunan kinerja pada tahun 2014, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan sejumlah prestasi positif di tahun 2015. Restrukturisasi “cost driver” dan kegiatan “reprofiling” fasilitas pembiayaan komersial terbukti berhasil membuat Perseroan memperoleh laba usaha di tahun 2015 sebesar USD 168,7 juta serta laba bersih sebesar USD 77,97 juta. Guna mengakselerasi pertumbuhan positif, Garuda Indonesia menerapkan strategi Quick Wins untuk melangkah maju di tengah tantangan. Atas upaya dan komitmen Perseroan yang kuat, Garuda Indonesia menghasilkan realisasi efisiensi yang berdampak penurunan biaya operasi sebesar 15,77% pada tahun 2015, atau menurun sebesar US$682,5 juta dibandingkan tahun lalu. Penurunan biaya operasi ini merupakan dampak dari penurunan harga avtur dan program efisiensi yang dilakukan Perseroan.

Jumlah Penumpang tahun 2015 mencapai 82,44 juta orang

Dari sisi industri penerbangan, jumlah penumpang tahun 2015 mencapai 82,44 juta orang dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014. Jumlah penumpang angkutan udara domestik, mencapai 68,78 juta orang atau meningkat 16,74%. Sementara itu, jumlah penumpang internasional mencapai 13,65 juta orang atau naik 0,27% dibanding periode yang sama tahun 2014. Penurunan harga avtur dan langkah aktif pemerintah dalam membangun dan memperbaiki infrastruktur transportasi udara telah membawa angin segar terhadap operasional maskapai nasional. Peningkatan efisiensi operasional maskapai dalam negeri juga terbantu dengan adanya paket kebijakan ekonomi yang membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) impor alat angkutan pesawat udara dan suku cadang karena dapat menekan biaya operasional dan perawatan pesawat. Sebaliknya, pelemahan nilai tukar Rupiah juga dapat memberikan manfaat bagi Indonesia dari turis asing yang menilai Indonesia sebagai destinasi yang lebih terjangkau.

Frekuensi Penerbangan Perseroan Meningkat sebesar 9,53% menjadi 250.088 penerbangan

Garuda Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan positif dalam kinerjanya pada akhir tahun 2015. Selama tahun 2015, frekuensi penerbangan Perseroan mengalami peningkatan sebesar 9,53% menjadi 250.088 penerbangan dari sebanyak 228.329 penerbangan pada tahun 2014. Jumlah penumpang yang diangkut juga tumbuh sebesar 13,12% menjadi 32,96 juta penumpang dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014, sebanyak 29,14 juta penumpang. Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan kapasitas produksi (Availability Seat Kilometer/ASK) sebesar 3,42%, dari 50,15 juta pada tahun 2014 menjadi 51,87 juta pada tahun 2015. Rata-rata tingkat isian penumpang (seat load factor) sepanjang tahun 2015 juga meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu menjadi 77,21% dari 71,77% pada tahun 2014. Sementara itu, jumlah angkutan kargo diangkut pada tahun tercatat sebesar 351,74 ton, menurun 12,93% dari tahun 2014. Penurunan kargo diangkut disebabkan karena pertumbuhan penumpang yang masih cukup tinggi pada tahun 2015.

22 Pesawat baru

Selama tahun 2015, Garuda Indonesia Group juga melakukan penambahan kapasitas dengan mendatangkan 22 pesawat baru yang terdiri dari 7 pesawat Boeing 737-800NG, 3 pesawat Boeing 777- 300ER, 2 pesawat Airbus A330-300, 3 pesawat CRJ 1000 NextGen, dan 3 pesawat ATR 72-600 termasuk 4 pesawat A330-200 untuk Citilink, sehingga total pesawat yang dioperasikan selama tahun 2015 adalah sebanyak 187 pesawat dengan rata-rata usia pesawat 4,3 tahun. Peningkatan kinerja ini antara lain didorong oleh kesuksesan program efisiensi yang dilakukan oleh manajemen dalam menurunkan biaya operasi. Kinerja menggembirakan Garuda Indonesia juga tidak lepas dari andil entitas anak dan SBU. Dari aspek operasi penerbangan, Citilink yang menyandang predikat Low Cost Carrier (LCC).

Secara keseluruhan, Perseroan berhasil memenuhi target finansial dan non-operasionalnya kecuali untuk utilisasi pesawat yang tidak maksimum akibat bencana alam di beberapa daerah di Indonesia yang menyebabkan pembatalan perjalanan dalam jumlah yang cukup signifikan. Di samping itu, Persero juga melakukan penutupan rute yang merugi di tahun 2015 dan meningkatkan utilisasi pesawat dari rute tersebut ke penerbangan charter.

4 Bank Swasta Untuk Kemitraan Hedging dalam bentuk Cross Currency Swap (CCS) senilai Rp2 triliun

Perseroan juga menggandeng 4 bank swasta dalam kemitraan lindung nilai alias hedging dalam bentuk Cross Currency Swap (CCS) senilai Rp2 triliun. Keempat bank tersebut yaitu PT Bank Internasional Indonesia Tbk, PT Bank Mega Tbk, ANZ Indonesia dan Standard Chartered Indonesia. Efisiensi dari transaksi CCS, tahap dua masa tenor 3 tahun 3 bulan diperkirakan mencapai US$35,5 juta. Dengan dipatoknya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS, maka pembayaran untuk biaya operasi dalam Dollar menjadi stabil dan kegiatan operasional Perseroan dapat lebih konsisten. Melalui penerapan strategi mitigasi keuangan yang mendukung pengembangan investasi perusahaan tersebut, Garuda Indonesia berhasil kembali rebound di tengah iklim industri yang kian ketat dan terus berubah. Akan tetapi, sejumlah tantangan masih membayangi kebangkitan Perseroan. Di antaranya adalah percepatan antisipasi pasar di mana Perseroan harus dapat berinovasi untuk membuat revenue generator bergerak lebih cepat sesuai yang diharapkan.

FINANCIAL HIGHLIGHT

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Laba Bersih Tahun Berjalan
Perseroan mampu memperoleh laba bersih sebesar US$77,97 juta atau 556,31% dari target tahun 2015 yang sebesar US$14,02 juta.

Pendapatan Usaha
pendapatan usaha sebesar US$470,03 juta, meningkat sebesar 16,48% dari tahun sebelumnya yaitu US$403,54 juta. Peningkatan ini berhasil dicapai
berkat pertumbuhan penumpang di pasar penerbangan LCC mengalami pertumbuhan yang signifikan, atau meningkat 24,16% di tahun 2015.

Aset
Total Aset Perseroan pada tahun 2015 tumbuh sebesar 6,33% menjadi US$3,31 miliar dari US$3,11 miliar pada akhir 2014. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
peningkatan Aset Lancar yang mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun 2014.

Liabilitas
Perseroan mencatat peningkatan dalam jumlah liabilitas sebesar 5,63% dari US$2,23 miliar pada akhir tahun 2014 menjadi US$2,36 miliar pada tahun 2015.
Peningkatan tersebut terutama didorong kenaikan jumlah liabilitas jangka panjang.

Ekuitas
Ekuitas mengalami kenaikan sebesar 8,10% menjadi US$950,72 juta dibandingkan tahun 2014 yang sebesar US$879,47 juta. Kenaikan ini terutama terkait dengan
keuntungan Perseroan di tahun 2015.

RENCANA STRATEGIS

Bank Indonesia (BI) meyakini nilai tukar Rupiah tidak akan terdepresiasi tajam sepanjang 2016 karena meredanya tekanan ekonomi eksternal dan prospek positif dari berlanjutnya pemulihan ekonomi dalam negeri. Profitabilitas yang membaik di tengah rendahnya harga avtur dan inisiatif efisiensi biaya yang dilakukan Perseroan menjadi faktor utama yang melandasi positifnya prospek Perseroan di mata dunia usaha global maupun nasional. Tahun 2016 diharapkan akan memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan industri penerbangan nasional.

IATA juga memprediksi pertumbuhan laba bersih industri penerbangan global di 2016 sebesar 5,1% menjadi US$36,3 miliar dan menaikkan prediksi laba bersih industri pada 2015 menjadi U$ 33 miliar atau naik 4,6%. Penguatan kinerja industri penerbangan global tahun depan dipicu oleh kombinasi beberapa faktor, yakni rendahnya harga minyak dunia, kenaikan permintaan jasa perjalanan, menguatnya perekonomian di beberapa wilayah kunci, serta keberhasilan upaya efisiensi. Selain itu, kinerja industri penerbangan nasional pada tahun 2016 akan turut dipengaruhi oleh pemberlakuan ASEAN Open Sky 2016. ASEAN Open Sky adalah kebijakan membuka wilayah udara antar-sesama anggota negara ASEAN yang akan dilaksanakan tahun 2016. Untuk mengantisipasi tren penerbangan tahun 2016 dan jangka panjang, Garuda Indonesia juga telah merancang strategi jangka panjang barunya yakni ‘Sky Beyond’.

Keterangan:


Tahun
2015
Peserta ARA
Ya
Kategori ARA
BUMN Non Keuangan Listed (BNKL)
Penghargaan
Jumlah Halaman
408
Kantor Akuntan Publik
Osman Bing Satrio & Eny (anggota / a member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited)
Biro Administrasi Efek
PT Datindo Entrycom
Kustodian
N/A
Agen Pemeringkat
N/A
Persatuan Karyawan
Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga), Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI), Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG).
NPWP
N/A
TDP
N/A
SIUP
N/A
Tags
garuda indonesia,laporan tahunan,2015,bumn,jasa transportasi,pesawat,penerbangan

* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id


Download Read PDF