SINERGI DAN INTEGRITAS CIPTAKAN KEUNGGULAN
Bank Mega Syariah senantiasa bersinergi demi membangun pondasi kokoh atas kelangsungan usaha yang berkelanjutan. Sinergi usaha yang terintegrasi merupakan komitmen Perusahaan untuk terus melaju dalam menciptakan produkproduk inovatif perbankan syariah. Komitmen tersebut juga merupakan salah satu elemen penting kami dalam mewujudkan visi usaha untuk menjadi bank syariah terdepan di Indonesia yang berperan dalam membangun negeri.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Pada tahun 2016, Aset BMS mencapai Rp6,14 triliun
Tahun 2016, Bank Mega Syariah berhasil membukukan kinerja yang cukup membanggakan, di tengah tantangan bisnis yang semakin ketat. Tahun 2016, BMS menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik dari posisi tahun 2015. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator keuangan antara lain aset, dana pihak ketiga, pembiayaan, ekuitas, dan laba bersih. Pada tahun 2016, aset BMS mencapai Rp6,14 triliun atau tumbuh 10,35% dari Rp5,56 triliun pada tahun 2015. Dari sisi dana pihak ketiga, BMS mampu mencapai nilai Rp4,97 triliun atau tumbuh 14,21% dari tahun 2015 sebesar Rp 4,35 triliun.
Dari sisi pembiayaan, BMS mampu menyalurkan dana sebesar Rp 4,71 triliun atau tumbuh 11,95% dari tahun 2015 sebesar Rp4,21 triliun. Indikator lain yang juga menunjukkan kinerja positif BMS adalah dari sisi ekuitas dimana BMS mampu mencapai nilai Rp1,06 triliun atau tumbuh 21,45% dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp874,29 miliar. Dengan laba bersih yang berhasil dibukukan sebesar Rp110,73 miliar atau tumbuh 895,87% dari tahun 2015 sebesar Rp12,22 miliar dan melampaui target yang telah ditetapkan di awal tahun yaitu sebesar Rp82,17 miliar.
Peningkatan laba bersih yang cukup signifikan dapat dihasilkan baik dari pe ningkatan volume bisnis, upaya penekanan biaya dana (Cost of Fund), penghematan beban operasional karena rasionalisasi jaringan kantor, perbaikan kualitas aktiva produktif, serta upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah.
FINANCIAL HIGHLIGHT
Aset
Aset pada Bank terdiri dari kas, giro dan penempatan pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, investasi surat berharga, piutang, pembiayaan, pinjaman qardh, aset ijarah, aset tetap, dan aset lain-lain. Posisi aset BMS per 31 Desember 2016 mencapai Rp. 6,14 triliun, tumbuh sebesar Rp. 575,42 miliar atau 10,35% dibandingkan dengan jumlah aset pada tahun 2015 sebesar Rp. 5,56 triliun. Peningkatan berasal dari surat berharga yang dimiliki, piutang murabahah dan pembiayaan musyarakah masing-masing meningkat sebesar 14,66%; 7,26% dan 504,99%. Komposisi aset terbesar berasal dari Piutang Murabahah sebesar Rp.4,30 triliun atau 70,10%.
Ekuitas
Jumlah ekuitas per 31 Desember 2016 sebesar Rp. 1,06 triliun atau meningkat sebesar 21,45% dari tahun 2015. Peningkatan ekuitas disebabkan oleh peningkatan modal disetor dan saldo laba masing-masing meningkat sebesar 10,04% dan 446,67%. Komposisi terbesar berasal dari modal disetor sebesar Rp. 847,11 miliar atau 79,78%.
Dana Pihak ketiga
Dari bisnis Bank, tahun 2016 Bank berhasil menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp. 4,97 triliun atau 110,17% terhadap target.
Pembiayaan
Bank berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp. 4,71 triliun atau 108,80% terhadap target RBB 2016.
RENCANA STRATEGIS
Alhamdulillah, Perusahaan sudah berada pada jalur yang sesuai dengan pengembangan bisnis ke depan. Rencana bisnis telah ditetapkan dan disadari bahwa tantangan dan persoalan tidaklah semakin mudah. Namun, dengan ikhtiar yang kuat, kebersamaan, sinergi baik antar perusahaan CT Corp maupun dengan mitra yang lain, dukungan pemegang saham pengendali serta senantiasa memohon pertolongan Allah, insha Allah Perusahaan akan tumbuh lebih baik di tahun 2017. Perusahaan optimis bisa menangkap dan menciptakan peluang demi penumbuhan bisnis dan menjaga tingkat kesehatan Perusahaan.
BMS akan tetap “fokus pada penguatan model bisnis komersial pada sisi pembiayaan, dan pengembangan segmen retail pada sisi pendanaan, yang disertai dengan peningkatan kualitas SDI yang dapat menunjang proses akuisisi bisnis maupun pengeolaan pada kedua pilar bisnis utama tersebut”. Sebagai penyangga untuk jangka pendek satu tahun mendatang, pembiayaan Joint Financing (JF) yang sudah menjadi bisnis utama BMS sejak beberapa tahun silam dan dinilai risikonya dapat dikelola dengan baik, masih menjadi andalan.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id