PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA

PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA Laporan Tahunan 2016

MENGUBAH BUDAYA KERJA MENGUATKAN USAHA

Peranan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia sangat penting untuk mendukung pertumbuhan perekonomian negara di tingkat nasional maupun global. Perum Perhutani sebagai satu-satunya BUMN kehutanan milik negara dengan areal pengelolaan hutan terluas di Indonesia mempunyai peran penting untuk memajukan pertumbuhan usaha dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya hutan dan lingkungan serta mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat sekitar hutan.

Pertumbuhan usaha yang baik adalah tantangan kinerja sumberdaya manusia perusahaan untuk menghasilkan kualitas produk dan jasa yang sesuai kebutuhan pemangku kepentingan. Dari performance yang ada, Perum Perhutani menetapkan untuk mengubah budaya kerja perusahaan agar sumberdaya manusia lebih berintegritas, kompeten, bekerjasama dalam tim untuk mempertahankan dan menyelamatkan usaha melalui restrukturisasi bisnis (business restructuring).

PERFORMANCE HIGHLIGHT

Pendapatan Usaha Konsolidasian tercapai sebesar Rp3.889,9 miliar

Pendapatan usaha konsolidasian tercapai sebesar Rp3.889,9 miliar atau 62,46% dari RKAP 2016. Beberapa faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target pendapatan, antara lain: penurunan harga kayu dan gondorukem, tidak optimalnya strategi dan kebijakan pemasaran yang diambil oleh manajemen, kendala pada penerapan sistem penjualan online dan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan (SIPUHH), tidak tercapainya target produksi getah pinus, Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin belum berproduksi penuh, serta belum beroperasinya Pabrik Sagu Papua.

Pada tahun 2016 perusahaan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp357,32 miliar, jauh lebih rendah dari realisasi tahun 2015 (restated) sebesar Rp106,10 miliar. Tidak tercapai target laba tersebut terutama disebabkan karena tidak tercapainya target pendapatan usaha dan tidak optimalnya efisiensi biaya. Total aset tahun 2016 sebesar Rp3,72 triliun atau turun 17,29% dibandingkan tahun 2015. Penurunan aset tersebut terutama berasal dari penurunan aset lancar, khususnya piutang dan persediaan. Kondisi likuiditas perusahaan harus terus dimonitor dan segera ditingkatkan sehingga tidak mengganggu operasional.

Selain itu, Pada tahun 2016 Perhutani telah mencatat beberapa pencapaian penting antara lain dalam implementasi tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dengan skor meningkat dari 83,3 menjadi 85,09. Perhutani memperoleh sertifikat FSC FM/CoC untuk KPH Banten sehingga dari 7 KPH menjadi 8 KPH bersertifikat FSC pada tahun 2016. Perhutani telah melaksanakan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dari 3 KPH bersertifikat menjadi 57 KPH pada tahun 2016.

FINANCIAL HIGHLIGHT

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Total Aset
Total Aset Perhutani tahun buku 2016 sebesar Rp 3,72 triliun, mengalami penurunan sebesar Rp 617,9 miliar atau 14% dibandingkan Total Aset tahun 2015 sebesar Rp 4,33 miliar.

Liabilitas
Total Liabilitas tahun 2016 sebesar Rp 2,19 triliun mengalami penurunan sebesar Rp 106,9 miliar atau 5% dibandingkan Total Liabilitas tahun 2015 sebesar Rp 2,31 triliun.

Ekuitas
Total Ekuitas tahun 2016 sebesar Rp 1,52 triliun, mengalami penurunan sebesar Rp 511,01 miliar atau 25% dari total ekuitas tahun 2015. Penurunan Ekuitas disebabkan dari rugi tahun berjalan.

RENCANA STRATEGIS

Komoditas kayu Indonesia semakin mudah masuk ke pasar global. Angka ekspor kayu asal Indonesia meningkat di tahun 2016, dengan nilai ekspor mencapai 9,3 miliar dolar AS. Ekspor kayu terbesar saat ini adalah ke Uni Eropa dan Asia. Peningkatan nilai ekspor juga terjadi karena kayu Indonesia telah memenuhi standar sustainability dan terbebas dari isu lingkungan. Dengan ketatnya isu-isu lingkungan dan menjaga sustainability di industri kehutanan, kami akan konservatif dalam melakukan penebangan kayu.

Kami senantiasa mengikuti aturan-aturan Pemerintah terkait dengan kebijakan pengelolaan hutan lestari. Namun, kami akan tetap berkembang melalui upaya memanfaatkan sumberdaya hutan untuk produk hasil hutan non-kayu seperti industri derivatif gondorukem, industry biomass, industri wisata alam dan agroforestry dengan melibatkan investor pihak ketiga maupun sinergi BUMN. Pencatatan laba Perhutani sebesar Rp. 121 miliar pada kuartal satu (Q1) 2017, atau meningkat 138 persen dibanding tahun 2016 Year of Year (YoY) yang sempat merugi Rp 321 miliar adalah sebuah prospek yang memperlihatkan kinerja positif perusahaan.

Keterangan:


Tahun
2016
Peserta ARA
Ya
Kategori ARA
BUMN Non Keuangan Non Listed (BNKNL)
Penghargaan
Jumlah Halaman
333
Kantor Akuntan Publik
Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan
Biro Administrasi Efek
N/A
Kustodian
N/A
Agen Pemeringkat
N/A
Persatuan Karyawan
N/A
NPWP
N/A
TDP
N/A
SIUP
N/A
Tags
perhutani,kehutanan,bumn,indonesia

* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id


Download Read PDF