MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS
MENGATASI TANTANGAN, MEMANFAATKAN PELUANG
Perekonomian Indonesia masih dipengaruhi oleh dampak negatif lemahnya ekonomi global dan berbagai tantangan makro-ekonomi dalam negeri. Melambatnya perekonomian Indonesia tercermin pada kinerja industri perbankan Indonesia yang mengalami penurunan kualitas kredit maupun perlambatan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga. BCA berhasil mempertahankan posisinya yang solid pada tahun 2015. Secara konsisten BCA menerapkan kebijakan hati-hati yang diarahkan pada upaya mempertahankan kualitas kredit, menjaga permodalan yang kuat dan mengelola posisi likuiditas yang sehat.
Dengan posisi keuangan yang kokoh, BCA mampu memberikan dukungan bagi para nasabah, sekaligus menangkap berbagai peluang usaha untuk menopang pertumbuhan berkelanjutan.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
BCA berhasil menjaga keseimbangan antara target-target jangka pendek maupun jangka panjang, untuk mencapai tujuan strategis sesuai dengan visi dan misi Bank
Pada tahun 2015 BCA kembali meraih hasil kinerja keuangan yang positif. BCA mengedepankan pendekatan bisnis yang hati-hati dan mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengelola dan meminimalisasi eksposur risiko yang dihadapi. Dengan posisi keuangan yang kokoh, BCA mampu memberikan dukungan bagi para nasabah, sekaligus menangkap berbagai peluang usaha untuk menopang pertumbuhan berkelanjutan. Keunggulan utama BCA terletak pada struktur pendanaan yang sebagian besar merupakan rekening dana transaksional giro dan tabungan (Current Accounts and Savings Accounts –CASA) yang stabil dan berbiaya bunga rendah. Dana CASA tetap merupakan porsi terbesar terhadap dana pihak ketiga Bank yang pada akhirnya memberi keunggulan kompetitif bagi BCA dalam penyaluran kredit, terutama dalam penentuan suku bunga kredit.
Pada tahun 2015 berbagai program kerja serta inisiatif jangka pendek dan jangka panjang yang dijalankan Perusahaan dalam mempertahankan kualitas kredit dan kinerja usaha yang solid, serta mendorong pertumbuhan Laba Bersih sebesar 9,3% menjadi Rp 18,0 triliun. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio – CAR) tercatat sebesar 18,7% dan rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio – LFR) tercatat sebesar 81,1% pada akhir tahun 2015, berada dalam kisaran target yang sehat. Sementara itu tingkat pengembalian atas aset (Return on Assets – ROA) tercatat sebesar 3,8% dan tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity – ROE) sebesar 21,9% disertai dengan rasio NPL yang terkendali sebesar 0,7%. BCA membukukan kinerja usaha positif yang diraih melalui langkah proaktif dalam mengelola portofolio kredit, menjaga kualitas kredit, mendukung kebutuhan keuangan para nasabah berkualitas, meningkatkan kapabilitas perbankan transaksi, dan terus mengembangkan bisnis anak-anak usaha.
71 Kantor Cabang Baru
Di tahun 2015 BCA membuka 71 kantor cabang baru, termasuk 54 kantor kas, dan menambah 387 ATM. Per 31 Desember 2015, BCA memiliki 1.182 kantor cabang yang terdiri dari 132 kantor cabang utama, 853 kantor cabang pembantu dan 197 kantor kas; 17.081 ATM dan ratusan ribu mesin EDC di seluruh Indonesia. Selain itu, BCA juga memperluas cakupan layanannya dengan mengembangkan kapabilitas layanan transaksi mobile banking dan melalui kerja sama dengan jaringan toko ritel untuk membantu nasabah dalam bertransaksi, seperti penarikan tunai, yang dikenal sebagai layanan Tunai BCA.
Transaksi Internet Banking Mencapai Rp 5.935 triliun
Di tahun 2015, nilai transaksi perbankan elektronik tertinggi berasal dari transaksi internet banking yang mencapai Rp 5.935 triliun, meningkat 10,9% dari Rp 5.350 triliun pada tahun 2014. Jumlah nasabah yang mengakses layanan KlikBCA Individu dan KlikBCA Bisnis mencapai 4,8 juta nasabah di tahun 2015. Nilai transaksi melalui m-BCA mencapai Rp 556 triliun pada tahun 2015, meningkat 14,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Jaringan ATM terus menjadi jaringan distribusi elektronik yang paling populer dengan frekuensi transaksi tertinggi sebesar 1.782 juta transaksi pada tahun 2015, lebih tinggi dibandingkan frekuensi transaksi tahun sebelumnya yang sebesar 1.678 juta transaksi, dimana sebagian besar merupakan transaksi terkait penarikan uang tunai dan permintaan informasi rekening.
Kredit Korporasi Tumbuh 17,2%
BCA telah menjadi salah satu bank utama penyalur kredit korporasi di Indonesia. Pada tahun 2015, segmen korporasi memegang peran penting dalam mendorong pertumbuhan portofolio kredit BCA secara keseluruhan. Kredit korporasi tumbuh 17,2% dan tercatat sebesar Rp 141,3 triliun pada akhir tahun 2015, dimana sebagian besar penyaluran kredit terjadi pada semester kedua. Peningkatan permintaan kredit korporasi pada paruh kedua 2015 ini didorong oleh sedikit membaiknya situasi perekonomian dengan adanya paket-paket kebijakan Pemerintah serta meningkatnya realisasi belanja Pemerintah dan peningkatan konsumsi domestic menjelang akhir tahun. Per Desember 2015, kredit modal kerja berkontribusi 46,9% terhadap total portofolio kredit korporasi, sedangkan kredit investasi memberikan kontribusi sebesar 53,1%. Kredit modal kerja tercatat sebesar Rp 66,3 triliun per 31 Desember 2015 atau tumbuh 16,7%, sedangkan kredit investasi meningkat 17,7% menjadi Rp 75,0 triliun.
Meraih Predikat “Sangat Baik” Terhadap Pelaksanaa GCG
BCA secara berkala melakukan self-assessment terhadap pelaksanaan GCG sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. Self-assessment tersebut dimaksudkan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas penerapan GCG di BCA. Perusahaan melaporkan bahwa hasil self-assessment terhadap pelaksanaan GCG di BCA pada tahun 2015 menghasilkan peringkat komposit dengan predikat “Sangat Baik.” Sementara itu, hasil self-assessment pelaksanaan tata kelola terintegrasi juga menghasilkan peringkat “Sangat Baik.” Komitmen pelaksanaan GCG tercermin dari berbagai penghargaan yang diterima Bank, antara lain, dari Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICG) dan majalah SWA sebagai Perusahaan Indonesia Sangat Terpercaya, serta penghargaan dari Finance Asia sebagai salah satu perusahaan yang memiliki tata kelola perusahaan terbaik di Indonesia.
FINANCIAL HIGHLIGHT
ASET
Pada akhir tahun 2015, BCA membukukan total aset sebesar Rp 594,4 triliun tumbuh 7,5% atau Rp 41,2 triliun dibandingkan dengan akhir tahun 2014 yang sebesar Rp 553,2 triliun. Pertumbuhan aset yang stabil memperkokoh posisi BCA sebagai bank terbesar ketiga di Indonesia berdasarkan aset.
Laba Bersih
Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 18,0 triliun pada tahun 2015, meningkat 9,3% dibandingkan pada tahun 2014 yang sebesar Rp 16,5 triliun. Laba bersih per saham (Earning Per Share - EPS) meningkat menjadi Rp 731 per saham di tahun 2015 dibandingkan Rp 669 per saham di tahun 2014.
Ekuitas
Tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity – ROE) tercatat sebesar 21,9% pada tahun 2015 dibandingkan 25,5% pada tahun 2014.
Liabilitas
Liabilitas BCA tumbuh sebesar 5,7% atau Rp 27,3 triliun menjadi Rp 504,7 triliun pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp 477,4 triliun. Peningkatan ini terutama didorong oleh pertumbuhan dana pihak ketiga yang merupakan 93,8% dari total liabilitas.
RENCANA STRATEGIS
Memasuki tahun 2016, Perusahaan akan tetap mengutamakan penerapan kebijakan dan langkah yang berhati-hati. Perusahaan tetap menyadari bahwa potensi peningkatan kredit bermasalah pada sector perbankan Indonesia secara keseluruhan dapat memberikan efek berantai kepada kualitas kredit BCA, meski kredit bermasalah masih diperkirakan berada pada tingkat risk appetite yang dapat diterima. Perusahaan melihat bahwa pendapatan bunga dari sector perbankan masih akan mengalami tekanan seiring dengan perlambatan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga di sektor perbankan Indonesia, yang diperkirakan masih tumbuh moderat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Untuk mempertahankan kinerja, Perusahaan akan terus menerapkan program-program efisiensi biaya serta terus menjajaki alternatif sumber pendapatan operasional selain bunga. Perusahaan percaya bahwa investasi yang dilakukan untuk memperkuat kapabilitas perbankan transaksi dan menyempurnakan infrastruktur kredit tidak bisa berhenti, mengingat prospek jangka panjang industri perbankan Indonesia, serta mengantisipasi meningkatnya persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN dan evolusi digital banking yang berkembang cepat. Pengembangan sumber daya manusia serta penyelarasan organisasi di seluruh unit kerja dan anak-anak usaha Bank merupakan faktor penting untuk lebih memperkuat posisi BCA sebagai bank terkemuka di Indonesia.
Bisnis Perbankan Individu memiliki prospek yang cerah dan akan menjadi salah satu fokus kegiatan BCA di masa-masa mendatang. Masyarakat kelas menengah yang terus bertumbuh akan menciptakan kebutuhan layanan perbankan seperti kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, kartu kredit, bancassurance dan produk perbankan individu lainnya.
BCA tetap fokus dan konsisten dalam memberikan layanan keuangan berkualitas bagi nasabah serta tetap berupaya memperkuat franchise perbankan transaksi. Perbankan Cabang menjalankan peran penting dalam memperkuat hubungan antara BCA dengan nasabah melalui penyediaan layanan transaksi perbankan maupun penyaluran kredit untuk para nasabah komersial dan UKM. Jaringan perbankan elektronik termasuk internet banking dan mobile banking menjadi semakin penting dalam memfasilitasi transaksi nasabah sejalan dengan cepatnya adaptasi masyarakat Indonesia terhadap teknologi informasi dan telekomunikasi yang terkini.
Memanfaatkan jaringan cabang yang tersebar luas dan berlokasi strategis di sentra-sentra perdagangan utama di Indonesia, BCA berada pada posisi yang tepat dalam menyediakan fasilitas kredit modal kerja dan investasi guna memenuhi kebutuhan pembiayaan para nasabah di segmen komersial dan Usaha Kecil & Menengah (UKM). Sebagai salah satu bank transaksi terkemuka di Indonesia, BCA mengelola lebih dari 14 juta rekening nasabah dan memproses rata-rata 11 juta transaksi per hari. Jaringan transaksi yang tersebar luas dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan finansial para nasabah perorangan dan perusahaan melalui beragam produk dan layanan yang berkualitas.
Perbankan transaksi BCA didukung oleh jaringan multichannel yang terdiri dari jaringan cabang dan perbankan elektronik. BCA terus memperluas jaringan cabang di berbagai wilayah perumahan terkemuka dan pusat bisnis utama di seluruh Indonesia. Guna memberikan keleluasaan bagi nasabah dalam bertransaksi sehari-hari, BCA secara konsisten mengembangkan berbagai jaringan perbankan elektronik berupa ATM termasuk Cash Recycling Machine. Beberapa inisiatif baru dalam layanan perbankan elektronik telah diluncurkan di tahun 2015 seperti uang elektronik berbasis aplikasi smartphone ‘Sakuku’, produk tabungan tanpa biaya administrasi ‘Laku’, dan produk electronic money ‘Duitt’. Dalam mengembangkan berbagai inisiatif bisnis di bidang layanan penyelesaian pembayaran, BCA mempertahankan fokus pada faktor kemudahan, keamanan, dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi.
Meningkatkan Kerja Sama Dengan Bank Asing
Perbankan korporasi akan meningkatkan kerja sama serta sinergi dengan unit-unit bisnis BCA lainnya dan anak-anak usaha dalam memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin beragam. Kerja sama dengan bank-bank asing di kawasan Asia akan terus diperluas guna menangkap peluang dari meningkatnya aktivitas transaksi antar negara dengan memberikan layanan trade finance, valuta asing dan cash management. Lebih lanjut, melalui referral dari bank-bank asing tersebut, seperti dari Thailand, Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan Filipina, BCA menjajaki peluang permintaan kredit baru dari para grup usaha investor asing yang berencana melakukan investasi langsung di Indonesia.
Perbankan Tresuri dan Internasional
Perbankan Tresuri dan Internasional akan senantiasa memberikan dukungan kepada bisnis korporasi, komersial & UKM, dan Wealth Management serta meningkatkan ragam produk dan kualitas layanan. BCA akan berupaya memanfaatkan berbagai peluang bisnis dari aktivitas tresuri dan transaksi perdagangan internasional. BCA berharap akan pertumbuhan bisnis yang lebih baik pada tahun 2016. Di masa yang akan datang, Tresuri BCA akan terus melaksanakan fungsi-fungsi utamanya untuk mengelola neraca dan likuiditas Bank secara prudent, sekaligus mengoptimalkan profitabilitas pengelolaan dana likuid Bank. Tresuri BCA terus mencermati perkembangan ekonomi, kondisi pasar serta perubahan-perubahan kebijakan Pemerintah, baik dalam menangkap peluang usaha maupun memitigasi risiko pasar.
Perbankan Internasional BCA akan terus menyempurnakan infrastruktur layanan remittance dan perdagangan internasional (trade). BCA bermaksud untuk memperkuat layanan transaksi remittance di sektor ritel – individu melalui kerja sama dengan pihak ketiga seperti Bank Pembangunan Daerah, Bank Perkreditan Rakyat dan toko-toko waralaba (toko ritel modern). Menyambut era Masyarakat Ekonomi ASEAN, Perbankan Internasional BCA berupaya membangun hubungan kerja yang efektif dengan para bank koresponden tertentu di ASEAN untuk membangun kerja sama yang lebih luas dari kegiatan usaha trade finance secara umum.
* Galeri memuat data laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Informasi, permintaan pemuatan maupun perubahan, hubungi: info@annualreport.id